Pilgub NTT
Esthon-Chris Hadiri Rakorwil PAN NTT, Ini Kata Awang Notoprawiro
Awang meminta kepada semua kader agar melakukan cara masing-masing untuk bekerja membesarkan PAN.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Fredrikus Royanto Bau
Laporan Wartawan Pos Kupang, Oby Lewanmeru
POS KUPANG.COM,KUPANG - Pasangan Calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay,M.Si - Drs. Christian Rotok hadir pada acara rapat koordinasi wilayah (rakorwil) DPW PAN NTT dan Silaturahmi di Rumah PAN NTT, Jumat (23/2/2018) malam.
Rakor ini membahas juga soal pilgub NTT, pilkada serentak dan pemilihan legislatif ini dihadiri pula Anggota DPR RI ,Ahmad Yohan, Ketua DPW PAN NTT, Awang Notoprawiro, Sekretaris DPW PAN NTT, Marthen Lenggu, serta seluruh Ketua, Sekretaris dan Anggota DPRD Kabupaten/Kota dan DPRD NTT dari Fraksi PAN.
Silaturahmi ini merupakan pertama kali usai Yohan Dilantik sebagai Anggota DPR RI PAW menggantikan Syahrulan Pua Sawa dari Daerah Pemilihan (Dapil) NTT satu.
Ketua DPW PAN NTT, Awang Notoprawiro mengatakan, tujuan dari silaturahmi ini untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan persiapan Pilkada serentak termasuk pilgub NTT tahun 2018 dan Pileg 2019.
Awang meminta kepada semua kader agar melakukan cara masing-masing untuk bekerja membesarkan PAN.
"DPW ikat perut demi kebesaran partai, harumkan nama partai, bukan untuk kepentingan seorang Awang Notoprawiro," kata Awang.
Ahmad Yohan mengatakan, momentum rakorwil dan silaturahmi merupakan hal yang perlu dipupuk terus.
Wakil Sekjen DPP PAN menyampaikan terima kasih kepada seluruh kader di NTT.
"Sebelum saya memulai aktifitas saya di Dapil, saya ingin bertemu saudara-saudaraku semua, terima kasih karena semua sudah turut mengambil bagian dalam kegiatan Rakorwil DPW PAN NTT," ujarnya
Sedangkan, untuk kemenangan Esthon-Christ, Yohan menegaskan, Esthon-Christ menggambarkan kondisi riil masyarakat.
"Keduanya sederhana, humble dan tidak neko-neko dengan pencitraan. Jadi kalau ada kampanye hitam yang mengatakan Esthon-Chris adalah paket calon gubernur NTT yang kere, maka itu bukan kampanye hitam. Itu asli. Keduanya menggambarkan kondisi masyarakat NTT," katanya. (*)