Wisata NTT

Wisata NTT, Pesona Koja Doi di Maumere Sikka, Ada Jembatan Batu yang Menakjubkan Penghubung 2 Pulau 

Keindahan Maumere , Kabupaten Sikka tidak hanya memiliki destinasi indah di daratan utama

Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
(KOMPAS.com/NANSIANUS TARIS)
Bukit batu dan jembatan batu di Pulau Kojadoi, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (11/5/2019). 

POS KUPANG.COM -- Keindahan Maumere , Kabupaten Sikka tidak hanya memiliki destinasi indah di daratan utama.

Di sejumlah pulau juga terdapoat keindahan bahkan tidak ada du tenpat lain .

Salah saru adalah Pulau Kojadoi. Di tenpat ini selain pemandanan pulau yang inida, terdapay juga jembatan batu yang dibangun warga setepat. HJembatan batu ini menghubungkan dua pulau yang sangat berdekatan .

Dikutip dari Kompas.com. Kojadoi atau Nusa Kenari ini adalah salah satu pulau mungil yang indah nan eksotis berada di Teluk Maumere, Kabupaten Sikka.

 Ada yang sesuatu yang unik untuk dikunjungi di Pulau Kojadoi yaitu jembatan batu sepanjang 800 meter di tengah laut.

 Jembatan batu itu menghubungkan akses dari Pulau Kojadoi menuju Pulau Besar yang berada persis di depan Pulau Kojadoi.

Baca juga: Wisata NTT, Pesona Agrowisata Inpekma, Spot Kuliner dengan Pemandangan Hortikultura di Maumere

Jembatan batu itu menjadi ikon pariwisata Pulau Kojadoi yang telah menyedot perhatian banyak wisatawan, baik mancanegara mau domestik. 

Sudah tak terhitung jumlah wisatawan yang berkunjung dan menikmati surga kecil di gugusan Pulau Teluk Maumere ini. 

Bukit batu dan jembatan batu di Pulau Kojadoi 00
Bukit batu dan jembatan batu di Pulau Kojadoi, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (11/5/2019).

Di kala air laut pasang, pengunjung akan merasakan sensasi seolah-olah berjalan di atas laut. Selain jembatan batu, ada bukit batu yang menjadi incaran wisatawan di Kojadoi ini. 

Wisatawan yang hendak ke Kojadou bila leeata Nangahele, dan membutuhkan waktu 1 jam 30 mengarungi Teluk Maumere

Tiba di pelabuhan Malinau Kojadoi, pukul 09.30. Dari pelabuhan ini, wisatwan berjalan kaki selama 20 menit menuju bukit batu dan jalan batu yang jadi target kunjungan wisatawan. 

Sapaan lembut dan senyum sumringah masyarakat setempat sembari mengucapkan selamat datang kepada pengunjung yang datang. 

Ramah tamah masyarakat memang jadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke pulau kecil ini. 

Tiba di bukit batu, saya menyaksikan banyak pengunjung yang sedang selfie. Ada yang perorangan, juga ada yang berkelompok. Mereka tampak menikmati udara segar dan hamparan laut biru yang indah memanjakan mata. 

Dari atas bukit batu ini juga pengunjung bisa menyaksikan suasana perkampungan yang syahdu. 

Sementara itu, di jembatan batu ada yang sedang asyik berswafoto. Ada yang menyaksikan terumbu karang di samping jembatan batu. 

Air laut di Teluk Maumere memang jernih. Sehingga pengunjung bisa melihat terumbu karang tanpa harus cebur ke dalam laut.

Selain menikmati jembatan dan bukit batu, pengunjung pun bisa berinteraksi langsung dengan penduduk lokal. 

Menyaksikan ibu-ibu yang sedang menenun di serambi rumah. Suasana kehidupan di pulau ini tampak sederhana dan santai. 

Tanpa ada riuh bunyi kendaraan membuat pengunjung betah ada di sini. Bung Sam, salah satu warga Pulau Kojadoi, mengatakan jembatan batu yang menghubungkan Pulau Kojadoi dan Pulau Besar adalah hasil kerja swadaya masyarakat dua pulau itu. 

Tujuannya adalah memudahkan akses transportasi dari dua pulau ini. 

 "Dari Kajodoi anak-anak sekolah dasar pergi sekolah ke Pulau Besar. Sebaliknya anak-anak SMP dari Pulau Besar datang sekolah di Kojadoi. Mereka jalan kaki melewati jembatan batu ini," kata Sam kepada Kompas.com. 

Ia mengatakan, seluruh penduduk Pulau Kojadoi beragama Islam. Penduduk asli di pulau kecil ini berasal dari Bajo Bonerate Sulawesi Selatan. 

Mata pencaharian mayoritas pria di pulau ini bekerja sebagai nelayan. Sementara kaum wanita setiap harinya menenun kain tenun ikat. 

Ia mengungkapkan, Pulau Kojadoi mulai ramai dikunjungi sejak tahun 2015. "Pengunjung yang datang untuk foto-foto di bukit batu dan jembatan batu. Mereka menikmati suasana di sini," ungkap Sam. 

Ia menerangkan, berkunjung di Pulau Kojadoi itu tidak ada retribusi atau karcis masuk. Yang ada hanya sumbangan atau donasi sukarela ketika hendak mendaki ke puncak atau bukit batu. 

Ia mengatakan, untuk penerangan di malam hari, penduduk Pulau Kojadoi masih mengandalkan generator dan tenaga surya. 

"Listrik belum masuk di sini. Harapannya dengan semakin ramai dikunjugi, pemerintah bisa membuka jaringan listrik ke Pulau Kojadoi," ujar Sam. 

Itulah sepenggal cerita dari Kojadoi, pulau mungil di Teluk Maumere, Flores.  Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. *

Baca berita lain di  Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS

Seagian , Artikel ini telah tayang di Kompas.com  

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved