November dan Desember 2016

Honor Atlet PPLP NTT Diduga Diselewengkan Dispora NTT

PPK yang tanda tangan SPJ, yang artinya dia tahu uang itu sudah diserap atau belum. Dia juga tahu kalau uang saku atlet belum dibayar.

Penulis: PosKupang | Editor: Sipri Seko
ferry ndoen
POS KUPANG/FERRY NDOEN Suasana pelaksanaan tes atlet PPLP binaan Dispora NTT, di Stadion oepoi, Kupang, Jumat (21/4/2017) pagi. 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Uang saku atau honor atlet, pelatih dan tim independen PPLP NTT bulan November dan Desember 2016 sebesar Rp 68 juta diduga raib. Sampai saat ini para atlet dan pelatih serta asisten pelatih belum mendapatkan haknya itu.

Beberapa atlet dan pelatih yang ditemui di sela-sela latihan di Kompleks Stadion Oepoi, Kupang beberapa waktu lalu mengungkapkan hal tersebut.

"Kalau sampai awal November ini tidak ada realisasi, kami akan lakukan aksi. Uang itu hak kami," kata seorang pelatih yang tidak ingin ditulis namanya.

Untuk diketahui, Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) NTT yang dikelola Dispora NTT dihuni oleh 40 atlet.

Para atlet terdiri dari atletik 13 orang, tinju 13 atlet, pencaksilat 7 atlet dan taekwondo 7 atlet. Cabang atletik dan tinju masing-masing diasuh satu pelatih dan satu asisten, sedangkan pencaksilat dan taekwondo satu pelatih.

Sesuai data yang diperoleh, setiap bulan para atlet menerima uang saku sebesar Rp 500 ribu. Pelatih kepala Rp 2,5 juta dan asisten pelatih Rp 2 juta. Jumlah ini masih akan dipotong dengan pajak penghasilan (PPh).

Informasi yang dihimpun dari sumber terpercaya, uang saku atlet dan pelatih dialokasikan dari dana APBN. Laporan pertanggungjawaban untuk penggunaan dana APBN tahun anggaran 2017, sudah selesai. Serapannya 100 persen.

"Artinya, semua item sudah selesai dibayar atau dikerjakan. Tapi ternyata uang saku atlet untuk November dan Desember 2016 sudah hampir satu tahun belum dibayar. PPK yang tanda tangan SPJ, yang artinya dia tahu uang itu sudah diserap atau belum. Dia juga tahu kalau uang saku atlet belum dibayar, karena memang ada yang pernah ke sini untuk tanya," jelas sumber Pos Kupang.

Sumber itu mengatakan, penyidik Polda NTT pernah mengumpulkan data terkait dana ini, namun hingga saat ini belum diketahui tindaklanjutnya.

"Kalau aparat masuk, harusnya mereka dapat banyak temuan. Di sini kelola anggaran memang sedikit, tapi putar balek-nya sangat banyak," tambahnya.

Beberapa atlet yang ditemui di sela-sela latihan di Stadion Oepoi, enggan memberikan komentar. "Pelatih suruh kami jangan kasih komentar dulu. Katanya kalau mereka tidak bayar bulan depan baru kami buat protes. Kami juga tidak tahu kenapa belum dibayar," ujar seorang atlet.

Mereka mengemukakan, pernah selama empat bulan di awal tahun ini, mereka tidak menerima uang saku. Setelah protes dan mengadu ke Komisi V DPRD NTT, barulah pengelola membayar hak mereka.

"Kalau tahun ini ada uang, seharusnya yang tahun lalu juga sudah dibayar. Mungkin dong (mereka) sudah makan kasih habis itu uang," ujar seorang atlet atletik sambil tertawa.

Beberapa pelatih yang ditemui mengatakan, atlet akan sangat kesulitan bila uang sakunya terlambat dibayar. Pasalnya, para atlet ini berasal dari beberapa kabupaten di NTT sehingga jauh dari orangtua, sehingga harapannya untuk membeli kebutuhan sekolah maupun pulsa handphone dan lainnya hanya lewat uang saku ini.

"Ada yang terpaksa pinjam di kami. Beruntung kami PNS sehingga masih ada sedikit uang. Tapi kami kuat berapa. Kami sudah sering minta agar bendahara segera bayar, tapi mungkin mekanismenya demikian sehingga sering terlambat dibayar," kata pelatih yang tidak mau ditulis namanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved