Wawancara Eksklusif

Bupati Sumba Tengah Paulus SK Limu: Pemimpin di Daerah Termiskin Butuh Panggilan Khusus

Saya mau berbahagia, maka berbagai upaya, usaha dan bagaimana cara melayani untuk Sumba Tengah, kabupaten miskin dan berbahagia. 

|
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM
BUPATI SUMBA TENGAH - Bupati Sumba Tengah Paulus Sekayu Karugu Limu saat diwawancarai wartawan Pos Kupang, Ryan Nong dalam Podcast Pos Kupang, Sabtu (8/11/2025). 

Maka kita tidak melihat Sumba Tengahnya tapi melihat sumber daya manusianya yang sangat miskin maka beliau datang di Sumba Tengah.

Dari tiga tokoh itu dengan satu hati membangun Sumba Tengah. Ada support dari pusat sampai daerah. 

Tidak melihat Kabupaten Sumba Tengahnya tapi melihat orang yang paling miskin. Tiga hati itu yang terpaut. Kami melihat masyarakat Sumba Tengah dan merasa terpanggil.

Saat ini berapa jumlah orang miskin di Sumba Tengah? Tadi sudah ada penurunan angka kemiskinan sebesar 5 persen di periode pertama?

Desil 1, desil 2, desil 3 itu 8.000. Jumlah jiwanya 24.000. Yang terbanyak itu adalah desil satu kurang lebih 4.000. Jadi masih sangat banyak orang miskin. 

Maka target kami untuk 5 tahun ke depan, 2026 sampai 2030 komitmen kami sebagai pemimpin di Sumba Tengah, kami mau menurunkan angka kemiskinan tiap tahunnya 2 persen. 

Jadi periode pertama itu sudah terjadi tiap tahun 1 persen. 5 tahun ada penurunan angkanya. 5 persen dan periode kedua kami ingin turunkan setahun 2 persen sehingga 5 tahun menjadi 10 persen

10 Persen apa itu mungkin?

Memang menurunkan angka kemiskinan 1 persen sangat sulit dan semua dialami oleh kepala daerah. Tingkat nasional saja tidak berani. 

Tapi kenapa saya harus punya komitmen 2 persen, karena periode pertama saya sudah turunkan tiap tahun 1 persen. Kalau saya kembali menetapkan per tahun 1 persen ya sama saja tidak ada perubahan. 

Ngapain saya jadi Bupati periode kedua kalau tidak ada komitmen? Atau dengan kata lain kalau saya mau turunkan 1 persen, tidak perlu saya kerja sama. Biasa-biasa saja 5 tahun selesai. 

Bagi saya itu tantangan sekaligus harapan dan harus punya komitmen. Itu baru namanya pemimpin. Kalau hanya 1 persen biasa-biasa saja, lima tahun lalu corona saat itu bisa diturunkan, apa tidak bisa sekarang? 

Apalagi Bapak Presiden kita punya komitmen ketahanan pangan. Bapak Gubernur kita sekarang kaitan dengan asta citanya sangat bisa. Baik pusat maupun provinsi sangat mendukung itu dan saya yakin 2 persen bisa dengan konsep desain yang sudah disiapkan.

Sebelum masuk ke desain yang sudah disiapkan, dengan kondisi saat ini yang pasca pelantikan ada efisiensi dari pusat apakah keyakinan itu masih ada ya untuk 10 persen di 5 tahun?

Pertanyaan yang menantang luar biasa. Tahun 2025 ini kami punya anggaran Rp 500 miliar untuk APBD. Tahun 2026 itu akan berkurang menjadi Rp 400 miliar. 

Sumber: Pos Kupang
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved