Menguatnya Mata Uang AS, Bank Indonesia Melakukan Intervensi di Pasar Valas dan SBN

ntuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah (IDR) sesuai fundamentalnya, Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar SBN

Penulis: Hermina Pello | Editor: Ferry Ndoen
zoom-inlihat foto Menguatnya Mata Uang AS, Bank Indonesia Melakukan Intervensi di Pasar Valas dan SBN
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
ilustrasi - Petugas memperbarui data nilai tukar valuta asing di suatu kantor cabang bank

Laporan Wartawan POS-KUPANG. COM, Hermina Pello

POS-KUPANG. COM, KUPANG -  Mata uang AS (USD), yang pada hari Jumat kemarin (20/4/2018 ) menguat tajam terhadap semua mata uang dunia, termasuk rupiah, pada hari Senin (23/4/2018 ) ini kembali mengalami penguatan secara meluas (broadbased). Untuk itu Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar SBN dalam jumlah cukup besar.

Demikian siaran pers yang diterima Departemen Komunikasi Bank Indonesia melalui Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT pada saat jumpa pers di Kupang, Kamis (26/4/2018).

Dijelaskan, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah (IDR) sesuai fundamentalnya, Bank Indonesia telah melakukan intervensi baik di pasar valas maupun pasar SBN dalam jumlah cukup besar.

Dengan upaya tersebut, IDR yg pada hari Jumat sempat terdepresiasi sebesar -0,70%, pada hari Senin ini hanya melemah -0,12%, lebih rendah daripada depresiasi yg terjadi pada mata uang negara-negara emerging market dan Asia lainnya, seperti PHP -0,32%, INR -0,56%, THB -0,57%, MXN -0,89%, dan ZAR -1,06%.

Gambaran serupa juga tampak dalam periode waktu yang lebih panjang. Dengan dukungan upaya stabilisasi oleh BI, sejak awal April (mtd), IDR melemah -0,91%, lebih kecil daripada pelemahan mata uang beberapa negara emerging market lain, seperti THB -1,04%, INR -1,96%, MXN -2,76%, ZAR -3,30%. Demikian pula, sejak awal tahun 2018 (ytd) IDR melemah -2,35%, juga lebih kecil daripada pelemahan mata uang beberapa negara emerging market lain seperti BRL -3,06%, INR -3,92%, PHP -4,46%, dan TRY -7,17%.

Bank Indonesia akan terus memonitor dan mewaspadai risiko berlanjutnya tren pelemahan nilai tukar rupiah, baik yang dipicu oleh gejolak global (dampak kenaikan suku bunga AS, perang dagang AS-China, kenaikan harga minyak, dan eskalasi tensi geopolitik terhadap berlanjutnya arus keluar asing dari pasar SBN dan saham Indonesia) maupun yang bersumber dari kenaikan permintaan valas oleh korporasi domestik (terkait kebutuhan pembayaran impor, ULN, dan dividen yang biasanya cenderung meningkat pada triwulan II). Untuk itu, Bank Indonesia akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas rupiah sesuai fundamentalnya.

Mengenai penguatan USD di hari ini masih dipicu oleh meningkatnya yield US treasury bills mendekati level psikologis 3,0 persen dan munculnya kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari 3 kali selama 2018.

Kenaikan yield dan suku bunga di AS itu sendiri dipicu oleh meningkatnya optimisme investor terhadap prospek ekonomi AS seiring berbagai data ekonomi AS yg terus membaik dan tensi perang dagang antara AS dan China yang berlangsung selama tahun 2018 ini.

Sejalan dengan itu, pada hari Senin ini (23/4/2018 ) semua mata uang negara maju kembali melemah terhadap USD, antara lain JPY -0,25%, CHF -0,27%, SGD -0,35%, dan EUR -0,31%. Dalam periode yg sama, mayoritas mata uang negara emerging market, termasuk Indonesia, juga melemah. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved