SD GMIT Kuanino I Minim Perhatian Yayasan

Ini yang dikatakan kepala SD GMIT Kuanino I, Kota Kupang terkait dengan keadaan sekolah itu

Penulis: Gordi Donofan | Editor: Marsel Ali
Pos Kupang/Gordi Donofan
Kepala Sekolah Dasar (SD) GMIT Kuanino I Kota Kupang, Agnes N. Ndaumanu, S.Pd 

Laporan Reporter Pos Kupang, Gordi Donofan

POS KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Sekolah Dasar (SD) GMIT Kuanino I Kota Kupang, Agnes N. Ndaumanu, S.Pd, mengatakan, jumlah siswa yang masuk setiap tahun menurun.

"Tahun 2015/2016 jumlah siswanya 100 orang. Tahun 2016/2017 jumlahnya 91 orang. Dan tahun 2017/2018 jumlah siswanya 90 orang," ungkap Agnes ketika ditemui Pos Kupang pada Selasa (24/10/2017).

Ia mengatakan, pada tahun 2016 siswa kelas satu baru itu hanya 16 orang. Begitu juga tahun ini siswa kelas I ada 16 orang.

"Kendala yang kami hadapi adalah sekolah di seputaran SD GMIT ini sudah semakin banyak. Terus fasilitas sekolah itupun bagus sehingga orangtua siswa lebih memilih untuk sekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah yang memiliki fasilitas lengkap," ungkapnya.

Ia mengaku, sarana untuk rombongan belajar di SD Gmit Kuanino I lumayan. Ada 6 rombongan belajar.

"Kami tidak ada ruangan guru, tidak ada ruangan UKS dan kantin tidak ada. Apalagi lab dan internet itu tidak ada," jelasnya.

Ia mengungkapkan, guru yang mengabdi di sekolah tersebut cukup. Ada 7 orang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 4 orang honorer semuanya sudah sarjana pendidikan.

"Memang siswa kami sedikit sekali. Hanya 90 orang saja sampai saat ini. Gaji guru honorer dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Itupun hanya 662.000 per bulan. Tapi sampai sekarang sudah hampir sudah 4 bulan juga belum ada gaji dari pemerintah. Nah bagaimana kalau gurunya tidak makan? Itu yang mau kejar mutu bagus yang akan dihasilkan dari sekolah," ungkapnya.

Ia mengatakan, fasilitas lain yang kurang mendukung di sekolah itu adalah soal keamanan karena tidak ada pagar sekolah.

"Orangtua dari siswa juga mungkin kuatir keamanan anaknya ketika ada disekolah. Karena memang tidak ada pagar di sekolah. Sekolah inikan tempatnya sangat terbuka. Sehingga mungkin orang tidak menyekolahkan anaknya di tempat ini," jelasnya.

Ia mengharapkan agar pihak Yayasan untuk memperhatikan sekolah SD GMIT Kuanino I dengan membantu membuat pagar sekolah dan memperjuangkan gaji para guru honorer minimal sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kota Kupang.

"Gaji honorer betul-betul harap dari dana BOS. Tapi sudah 4 bulan ini belum diterima. Sejak bulan Juli hingga bulan Oktober," ungkapnya.

Ia mengaku sejak tahun 1950 SD GMIT Kuanino I berdiri tapi tidak diperhatikan soal fasilitas dan kesejahteraan para guru honorer.

"Sudah seharusnya Yayasan mesti lihat semua ini. Lihat keadaan guru honorer dan kesejahtraan mereka. Yayasan tidak menyokong kebutuhan di sekolah dan sekolah hanya berharap dana BOS saja," harapnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved