Satu Bulan Disandera Pemberontak, 2 Pilot Dibebaskan Setelah Tebusan 1,46 Milyar Rupiah Disetujui
Keduanya dibebaskan setelah pemerintah dan para pemberontak menyetujui jumlah uang yang harus dibayar
Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Rika Apriyanti
POS-KUPANG.COM -- Dua pilot asal Kenya telah ditahan oleh pemberontak di Sudan Selatan setelah pesawat yang mereka terbangkan jatuh di wilayah tersebut.
Kapten Pius Frank Njoroge dan rekan pilotnya Kennedy Shamalla selama lebih dari satu bulan berada di bawah pengawasan kelompok pemberontak Sudan People's Liberation Army-In Opposition (SPLA-IO).
Baca: Kepergok, Pelakor Dipukuli dan Bajunya Dirobek oleh Istri Sah di Jalanan, Begini Pengakuannya
Dilansir dari Daily Nation pada Rabu (21/2/2018) akhirnya mereka telah kembali ke rumah dan diterima oleh Sekretaris Kabinet Luar Negeri Monica Juma serta keluarga di Bandara Wilson di Nairobi.

Setelah tiba di Kenya, mereka langsung dibawa ke Rumah Sakit Mater untuk menerima perawatan.
Kapten Njoroge tampak lemah saat mendarat dan dibantu oleh petugas Palang Merah Kenya untuk berjalan.
Baca: Lima Seniman Mancanegara Tiba di Kupang, Ini Tujuan Kedatangan Mereka
Juma mengatakan bahwa kementerian dan perusahaan tempat mereka bekerja telah melakukan berbagai upaya untuk membebaskan kedua pilot tersebut.
"Kenya menyesalkan tindakan SPLM-IO yang tidak ramah dan tidak manusiawi terhadap kecelakaan yang terjadi," kata menteri tersebut.
Dia mengecam tindakan penangkapan serta penahanan pilot tersebut.
Baca: Dikalungi Selendang Tenun Iat NTT Seniman Internasional Mr Craig Langsung Bilang Begini
Juma juga meminta orang-orang Kenya yang sedang bepergian ke Sudan Selatan untuk berhati-hati.
Keduanya dibebaskan setelah pemerintah dan para pemberontak menyetujui jumlah uang yang harus dibayar sebagai kompensasi atas hilangnya nyawa dan harta benda saat Pesawat Kafilah Cessna jatuh di Akobo, di wilayah Greater Upper Nile, Sudan Selatan, pada 7 Januari 2018.

Pemilik pesawat terbang, Kapten Godwin Wachira yang juga berada di bandara, mengatakan bahwa perusahaan asuransi UAP telah memberikan uang kepada pemberontak sebesar 107,743 dollar (Sh11 juta) atau sekitar 1,46 milyar rupiah.
(Tribunnews/ Rika Apriyanti)