Papalele Tenun Ikat Kuasai Tiga Gedung, Penjual dari Kampung Berteduh di Atap Langit
Tiga unit gedung los di Pasar Alok, Kota Maumere, Pulau Flores dikuasai oleh segelintir papalele tenun ikat
Penulis: Eugenius Moa | Editor: Rosalina Woso
Laporan REPORTER POS KUPANG.COM, Eginius Mo’a
POS-KUPANG.COM|MAUMERE--- Tiga unit gedung los di Pasar Alok, Kota Maumere, Pulau Flores dikuasai oleh segelintir papalele tenun ikat.
Keadaan itu menyebabkan para penjual tenun ikat yang datang dari kampung-kampung di Kabupaten Sikka tidak mendapatkan tempat jualan di dalam gedung.
Setiap hari Pasar Alok pada Selasa setiap pekan, penjual tenun ikat menggelar kain tenun ikat di halaman parkir. Kain tenun dijemur di bawah terik matahari, penjual menyingkir berteduh di bawah pohon atau emperan kios.

Mirisnya tiga unit los pasar yang lumayan luas sekitar 100-an meter persegi/unit gedung hanya dikuasai kelompok kecil papalele. Mereka memasang tali keliling tiang gedung lalu mamajang kain tenun. Sedangkan puluhan penjual kain tenun yang dominan perempuan tak kebagian tempat di dalam gedung.
Baca: Bupati Tote Minta Warga Matim Waspadai Tamu Asing
Baca: Pungutan Liar Masih Marak di Terminal Kota Lawawalang Larantuka
Maria Fransiska, perempuan penjual tenun ikat asal Desa Nelle Urung, Kecamatan Nele, menuturkan semua penjual tenun ikat sering mengalami perlakuan kasar penagih karcis. Ketika mereka protes membayar karcis Rp 1.000, karena jualan di bawah terik, petugas mengancam membuang kain tenun.
“Kami tenun saja sudah setengah mati, dia enak-enak ancam sepak kain tenunan,” ujar Maria. (*)