Lakoat.Kujawas Gulirkan Program Residensi Kesenian Apinat-Aklahat, Inilah Manfaatnya

Untuk kesekian kalinya komunitas ini menyelenggarakan kegiatan kesenian, kewirausahaan dan literasi di tingkat desa secara

Editor: Dion DB Putra
ISTIMEWA
Aktivitas anggota Lakoat.Kujawas, komunitas orang muda di Timor Tengah Selatan (TTS) yang mengintegrasikan kewirausahaan sosial dengan perpustakaan warga, ruang kerja kolaborasi, komunitas kesenian, ruang arsip dan homestay. 

POS KUPANG.COM, TAIFTOB -- Lakoat.Kujawas merupakan sebuah komunitas orang muda di Timor Tengah Selatan (TTS) yang mengintegrasikan kewirausahaan sosial dengan perpustakaan warga, ruang kerja kolaborasi, komunitas kesenian, ruang arsip dan homestay.

Untuk kesekian kalinya komunitas ini menyelenggarakan kegiatan kesenian, kewirausahaan dan literasi di tingkat desa secara swadaya dan melibatkan inisiatif warga desa.

Untuk program residensi kesenian Apinat-Aklahat ini Lakoat.Kujawas didukung oleh SMPK St. Yoseph Freinademetz Kapan dan Koalisi Seni Indonesia (KSI), sebuah lembaga yang kerap mendukung kegiatan kesenian berbagai komunitas di Indonesia. Berikut siaran pers yang diterima dari Dicky Senda, ketua komunitas Lakoat.Kujawas mengenai kegiatan komunitas tersebut.

Mengapa memilih model program residensi?

Model residensi ini menarik sebab selama dua pekan atau lebih, seorang seniman diajak untuk tinggal bersama warga, membuat sebuah program kesenian bersama, menciptakan sebuah kesempatan untuk belajar bersama dan saling transfer pengetahuan antara seniman dari luar dan warga lokal.

Aktivitas anggota Lakoat.Kujawas,  komunitas orang muda di Timor Tengah Selatan (TTS)
Aktivitas anggota Lakoat.Kujawas, komunitas orang muda di Timor Tengah Selatan (TTS) (ISTIMEWA)

Khusus untuk tahun ini kami fokus pada seni teater, dengan mengundang seniman teater asal Makassar, Shinta Febriany yang sudah tinggal di desa Taiftob sejak tanggal 10 Novomber lalu dan akan berakhir tanggal 23 November 2017.

Selama hampir dua pekan ini, Shinta yang adalah seorang sutradara di kelompok teater bernama Kala di kota Makassar, tidak saja belajar tentang kesenian dan kebudayaan Mollo, namun diajak untuk membuat sebuah lokakarya seni teater bersama anak dan remaja Desa Taiftob yang bergiat di Komunitas Lakoat.Kujawas.

Lakoat.Kujawas bahkan mengajak serta seorang seniman lokal asal Mollo, bapak Oktovianus Sunbanu yang adalah seorang penutur seni bonet dan natoni untuk berkolaborasi di proyek residensi kesenian Apinat-Aklahat.

Mengapa Membuat Residensi Kesenian Apinat-Aklahat?

Sejak setahun bergiat bersama warga desa Taiftob, kami telah memberikan kesempatan kepada ratusan anak desa Taiftob untuk mengakses bahan bacaan yang beragam, juga kesempatan untuk belajar bahasa Inggris, fotografi, tari dan teater bersama dengan puluhan orang muda dari SoE, Kupang bahkan dari luar NTT yang mau bekerja sukarela sebagai fasilitator. Orang muda dan orang tua di Mollo diajak untuk giat bertani dan menenun sebagai sebuah prospek ekonomi yang baik.

Kami menggunakan internet untuk memperkenalkan potensi lokal: wisata alam, madu hutan, kopi Mollo, tas tenun (alkosu) dan sambal lu'at. Dan pelan-pelan mulai mengajak komunitas dan pemangku desa untuk mengembangkan community based tourism.

Secara mandiri berkreasi membuat festival kecil-kecilan di tingkat kampung yakni Festival Elaf Dame (Desember 2016), Festival panen Mnahat Feu (Maret 2017) dan Festival Pau Kolo (Agustus 2017).

Warga juga mulai dilibatkan untuk mengarsipkan motif tenun, cerita rakyat, foto sejarah dan berbagai dokumen lainnya. Bahkan dari hasil arsip yang dikumpulkan itu, pernah sekali kami pamerkan untuk publik di tingkat kecamatan Mollo Utara.

Dengan model integrasi seperti ini, kami rasa akan bisa punya dampak besar dan semua yang terlibat mendapat manfaat, khsusunya generasi muda Mollo. Mollo akan bisa dilihat sebagai tanah harapan, bukan tanah ketidakpastian.

Mimpi kami adalah desa Taiftob bisa hidup dan menjadi contoh bagaimana sebuah desa bisa menjadikan kesenian, kewirausahaan dan literasi sebagai tiga titik yang mempertemukan warga yang aktif, berdaya dan mandiri.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved