Tiga Kecamatan di Kota Kupang Ini Raih Jumlah Tertinggi Kasus DBD, Basmi Pakai Rumus 3 M dan 3 Plus

Putuskan mata rantai jentik nyamuk dengan menjaga lingkungan tetap bersih melalui 3 M dan ditambah 3 plus yakni penaburan abate.

Penulis: Maria Enotoda | Editor: Rosalina Woso
Net
Nyamuk 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Any Toda

POS-KUPANG.COM|KUPANG--Dari enam kecamatan di Kota Kupang, terdapat tiga Kecamatan yang mengalami kasus DBD tertinggi yakni Kecamatan Maulafa dan Kelapa Lima serta Oebobo.

TOTO SIHONO
Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti dan DBD
TOTO SIHONO Ilustrasi nyamuk Aedes aegypti dan DBD (TOTO SIHONO)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Kupang per bulan Januari 2018 terdapat 60 kasus DBD sesuai hasil diagnosa.

Baca: Ketua LPM Fatululi Berang Soal Genangan Air di Jalan Monginsidi

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Kupang, Sri Wahyuningsi saat dihubungi Sabtu (3/2/2018) menuturkan,untuk kasus DBD DBD di Kecamatan Kelapa Lima sebanyak 13 kasus DBD, dan Kecematan Maulafa sebanyak 13 kasus DBD, serta Kecamatan Oebobo sebanyak 17 kasus.

Sri Wahyuningsih
Sri Wahyuningsih (POS KUPANG/HERMINA PELLO)

"Kasus DBD terbanyak terjadi di wilayah yang padat pemukiman. Kita perlu upaya penanganan DBD yang dilakukan dari dinas kesehatan sendiri yakni melalui pemantauan jentik berkala, penyuluhan dan pembagian abate," lanjutnya.

Baca: Kisah Asmara Gubernur Jambi Zumi Zola dengan Peni Farnita Saputri, Bikin Syok!

Oleh karena itu, Sri menghimbau agar masyarakat berperan aktif dalam memutuskan mata rantai jentik nyamuk dengan menjaga lingkungan tetap bersih melalui 3 M dan ditambah 3 plus yakni penaburan abate.

Sri Wahyuningsih S KM, M KES
Sri Wahyuningsih S KM, M KES (POS KUPANG/ANDRI ATAGORAN)

"Jumlah kasus DBD yang terjadi selama Januari tersebut sudah ditangani di rumah sakit, dan lebih banyak usia anak-anak dari usia kurang dari 1 tahun sampai lebih dari 15 tahun. Sehingga paling banyak pada kisaran usia 1 sampai 9 tahun," ujarnya.

Ia juga mengatakan penanganan DBD tidak hanya dilakukan oleh petugas kesehatan melalui penyuluhan tetapi dari masyarakat itu sendiri dengan membersihkan halaman rumah.

Nyamuk
Nyamuk (Net)

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Kupang, Obed D.R Kadji saat dihubungi Minggu (4/2/2018) mengatakan, salah satu penyebab wabah DBD dipengaruhi lokasi yang ada genangan.

"Kami sebagai dinas yang menangani masalah lingkungan juga akan melakukan pendataan titik genangan untuk kami usulkan anggarannya melalui terobosan mengatasi genangan air," katanya.

Selain itu menurut Obed, penanganan masalah genangan ini tidak hanya mengharapkan dari dinas terkait, tapi kelurahan harus berkolaborasi bersama warga mengatasi masalah genangan di wilayah masing-masing. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved