TOPIK
Berita Cerpen
-
Doa dilantunkan, pujian dilambungkan, permohonan dirajutnya. Segurat senyum melekat di sudut bibirnya.
-
Dian adalah nama pena seorang gadis yang pernah ada dalam hatiku. Saat pertama kali aku mengenal diri dan namanya.
-
Malam ini aku lagi sendu menyibak rindu yang hilang dilepas waktu. Derai wajah itu merintik lagi dihantar gelap sang rembulan.
-
Senja yang hilang di balik perahu kini mengisahkan cerita baru. Kini dia beranjak pergi meninggalkan daku dalam sepi sedih.
-
Sementara ibu masih sibuk menanak air mata di atas tungku dan Meti masih saja kebingungan.
-
"Kakak, kopi satu," serunya kepada gadis penjaja kopi yang duduk berteduh di balik tenda lusuh.
-
Cerpen: Dear Wela Timung oleh Seryz Taku (CP).SENJA datang lagi. Sedang aku belum juga usaimerangkai kata tentang sebuah hati.
-
Meski begitu ada keraguan jangan-jangan gadis yang selalu membawa buku kemanapun pergi itu masih kenal dirinya.
-
Langit kembali jingga, aku masih setia duduk di ujung jembatan Kolna'i yang menghadap ke selatan.
-
Kami berdua, aku dan kakek Tadeus duduk di emperan pondok kecil miliknya. Saat itu aku masih kelas dua SMP.
-
"PUKUL 18.30, di tempat biasa. Saya rindu." Ketika pesan singkat itu masuk, jam dinding menunjukkan pukul 05.00 dan aku terbangun.
-
Baloding itu karena kelekatan cinta yang tiba-tiba hadir dalam dirimu dan menjadi seperti mimpimu.
-
JANUARI tahun itu masih menyisakan rintik-rintik hujan. Beberapa ekor anak sapi dibiarkan berkelana di sepanjang perbukitan.
-
Siang itu aku memilih untuk sendiri bersandar pada kebisuan sambil menanti angin sepoi yang mungkin ingin mampir menemani kebosananku.
-
SEJAK kepergian ayah, ibu tak mau berbicara kepadaku. Rasanya aku mengerti apa yang terjadi pada jiwa ibu
-
MALAM telah larut. Cahaya bulan dan bintang nampak suram, terhalau oleh kabut. Melki menghela napas panjang lalu beranjak masuk.
-
"Imanmu tak sebesar biji sesawi dan cintamu sebesar lukisan senja, maka pergilah dari hadapan bunda dan jadikanlah cintamu abadi."
-
SEPERTI kampung kebanyakan, kehidupan di sebuah kampung berjalan sangat biasa. Tidak ada yang begitu istimewa.
-
Ibu meninggal mungkin Dia telah mencintainya. Jujur saja, hingga kini aku tak mengerti dan terus bertanya.
-
KOTA ini tiba-tiba menjadi begitu syahdu di tengah musim yang tak pasti. Angin bertiup kencang dari arah timur.
-
Saya jadi sadar, mungkin perempuan dilahirkan untuk ditindas maupun dijadikan kuda tunggangan tuk menanggung beban dalam keluarga.
-
KALAU kedatangan Tuhan itu seperti pencuri, kadang-kadang kedatangan setan itu seperti pencuri yang profesional.
-
Nama saya Sutri, anak perempuan tertua dari Bapak Anton Kopong. Sebagai orang Lamaholot, saya sadar betul belis adalah cenderamata.
© 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved