Ada Kelenteng Berusia 300 Tahun, Disini Tempatnya, Yuk Nengok!

bangunan Kelenteng Tien Kok Sie hanya mengalami perbaikan kecil, mengingat bangunan kelenteng sebagai cagar budaya dilindungi.

Editor: Rosalina Woso
(KOMPAS.com/Labib Zamani)
Humas Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Candra Halim sedang melakukan sembahyang di Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Jawa Tengah, Senin (5/2/2018). 

POS-KUPANG.COM--Berdirinya Kelenteng Tien Kok Sie di Jalan RE Martadinata Solo, Jawa Tengah tak bisa lepaskan dari pusat perdagangan.

Di manapun penduduk Tionghoa berada, selalu dekat dengan pasar. Maka tak jauh dari pusat perdagangan itu pula akan berdiri bangunan kelenteng.

Kelenteng Tien Kok Sie di Jalan RE Martadinata Solo, Jawa Tengah, Senin (5/2/2018).
Kelenteng Tien Kok Sie di Jalan RE Martadinata Solo, Jawa Tengah, Senin (5/2/2018). ((KOMPAS.com/Labib Zamani))

Terbukti bangunan klasik berarsitektur Tiongkok dengan warna dominan merah menyala dan kuning emas itu berdiri kokoh sampai sekarang di kawasan pusat perdagangan. Tepatnya, di selatan bangunan Pasar Gede Hardjonagoro atau lebih dikenal dengan sebutan Pasar Gede.

Ada juga Pose Kelenteng lain di Indonesia dan Dunia.

Masjid Al Mahdi, bergaya mirip Kelenteng, di komplek Perumahan Armada Estate, Kota Magelang, awal Juni 2017
Masjid Al Mahdi, bergaya mirip Kelenteng, di komplek Perumahan Armada Estate, Kota Magelang, awal Juni 2017 (.(Kompas.com/Ika Fitriana))

Tempat ibadah untuk Tri Dharma (Taoisme, Khonghucu, dan Budha) ini diperkirakan sudah berumur lebih dari 300 tahun.

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribun Jateng/M Syofri Kurniawan)

Dibangun sekitar 1748, tiga tahun setelah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berdiri tahun 1745. Kelenteng sebagai tempat ibadah warga dan masyarakat keturunan Tionghoa ini awalnya berada di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Geger Pecinan (pertempuran etnis Tionghoa melawan Belanda) di Kartasura membuat keraton harus pindah ke Desa Sala (tempat yang sekarang dibangun Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat).

Seiring perpindahan ibu kota kerajaan, pusat nagari termasuk pusat keramaian (pasar) juga berpindah. Begitu pula dengan kelenteng.

Humas Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Candra Halim sedang melakukan sembahyang di Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Jawa Tengah, Senin (5/2/2018).

Kelenteng Tien Kok Sie berdiri di atas lahan seluas 250 meter persegi. Di belakang kelenteng terdapat Kali Pepe, pelabuhan kecil sebagai akses keluar masuknya perdagangan ke Solo.

Baca: Romantis Baget Bikin Iri Deh! Intip Kemesraan Al Ghazali dan Alyssa Daguise di Paris

Kali Pepe yang bermuara menuju Bengawan Solo ini menjadi sarana transportasi para pedagang dari berbagai luar daerah ke Solo.

"Dulu belum umum kereta api dan pesawat terbang. Naiknya itu kapal, perahu, atau getek, dan mereka (pedagang) mampirnya ke pasar ini. Pasar ini sudah lama. Bukan bangunannya, tapi pasarnya," kata Humas Kelenteng Tien Kok Sie Solo, Candra Halim saat berbincang dengan Kompas.com di Solo, Senin (5/2/2018).

Baca: Baca Empat Berita Terpopuler: Pria Nikahi Anaknya, hingga Putri Saddam Hussein Jadi Buronan Irak

Sejak pertama dibangun, bangunan Kelenteng Tien Kok Sie hanya mengalami perbaikan kecil, mengingat bangunan kelenteng sebagai cagar budaya dilindungi.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved