Rote Ndao Terkini
K-SIGN, Strategi Jitu KKP RI Menyulam Debu Jadi Harapan di Negeri Sejuta Lontar
Johanis (45) sibuk merapikan dan menyimpan jualannya. Sepertinya senja telah memberikan aba-aba ia harus kembali ke rumahnya.
Penulis: Mario Giovani Teti | Editor: Oby Lewanmeru
Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk, menegaskan, proyek ini bukan sekadar angka namun, lebih daripada itu proyek tersebut bakal menjadi pemantik ekonomi baru masyarakat Kabupaten Rote Ndao.
"Dampak ekonominya bisa mencapai Rp 4,86 triliun, PAD meningkat Rp 150 miliar per tahun dan puluhan ribu peluang kerja tercipta, serta pertumbuhan PDRB daerah hingga 100 persen dengan laju ekonomi 8-10 persen per tahun," ucapnya.
Diperkirakan juga akan muncul 500-1.000 UMKM baru, peningkatan kebutuhan pangan sebesar Rp 75-Rp 150 miliar per tahun serta pertumbuhan sektor pariwisata dengan potensi pengunjung 10.000-50.000 orang per tahun.
Dikatakan Paulus, dengan target produksi 2,6 juta ton garam per tahun, dari 10 zona produksi dengan produktivitas 200 ton per hektar, setiap butir garam seakan menorehkan janji masa depan yang lebih sejahtera bagi masyarakat pesisir.
Masyarakat Inti, Bukan Penonton
Dikatakan Paulus, yang membuat K-SIGN berbeda adalah pendekatannya. Masyarakat tidak diperlakukan sebagai objek, tetapi subjek pembangunan.
Warga dilibatkan sebagai tenaga kerja, peserta pelatihan dan penerima beasiswa. Hal ini menjadi sebuah harapan yang dinantikan selama ini.
"Kami ingin masyarakat menjadi bagian dari setiap butir garam yang lahir dari tanah dan laut mereka," ucap Paulus.
Ia menuturkan, dukungan koperasi nasional dan teknologi memastikan petani lokal menjadi pemilik usaha, bukan sekadar buruh.
Sinergi Laut, Teknologi, dan Harapan
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena, menegaskan dukungan penuh terhadap pengembangan industri garam di Rote Ndao.
"Program ini sejalan dengan visi pembangunan daerah. Kami ingin melihat Rote Ndao tumbuh menjadi pusat produksi garam nasional yang modern dan mandiri," lugasnya.
Menurutnya, sinergi antara koperasi, teknologi, dan regulasi menjadi kunci sukses pengembangan industri garam berkelanjutan.
"Langkah ini tidak hanya meningkatkan produksi, tapi juga memberdayakan masyarakat, menciptakan lapangan kerja dan memperkuat ekonomi daerah," tambah Melki.
Ketua Koperasi Produsen Kristal Laut Nusantara, Anwar Kurniawan, mengatakan Rote Ndao memiliki potensi besar berkat garis pantai panjang dan salinitas tinggi.
Dengan dukungan teknologi dan pendekatan koperasi, garam Rote Ndao diyakini mampu bersaing di pasar nasional hingga internasional.
"Setiap tetes keringat masyarakat tercermin dalam kristal garam yang bersinar di bawah matahari, simbol kemandirian dan kesejahteraan yang nyata," katanya.
Garam, Laut, dan Janji Kesejahteraan dari KKP
Sejak peresmian tahap pertama K-SIGN pada 3 Juni 2025 oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, harapan itu mulai menjadi nyata.
Pemerintah Pusat mengalokasikan dana Rp 2 triliun untuk pembangunan kawasan seluas 1.193 hektar, yang kini menjadi saksi kebangkitan ekonomi, lapangan kerja dan impian masyarakat pesisir.
Masyarakat pun menganugerahkan gelar adat "Manek Mana Nale Tasik" Pangeran Laut yang Membawa Berkah dari Laut, kepada Menteri Trenggono sebagai penghormatan atas perhatian pemerintah pusat.
Gelar tersebut disematkan langsung oleh Bupati Rote Ndao, Paulus Henuk. Penyematan gelar itu juga adalah bentuk apresiasi masyarakat Rote Ndao kepada Menteri Trenggono yang telah memberikan harapan besar bagi pembangunan garam nasional di Rote Ndao.
Menteri Trenggono berharap, pembangunan K-SIGN menjadi penggerak utama industri garam nasional. Selain itu proyek diperkirakan bakal membuka lapangan kerja bagi sekitar 26.000 orang.
Proyek ini juga diyakini akan menjadi solusi bagi persoalan sosial di wilayah Rote Ndao, termasuk kemiskinan ekstrem dan stunting.
Diterangkan lebih lanjut, proyek ini sejalan dengan Perpres Nomor 17 Tahun 2025, yang menargetkan Indonesia mencapai swasembada garam pada tahun 2027.
Bagi Menteri Trenggono, garam dari Rote Ndao kini bukan sekadar komoditas, ia adalah simbol dari harapan, kerja keras dan masa depan yang tumbuh dari laut selatan Nusantara. (rio)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Kawasan-sentra-industri-garam.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.