Medah: Seharusnya Tak Perlu Mundur

Alex Ena dan Hermanus Boki Mundur dari Golkar

Drs. Alexander Ena dan Hermanus Th. Boki tidak perlu mengajukan surat pengunduran diri sebagai anggota partai berlambang beringin itu.

Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar NTT, Ibrahim Agustinus Medah mengatakan, seharusnya Drs. Alexander Ena dan Hermanus Th. Boki tidak perlu mengajukan surat pengunduran diri sebagai anggota partai berlambang beringin itu. Sebab status keanggotaan mereka sudah gugur ketika mereka menjadi pengurus partai dan Ormas Nasional Demokrat (Nasdem).

"Mereka tidak perlu mengundurkan diri karena  keanggotaannya sudah gugur ketika menjadi pengurus Nasdem. Ada surat dari DPP, baik kepada Alex Ena maupun untuk Herman Boki," jelas Medah saat dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Kantor DPD I Golkar NTT, Senin (25/2/2013).

Selain mengundurkan diri dari anggota Partai Golkar, Alex Ena juga mengundurkan diri dari Ketua DPD Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) NTT dan Herman Boki sebagai pengurus MKGR NTT.

Pengunduran diri keduanya dibuat dalam surat bernomor khusus dengan tanggal yang sama yakni 25 Februari 2013. Dalam kopian surat pengunduran diri yang diperoleh Pos Kupang, keduanya tidak menyebutkan alasan pengunduran dirinya.

Terhadap hal ini, Medah yang saat itu didampingi Anggota DPR RI, Charles Mesang, sejumlah pengurus DPD Golkar NTT seperti, Mohammad Ansor, Laurens Leba Tukan, Nikson Mesakh, Mech Saba dan Bernard Pele, mengatakan sangat menghargai keputusan yang diambil Aleks Ena dan Boki. "Untuk mundur dari MKGR juga tidak perlu dilakukan  karena dari pusat sudah mengangkat Ketua MKGR NTT yang baru yakni Pak Mech Saba. Pengurus baru ini sudah ada sebelum mereka mengundurkan diri," jelas Medah.

Menurutnya, meski ada anggota yang mengundurkan diri namun banyak juga yang masuk menjadi anggota partai ini. "Meski ada yang keluar tapi lebih banyak yang masuk. Tetapi kami menghargai hak politik mereka. Banyak sekali yang masuk tapi tidak usah publikasikan karena kami tidak ingin mencari keuntungan popularitas dari masuknya mereka. Kami juga tidak ingin menderai siapa-siapa," tegasnya.

Ditanya apakah pengunduran diri menjelang pilgub itu sebagai upaya pembunuhan karakter terhadap dirinya, Medah mengatakan, "Bisa saja ada upaya untuk gerogoti saya. Tapi bagi saya tidak ada pengaruh. Saya merasa tidak terluka." (roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved