Wawancara Eksklusif
Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu: Pemimpin di Daerah Termiskin Butuh Panggilan Khusus
Saya mau berbahagia, maka berbagai upaya, usaha dan bagaimana cara melayani untuk Sumba Tengah, kabupaten miskin dan berbahagia.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Dion DB Putra
Maka kita tidak melihat Sumba Tengahnya tapi melihat sumber daya manusianya yang sangat miskin maka beliau datang di Sumba Tengah.
Dari tiga tokoh itu dengan satu hati membangun Sumba Tengah. Ada support dari pusat sampai daerah.
Tidak melihat Kabupaten Sumba Tengahnya tapi melihat orang yang paling miskin. Tiga hati itu yang terpaut. Kami melihat masyarakat Sumba Tengah dan merasa terpanggil.
Saat ini berapa jumlah orang miskin di Sumba Tengah? Tadi sudah ada penurunan angka kemiskinan sebesar 5 persen di periode pertama?
Desil 1, desil 2, desil 3 itu 8.000. Jumlah jiwanya 24.000. Yang terbanyak itu adalah desil satu kurang lebih 4.000. Jadi masih sangat banyak orang miskin.
Maka target kami untuk 5 tahun ke depan, 2026 sampai 2030 komitmen kami sebagai pemimpin di Sumba Tengah, kami mau menurunkan angka kemiskinan tiap tahunnya 2 persen.
Jadi periode pertama itu sudah terjadi tiap tahun 1 persen. 5 tahun ada penurunan angkanya. 5 persen dan periode kedua kami ingin turunkan setahun 2 persen sehingga 5 tahun menjadi 10 persen
10 Persen apa itu mungkin?
Memang menurunkan angka kemiskinan 1 persen sangat sulit dan semua dialami oleh kepala daerah. Tingkat nasional saja tidak berani.
Tapi kenapa saya harus punya komitmen 2 persen, karena periode pertama saya sudah turunkan tiap tahun 1 persen. Kalau saya kembali menetapkan per tahun 1 persen ya sama saja tidak ada perubahan.
Ngapain saya jadi Bupati periode kedua kalau tidak ada komitmen? Atau dengan kata lain kalau saya mau turunkan 1 persen, tidak perlu saya kerja sama. Biasa-biasa saja 5 tahun selesai.
Bagi saya itu tantangan sekaligus harapan dan harus punya komitmen. Itu baru namanya pemimpin. Kalau hanya 1 persen biasa-biasa saja, lima tahun lalu corona saat itu bisa diturunkan, apa tidak bisa sekarang?
Apalagi Bapak Presiden kita punya komitmen ketahanan pangan. Bapak Gubernur kita sekarang kaitan dengan asta citanya sangat bisa. Baik pusat maupun provinsi sangat mendukung itu dan saya yakin 2 persen bisa dengan konsep desain yang sudah disiapkan.
Sebelum masuk ke desain yang sudah disiapkan, dengan kondisi saat ini yang pasca pelantikan ada efisiensi dari pusat apakah keyakinan itu masih ada ya untuk 10 persen di 5 tahun?
Pertanyaan yang menantang luar biasa. Tahun 2025 ini kami punya anggaran Rp 500 miliar untuk APBD. Tahun 2026 itu akan berkurang menjadi Rp 400 miliar.
Paulus Sekayu Karugu Limu
Paulus SK Limu
Bupati Sumba Tengah
wawancara eksklusif
Eksklusif
Meaningful
POS-KUPANG.COM
Kabupaten Sumba Tengah
| Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana Sering Ditelepon Presiden Prabowo |
|
|---|
| Terima Tantangan Prabowo, Kepala BGN Ungkap Cerita di Balik Lahirnya Program MBG |
|
|---|
| IoB Dili Timor Leste Balas Kunjungan ke UT Kupang Bangun Kolaborasi Majukan Pendidikan di Dua Negara |
|
|---|
| Bonatua Silalahi Terima Ancaman Saat Mencari Salinan Ijazah Jokowi: Katanya Mau Motong Leher Saya |
|
|---|
| Ade Irfan Pulingan Ungkap Ada Oknum di Balik SK Menkum PPP |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/PODCAST-Bupati-Sumba-Tengah-Paulinus-Limu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.