Natal 2017
Natal Sebentar Lagi! Tahukah Kamu Perbedaan Sinterklas dan Santa Klaus? Ini Jawabannya
Pada masa Hindia Belanda, orang-orang Belanda di Indonesia kerap merayakan Hari Sinterklas setiap 5 Desember.
POS-KUPANG.COM- Santa Calus atau Sinterklas memiliki tawa yang khas yang selalu terdengar menjelang perayaan Natal.
Pria berkostum merah lengkap dengan jenggot putih panjangnya itu lebih sering muncul di tayangan televisi dan pusat perbelanjaan menjelang perayaan Natal seperti saat ini.
Dia juga tidak lupa membawa sekarung hadiah untuk dibagi-bagikan.
Tentu saja, tujuannya untuk memeriahkan Natal yang jatuh setiap tanggal 25 Desember setiap tahunnya.
Bicara soal Natal, tahu kah Anda bahwa Sinterklas dan Santa Claus berbeda?
Mungkin Anda mengira kedua sosok itu sama, hanya penyebutannya yang berbeda.
Faktanya, keduanya adalah orang berbeda.
Baca: Anggota Polisi Lebih Tanggap Tangani Pohon Tumbang di Jalan Frans Seda-Kota Kupang
Apa bedanya?
Rodenberg dan Wagenaar dalam Essentializing ‘Black Pete’: competing narratives surrounding the Sinterklaas tradition in the Netherlands yang dipublikasikan dalam jurnal International Journal of Heritage Studies, menyebutkan bahwa Sinterklas terilhami dari Saint Nicolas, seorang uskup asal Myra yang hidup sekitar abad ke-3 Masehi.
Nicolas yang punya sikap dermawan dan suka berbagi kepada orang-orang miskin lantas menginspirasi "lahirnya" cerita Sinterklas di Belanda.
Lantaran hal itu, Sinterklas digambarkan layaknya uskup, lengkap dengan jubah keuskupan, topi uskup yang disebut mitre, dan tongkat gembala uskup yang pada bagian atasnya melingkar.
Masyarakat Belanda menceritakan bahwa Sinterklas berasal dari Spanyol.
Dia memiliki rambut gondrong dan janggut berwarna putih.
Setiap menjelang natal, Sinterklas selalu berkelana mengunjungi satu rumah ke rumah lain.