Wisata NTT
Wisata NTT, Inilah 3 Desa Wisata di NTT Masuk Kategori Maju, No 2 Ada Kampung Adat Bena
Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak sekedar memiliki alam yang indah. Budaya dan peninggalan sejarah di wilayah
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Nusa Tenggara Timur (NTT) tidak sekedar memiliki alam yang indah. Budaya dan peninggalan sejarah di wilayah ini juga sangat eksotik dan indah
Saat ini NTT memiliki 165 desa wisata yang tersebar di 21 kabupaten dan 1 kota.
Berdasarkan data dalam Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kementrian Pariwista dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI 2024, 165 desa wisata ini dibagi dalam empat klasifikasi.
Klasifikasi desa wisata rintisan sebanyak 134 desa, desa wisata berkembang sebanyak 28, desa wisata maju 3 dan desa wisata mandiri masih kosong.
Sementara itu untuk 3 desa wisata maju berada di Kabupaten Ngada dan Kabupaten Sumba Barat. Berikut informasi 3 desa wisata tersebut:
Baca juga: Wisata NTT, Inilah 5 Fakta Menarik Danau Weekuri di Sumba Barat Daya NTT
1. Desa Wisata Manubhara

Desa Wisata Manubhara, salah satu desa yang berada di Kabupaten Ngada. Desa ini masuk dalam jajaran 300 besar ADWI 2023.
Desa Wisata Manubhara tepatnya terletak di bawah kaki Gunung Inerie, Desa Manubhara-Kecamatan Inerie-Kabupaten Ngada-Propinsi NTT.
Daya tarik desa wisata ini mulai dari wisata budaya, yaitu Kampung Adat Tololela yang terkenal.
Sepanjang jalur trekking menuju desa wisata ini, wisatawan menikmati keindahan alam kawasan Jerebuu, lava dari sisa -sisa letusan Gunung Inerie, tanaman pertanian hingga aktivitas petani setempat.
Wisatawan tak perlu khawatir mencari penginapan karena desa wisata ini sudah ada homestay tradisional Tololela. Homestay ini adalah gabungan 31 rumah dengan arsitektur rumah adat khas Ngada.
Di sini wisatawan menikmati kuliner lokal yg disediakan oleh masyarakat desa. Menikmati pertunjukan musik tradisional(Bomberdom, aktivitas menenun dan melihat pembuatan sovenir lokal dari bambu buatan masyarakat desa. Produk bambu ini menjadi produk andalan Desa Wisata Manubhara.
2. Desa Wisata Tiworiwu

Desa Wisata Tiworiwu salah satu desa wisata klasifikasi maju di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan masuk 500 besar ADWI 2023. Desa Wisata Tiworiwu berada di Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada.
Daya tarik desa wisata ini yang sangat populer yaitu Kampung Adat Bena yang berada di kaki Gunung Inerie. Sekitar 19 kilometer arah selatan dari Bajawa, Ibu Kota Kabupaten Ngada menuju Kampung sekitar 19 kilometer.
Kampung Adat Bena masih menjaga tradisi leluhur dan keunikan rumah adatnya yang masih asli. Terdapat batu megalitik yang dijadikan sebagai tempat dilaksanakannya ritual.
Baca juga: Wisata NTT, Inilah 5 Fakta Menarik Danau Weekuri di Sumba Barat Daya NTT
Kampung Adat Bena memiliki 45 rumah adat dengan arsitektur yang unik dan indah. Di tengah perkampungan, batu megalitikum masih kokoh. Bahkan, di seluruh lokasi perkampungan ada batu dari masa megalitikum.
Terdapat banyak simbol adat, megalit (dolmen, menhir dan punden berundak), banyak kerajinan tangan yang dikerjakan oleh masyarakat secara tradisional misalnya: kain tradisional dari pewarna alam dan souvenir bambu. Keramahtamahan masyarakat adatnya menjadi faktor utama dalam usaha wisata.
Sampai saat ini, masyarakat masih melestarikan kampung adat ini. Kampung ini persis terletak di bawah kaki gunung Inerie. Inerie diyakini sebagai ibu yang mampu melindungi.
Dengan corak menyerupai segitiga utuh, Gunung Inerie menambah keindahan dari Kampung Bena itu sendiri. Adapun obyek wisata lain pendukung kegiatan wisata budaya di Kampung Bena, misalnya: Air hangat Wae Wewu, Air Terjun Roba Kuda, Manulalu panorama, Air panas Keli.
3. Desa Wisata Tebara

