Wisata NTT
Wisata NTT, Flores Tak Sekedar Alam yang Indah, Turis Eropa Pun Suika Tarian Lokal
Pulau Flores tidak saja menyajikan pemandangan yang indah. Budaya Flores breupakan atraksi
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
Bunyi gesekan bambu kecil yang digerakkan penari laki-laki dengan bunyi “kerangkuk kak, kerangkuk kak” mengajak penari perempuan untuk menjingkrak-jingkrak di celah-celah gesekan bambu kecil tersebut sambil diiringi musik gong dan gendang.
Kurang lebih 45 menit, penari mementaskan tarian sanggu alu, tiba-tiba tamu Italia dan Jerman jalan dari tempat duduknya dan ikut menari Sanggu Alu dipandu oleh penari perempuan dan koreografi sekolah tersebut.
Tamu Italia, Anna Varhalen dan Isabela Delazer menari dengan hati-hati karena belum terbiasa menari Sanggu Alu.
Keduanya menjingkrak-jingkrak di celah-celah bambu yang secara pelan-pelan digesekkan penari lak-laki.
Dengan wajah gembira dan senyum khas orang Italia dan Jerman, kedua menari-nari di celah-celah bambu kecil itu.
Tamu lain juga menari di kelompok Sanggu Alu. Suasana penuh kegembiraan karena melihat keluguan mereka saat menari Sanggu Alu. Selanjutnya mereka foto bersama dengan semua penari Sanggu Alu.
Jika seseorang tidak terbiasa menari Sanggu Alu, sebaiknya menyaksikan dari luar lingkaran karena menari Sanggu Alu membutuhkan kelincahan gerakan kaki seirama dengan gerakan tubuh dari seorang penari.
Jika tidak maka kaki penari akan terhimpit oleh dua alu bambu kecil itu. Hanya orang-orang khusus yang dilatih bisa menari di celah-celah gesekan dua alu tersebut dan juga membutuhkan keberanian dalam mementaskan tarian Sanggu Alu.
Selanjutnya pementasan tarian Congka Sae, liukan tubuh penari perempuan dipadukan dengan irama lagu-lagu bahasa Manggarai Raya memikat mata tamu Italia dan Jerman tersebut.
Tarian Congka Sae adalah tarian khas orang Manggarai Raya dalam berbagai upacara adat maupun kegiatan-kegiatan nasional dan lokal di wilayah Manggarai Raya.
Tarian Congka Sae apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, "Congka" berarti menari dan "Sae" artinya bersama-sama. Jadi Congka Sae adalah menari secara bersama dengan diiringi gong dan gendang.
Secara tiba-tiba turis Italia dan Jerman turun di lokasi atraksi dan ikut menari Congka Sae. Tepuk tangan meriah karena melihat tamu-tamu itu menari Congka Sae atau Songka Sae dan suasana penuh persaudaraan antara siswa dan siswi SMPK Waemokel dengan tamu Italia dan Jerman di hari itu.
Bagian ketiga dari pementasan budaya itu adalah tarian Lipa Songke. "Lipa" adalah kain khas orang Manggarai dan "songke" adalah motif kain orang Manggarai Raya.
Entakan kaki yang seirama dari sejumlah penari perempuan memukau mata 12 turis Italia dan Jerman. Kain selendang yang melingkar di bahu penari itu menarik mata untuk terus diperhatikan.
Pandangan mata tamu itu hanya tertuju kepada penari di halaman sekolah tersebut. Tarian Lipa Songke adalah tarian untuk menghormati kaum perempuan yang menenun kain songke. Entah dari mana kaum perempuan Manggarai Raya menenun Lipa Songke.
Itu masih ditelusuri oleh generasi penerus Manggarai Raya. Namun, salah satu untuk menghargai dan menghormati karya gemilang mereka maka koreografi lokal mengangkat tarian Lipa Songke
. Lagi-lagi turis Italia dan Jerman turun dari tempat duduk dan ikut menari lipa songke. Penari perempuan dari sekolah itu memberikan selendang kepada penari Italia dan Jerman. (Kompas.com/*)
Wisata NTT, Ini Waktu yang Tepat Kunjungi Lamalera, Kampung Nelayan Pemburu Ikan Paus di Lembata |
![]() |
---|
Wisata NTT, Pesona Pantai Suka Pati Keindahan Lain di Ngada NTT, Hamparan Pasir dan Bebatuan |
![]() |
---|
Wisata NTT, Rasakan Kesejukan Wisata Hutan Bambu di Flores |
![]() |
---|
Wisata NTT, Pesona Kampung Adat Bena, Perkampungan Megalitikum di Ngada NTT Dari Masa Lalu |
![]() |
---|
Wisata NTT, Pesona Wai Nape, Spot Wisata Mata Air yang Tak pernah Kering di Flores Timur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.