Meskipun Seperti Kandang Ayam, Pengajar Kober Tunas Baru Tetap Semangat Untuk Mengajar
Sedih dan mayayat hati ketika melihat gubuk yang beratap seng berdindingkan bambu serta beralaskan bambu seadanya.
Penulis: Gordi Donofan | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS KUPANG. COM, Gordi Donofan
POS-KUPANG.COM | MBAY -- Sebuah gubuk yang digunakan oleh Kelompol Belajar (Kober) Di Desa Persiapan Selalejo Selatan Kecamatan Mauponggo Nagekeo seperti kandang ayam.
Sedih dan mayayat hati ketika melihat gubuk yang beratap seng berdindingkan bambu serta beralaskan bambu seadanya.
Gubuk yang seperti kandang ayam itu berukuran 2,5 kali 5 meter dan menampung sekitar 21 orang anak Kober.
Gubuk Kober itu diberinama Kober Tunas Bangsa Mabhalese.
Dindingnya dirancang persis kandang ayam yang memiliki banyak cela. Didalam Kober ada beberapa alat peraga yang digunakan oleh para pengajar untuk melatih anak-anak Kober.
Diantaranya tulisan tentang Hari, Bulan dan Tahun serta alat peraga lainnya yang mendukung aktivitas belajar mereka.
Rupanya anak-anak Kober Tunas Baru tidak bisa menikmati kemewahan seperti halnya anak-anak PAUD di Kota.
Mereka masih menikmati apa yang ada saat ini. Bagi mereka tempat dan fasilitas bukan menjadi halangan untuk belajar tapi kemauan yang tinggi untuk belajar itu yang diutamakan.
Kober Tunas Bangsa itu letaknya persis disamping sekolah Dasar Mabhlese Desa Persiapan Selalejo Selatan Mauponggo.
Baca: Cuaca di Bandara UMK Waingapu Berawan dan Bandara Tambolaka Cerah Saat Ini
Baca: Korban Bom di Surabaya Bertambah Menjadi 25 Orang dan 57 Luka-luka, Berikut Ini Rinciannya
Jika musim hujan aktivitas belajar mengajar tidak bisa dilakukan karena air masuk kedalam gubuk.
Pengelola Kober Tunas Baru Mabhasele, Kritoforus Sare, kepada Pos Kupang, mengatakan, Kober Tunas Bangsa sudah lama didirikan. Kober didirikan oleh swadaya masyarakat Mabhalese.
Pria yang akrab disapa Kristo ini mengaku Kober Tunas Baru memiliki tiga orang pengajar dan jumlah anak Kober 21 orang.
Pria kelahiran Ende ini menuturkan Gubuk Kober Tunas Bangsa didirikan oleh masyarakat karena peduli dengan pendidikan. Kober setara dengan PAUD.
"Disini rata-rata yang ikut Kober ada usia 3 hingga 5 tahun. Ini swadaya masyarakat. Tidak ada bantuan dari pihak lain, " ungkap Kristo, Senin (14/5/2018).