Desa Wisata Tebara terletak di Kabupaten Sumba Barat, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Desa wisata ini masuk 75 besar ADWI 2023 berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
Desa Wisata Tebara memiliki beberapa kampung adat tradisional megalitikum. Salah satu yang terkenal adalah Kampung Adat Praijing Kampung dengan rumah adat yang memiliki menara yang menjulang tinggi ke langit, khas adat Sumba. Kampung-kampung tersebut berdiri kokoh di atas perbukitan yang tinggi untuk menghindari serangan musuh di jaman dahulu.
Kampung ini dimiliki dan dikelola secara turun temurun oleh Bapak Tua Pati Wedo yang merupakan keturunan ke 5 dari leluhurnya. Dalam perlawanannya dengan penjajah Belanda masyarakat Praijing menggunakan senjata bambu runcing serta tawon yang diupacarai secara adat sehingga musuh bisa ditaklukkan.
Sebelumnya kampung ini memiliki memanjang terdapat 42 rumah tradisional namun saat ini tersisah 38 rumah tradisional karena kebakaran.
Baca juga: Wisata NTT, Desa Wisata Golo Loni di Manggarai Timur Kini Ada Wahana Flying Fox di Area Persawahan
Rumah Adat Sumba yang berbentuk rumah panggung dan memiliki menara bertanduk terbagi menjadi tiga tingkat ;
Tingkat Pertama (Sali Kabungnga), tempat memelihara hewas (secara filosofi melambangkan kehidupan manusia di dunia yang masih kotor),
Tingkat Kedua, tempat hunian manusia dengan perapian tepat di jantung rumah. Tingkat kedua terbagi menjadi 2 bagian besar, yaitu "Bali Katuonga" (Ruang Tamu, tempat pria bertemu dan terlarang/pamali bagi wanita yang di belis).
Bagian kedua adalah "Kere Padalu" (Ruang memasak dan tempat wanita bekerja), terdapat "Padalu" (gentong) tempat menyimpan air minum dan untuk kebutuhan memasak. Secara Filosofi Tingkat Kedua melambangkan Api Penyucian Jiwa (Purifying) sebelum menuju dunia "Ma Rappu" (Dunia Arwah).
Tingkat Ketiga (Umma Daluka/Toko Umma) adalah Menara Bertanduk, tempat menyimpan makanan dan barang budaya. Secara filosofi melambangkan Nirvana (Surga), sehingga bentuk menara itu seperti telapak tangan terkatup sebagai simbol memuja Sang Pencipta Semesta. Dua tanduk di Puncak Menara melambangkan Wanita dan Pria sebagai Master Piece Kisah Penciptaan.
Di kampung ini batu kubur dicari di tempat lain lalu dipahat berbentuk persegi kemudian ditarik oleh masyarakat secara gotong royong dan ditempatkan di depan rumah pemilik batu. Terdapat 4 suku yang mendiami kampung ini yaitu Suku Wola, Suku Wejewa Mamodo Waipaida, Suku Welawa Kurlbea dan Suku Tambe Wanokalad.
Selain Kampung Praijing, Desa Wisata Tebara juga memiliki objek wisata alam yang menawan, yaitu ; Danau alami Weeboro, Bukit Pangadu, Bukit Wee Padenang, Bukit Ngadu Bonnu yang memiliki view menarik ke arah Samudera Hindia di Selatan.*
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>>GOOGLE.NEWS
Wisata NTT, Pesona Kampung Wei Gili di Sumba Barat NTT, Situs Budaya Megalitikum |
![]() |
---|
Wisata NTT, 12 Destinasi Wisata yang Mempesona dan Uni, Tak Kalah Indah dari Labuan Bajo |
![]() |
---|
Wisata NTT, Pesona Desa Warloka di Pesisir di Labuan Baj, Ini Daya Tarik, Rute dan Tiket Masuk |
![]() |
---|
Wisata NTT, Desa Wisata Golo Loni di Manggarai Timur Kini Ada Wahana Flying Fox di Area Persawahan |
![]() |
---|
Wisata NTT, Bukit Wairinding di Sumba Timur yang Memikat,SpotPrewedding Maudy Ayunda dan Jesse Choi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.