Sosok dan Profil

Sosok Yohanes Siwe, Mantan Kadis Sosial Ngada yang Kini Jualan Nasi Campur

mantan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Ngada, yang kini menikmati masa pensiunnya bukan di kursi malas melainkan di balik gerobak nasi campur

|
Editor: Edi Hayong
 POS-KUPANG.COM/CHARLES ABAR
SOSOK- Yohanes Vianey Siwe, mantan Kepala Dinas Sosial Ngada mengisi waktu pensiun dengan jualan nasi campur di Jalan Pertandean Kota Bajawa, Rabu 12 September 2025. 

“Saya bukan siapa-siapa lagi. Sekarang saya bagian dari masyarakat biasa. Yang penting, hidup jujur dan tidak berlebihan.”

Ia bercerita, sebagian besar pegawai negeri bergantung pada uang pensiun yang langsung dipotong bank. Karena itu, banyak yang tetap harus berusaha agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga.

“Dulu istri saya guru swasta. Setelah saya pensiun, dia berhenti dan mulai berjualan. Sekarang kami jalani sama-sama,” katanya lembut.

Bagi Yohanes, masa pensiun bukan akhir dari pengabdian. Ia masih merasa punya tanggung jawab moral untuk berbagi pengalaman kepada generasi muda, terutama para ASN muda yang kini meneruskan tongkat estafet pelayanan publik.

“Pegawai negeri itu digaji oleh negara. Jadi harus kerja serius, disiplin, dan bertanggung jawab,” katanya tegas.

Baca juga: Sosok Yolce Yositha Bano, Lebih Nyaman Berbuat Daripada Banyak Bicara

“Pelayanan itu panggilan. Kalau kita tidak melayani dengan hati, berarti kita tidak menghargai rezeki yang kita terima,” sambung Yohanes.

Yohanes juga menekankan pentingnya menjaga integritas dan hubungan baik dengan masyarakat.

"Bergaul dengan semua orang, jangan hanya dengan kalangan atas. Nilai diri kita itu bukan dari jabatan, tapi dari sikap dan perbuatan,” ujarnya, mengingatkan kembali semasa menjabat cukup lama sebagai camat Bajawa.

Sebagai mantan pejabat, Yohanes punya pandangan terbuka terhadap kritik. Ia justru menganggap kritik sebagai vitamin bagi penyelenggara pemerintahan.

“Kalau alergi dengan kritik, berarti ada yang salah,” katanya mantap. 

“Pers itu mata dan telinga masyarakat. Tanpa kontrol media, banyak pejabat tidak sadar kesalahannya,” ungkapnya.

Baca juga: Sosok Kapten Margaretha Tanasale, Kowad yang Jadi Danramil Wanita Pertama di NTT

Menurutnya, pemimpin yang bijak adalah mereka yang berani mendengarkan. “Orang mengkritik karena peduli, bukan karena benci,” ujarnya.

Menutup obrolan pagi itu, Yohanes memberikan pesan bagi anak muda, belajar dan bekerja dengan tekun, tapi jangan sempit memaknai kesuksesan.

“Pendidikan bukan cuma untuk jadi pegawai negeri,” katanya.

“Gunakan ilmu itu untuk menggerakkan potensi lokal, pertanian, peternakan, usaha kecil. Semua itu juga bentuk pengabdian,” tutupnya.

Sinar matahari mulai menembus kabut ketika Yohanes kembali melayani pembeli.(Cha)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved