Breaking News

Waduh! Ada 600 ODGJ di Manggarai dan 40 Masih Dipasung

Ini penjelasan dari dr Ronald Susilo terkait dengan jumlah dan penanganan orang dengan gangguan jiwa di Kabupaten Manggarai

Penulis: Aris Ninu | Editor: Marsel Ali
Pos Kupang/Aris Ninu
dr Ronald Susilo (kedua dari kanan) bersama pasien di Panti Renceng Mose di Manggarai 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu

POS-KUPANG.COM | RUTENG - Hingga saat inim tercatat di Kabupaten Manggarai, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sebanyak 600 orang. Dari jumlah itu, ada 40 ODGJ yang masih dipasung oleh keluarganya.

Keluarga memasung ODGJ karena alasan keamanan dan takut membahayakan kehidupan orang lain yang ada di masyarakat.

Data jumlah ODGJ di Manggarai ini dibeberkan dr.Ronald Susilo kepada ditemui wartawan di Panti Rehabilitasi Renceng Mose, Kelurahan Bangka Leda, Kecamatan Langke Rembong, Rabu (7/2/2018) siang.

"Data ini yang kami rekap sesuai pasien yang sering datang berobat dan meminta pengobatan keluarga di Panti Renceng Mose. Namun kami tidak bisa melayani semua karena alasan kapasitas gedung belum cukup menampung pasien. Kami masih melihat orang sakit jiwa berkeliaran di Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai," kata Ronald.

Ia mengungkapkan, sejak berdiri pada tahun 2014, Panti Rehabilitas Renceng Mose yang didirikan Biara Bruder Caritas berpusat di Roma-Italia tersebut sudah menangani banyak pasien dari berbagai wilayah di kabupaten se-daratan Flores.

"Di ruangan perawatan dan tenaga medis masih kurang. Sampai sekarang di Panti Renceng hanya dapat menampung 30 pasien nginap di 10 ruang yang tersedia. Harusnya, satu ruang terdiri atas dua pasien sakit jiwa karena banyak pasien yang datang di Panti Renceng Mose, terpaksa melebihi kapasitas. Kami menerima pasien sebanyak 30 orang dimana satu ruang terdiri atas tiga pasien,"ujar Ronald.

Dia mengatakan, dirinya merasa kasihan melihat jumlah orang sakit jiwa di kabupaten Manggarai yang begitu banyak akan tetapi keterbatasan ruang di Panti Renceng Mose sehingga banyak pasien yang sering ditolak.

Untuk sementara, sambil mendapatkan kontrol dan perawatan dari tim medis dan psikolog Panti Renceng Mose.

Dikatakannya, ada dua kabupaten yang punya partisipasi tinggi menghantarkan pasien sakit jiwa menuju panti Renceng Mose yaitu kabupaten Mangggarai Timur ( Matim) dan Ende.

"Malah kabupaten Ende terlebih dahulu melakukan ikatan kontrak dengan kami sehingga pasien selalu penuh, "jelasnya.

Ronald yang mempunyai rasa prihatin dengan pasien sakit jiwa menginginkan semua pasien dirawat sama seperti pasien penyakit lainnya karena selain perawatan fisik dan bimbingan psikis pihak Panti Renceng sudah menyediakan obat bagi pasien.

dr Ronald Susilo
dr Ronald Susilo (Pos Kupang/Aris Ninu)

"Banyak orang menganggap sakit jiwa merupakan hal mistis sebenarnya sama dengan penyakit diabetes, hipertensi dan penyakit biasa lain yang mempunyai obat juga untuk menyembuhkanya," tegas Ronald.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Pos Kupang, dari penghasilannya sebagai seorang dokter di kabupaten Manggarai dengan niat dalam rangka meningkatkan pelayanan pasien sakit jiwa, selain sebagai dokter yang merawat pasien sakit jiwa, Ronald juga sebagai donatur utama menyumbangkan pembangunan ruang klinik dan dua ruang isolasi bagi pasien sakit jiwa yang dipasung

Dengan melihat jumlah pasien sakit jiwa dalam jumlah banyak, dia berharap dukungan Pemda Manggarai dan pihak lain dalam peningkatan fasilitas ruang dan tenaga medis di Panti Renceng Mose

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved