Sidang Perkara Prada Lucky Namo
Saksi Rahmat Mengaku Terdakwa Pukul Prada Lucky dan Richard Karena Peduli
Saksi Lettu Rahmat menyebut para terdakwa mengaku memukul Prada Lucky Namo dan Prada Richard J. Bulan karena peduli
Penulis: Irfan Hoi | Editor: OMDSMY Novemy Leo
Lettu Rahmat menyebut, sempat juga mengajak kedua korban untuk berdiri di luar agar berjemur agar membantu penyembuhan luka. Setidaknya 15-30 menit mereka berjemur.
Lettu Rahmat kembali melihat Prada Lucky pada 30 Juli. Sementara Prada Richard berada di bagian belakang Rumah Jaga. Dia tidak mengetahui alasan pemisahan kedua korban itu.
"Untuk kondisi almarhum masih sama. Kami ajak juga jemur, mengecek luka-luka. Kami tanya juga ada yang ambil (penindakan) atau tidak, bahwa tidak ada," kata Lettu Rahmat.
Setelah mengecil kedua korban, dia tidak lagi bertemu dengan kedua korban. Dirinya dihubungi pada tanggal 5 Agustus pagi hari untuk ke rumah sakit melihat korban yang berada di ICU.
Ketika itu, Lettu Rahmat melihat dokter dan sejumlah prajurit TNI lainnya, termasuk Danki A, tempat kesatuan Prada Lucky Namo. Kedatangannya itu sempat melihat ada pemasangan ventilator.
"Kami apelkan semua organik, kami minta jujur siapa yang mukul. Semua Kompi. Ada yang jujur cambuk. (Semua terdakwa) ini ada yang angkat tangan mengaku. Kami dapat 19 orang," ujar Lettu Rahmat.
"Mukul karena peduli. Kalau peduli, siapa yang pernah jenguk. Waktu itu masihh ada yang ragu-ragu jadi kami bilang, kalau ada rasa tanggung jawab, jenguk Lucky," kata Lettu Rahmat menambahkan.
Lettu Rahmat mengatakan, arahan dari Komandan Provos untuk dilakukan pemeriksaan pada anggota dan didapati sejumlah anggota yang melakukan tindakan kekerasan kepada Prada Lucky Namo yang berujung pada meninggal dunia.
"Waktu itu kami diminta dari POM Ende untuk pisahkan yang pukul dan cambuk," kata Lettu Rahmat. (fan)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Danki-C-Rahmat-1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.