NTT Terkini
Provinsi NTT Tengah Menghadapi Krisis Literasi yang Mengkhawatirkan
Mulai Agustus 2025, telah terbuka peluang kerjasama dengan para pengusaha yang tergabung pada Forum Filantropi Indonesia di Jakarta.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Edi Hayong
Direktur Program INOVASI, Sri Widuri, menambahkan bahwa kolaborasi ini melibatkan pemerintah daerah, LSM, organisasi masyarakat sipil dan berbasis agama, organisasi penyandang disabilitas, sektor swasta, serta mitra pembangunan seperti UNICEF, Plan International, dan Forum Filantropi Indonesia.
Pendekatan berbasis ekosistem ini bertujuan memperkuat kapasitas guru, mendukung pembelajaran berbasis bahasa ibu di kelas awal, serta mendorong inovasi lokal seperti reading camp untuk meningkatkan kemampuan literasi anak sejak dini.
Baca juga: Ajang PLN Journalist Awards 2025 Dibuka, Apresiasi untuk Pewarta Penggerak Literasi Energi Nasional
“Kolaborasi yang kuat antara pemerintah pusat, daerah, sekolah, dan masyarakat adalah kunci untuk menutup kesenjangan hasil belajar dan memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan belajar,” kata Sri Widuri.
Ia mencontohkan keberhasilan Kabupaten Nagekeo sebagai pelopor dalam penerapan pembelajaran berbasis bahasa ibu di kelas awal.
Sejak 2020, melalui kemitraan dengan Program INOVASI dan Yayasan Sulinama, pendekatan transisi dari bahasa Nage ke bahasa Indonesia diterapkan di 10 PAUD dan 10 SD.
Survei awal menunjukkan bahwa hampir 50 % siswa menggunakan bahasa ibu di sekolah, namun hanya 6 % guru yang menggunakannya sebagai bahasa pengantar.
Program ini menjembatani kesenjangan tersebut melalui pelatihan guru dan pengembangan bahan ajar berbasis bahasa lokal.
Hasilnya, hampir 100 % siswa di sekolah percontohan mencapai kecakapan literasi dasar, termasuk dalam mengenal huruf, membaca lancar, dan memahami bacaan.
Baca juga: BEI Dorong Literasi Pasar Modal di NTT Lewat Edukasi Inklusif
Di NTT, INOVASI telah mendukung 10 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dan pemerintah daerah untuk memperkuat keterampilan dasar mengajar para dosen dan mahasiswa calon guru melalui pendekatan berbasis ekosistem, termasuk melalui reading camp dan penggunaan bahasa ibu di PAUD/TK dan kelas awal SD untuk mendukung transisi ke bahasa Indonesia.
INOVASI di NTT bekerja sama dengan ekosistem pendidikan di tingkat provinsi dan kabupaten, termasuk pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi masyarakat sipil dan berbasis agama, Organisasi Penyandang Disabilitas, serta aktor sektor swasta terkait melalui pendekatan terpadu untuk meningkatkan kinerja siswa.
Pada tiap kabupaten mitra dan pada tingkat provinsi, INOVASI di NTT juga bermitra dengan organisasi non-pemerintah, lembaga pendidikan guru, sektor swasta, serta program dan mitra pembangunan lainnya seperti SKALA, UNICEF, Nusa Tenggara Association, LITARA, Yayasan Bambu Lestari, serta PLAN International.
INOVASI bekerjasama juga dengan organisasi pemerintah seperti POKJA Rencana Aksi Adaptasi Perubahan Iklim Provinsi NTT, Bappelirida/Bappelitbangda/Bappeda, dan Gerakan NTT Membaca dan Menulis (GENTA Belis), Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi NTT.
Mulai Agustus 2025, telah terbuka peluang kerjasama dengan para pengusaha yang tergabung pada Forum Filantropi Indonesia di Jakarta.
Baca juga: Dosen Unimor Beri Penguatan Literasi Bahasa Inggris dengan Aplikasi Mysivi di PPA Gereja Sion Sasi
Dengan semangat gotong royong dan sinergi lintas sektor, Pemerintah Provinsi NTT optimistis krisis literasi dapat diatasi melalui kolaborasi berkelanjutan dan berbasis kebutuhan lokal.
Transformasi pendidikan di NTT membutuhkan komitmen bersama, inovasi lokal, dan dukungan nyata dari semua pihak.
Tujuannya agar setiap anak, dimanapun mereka berada, memiliki hak yang sama untuk belajar, tumbuh, dan bermimpi. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Foto-bersama-dalam-pembukaan-Rapat-Komite.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.