Kerja Sama Indonesia dan Timor Leste

Conservation International Timor Leste Studi Banding ke Raja Ampat

Studi banding bertujuan memeahami metode pengelolaan kawasan konservasi perairan Kepualauan Raja Ampat. 

Editor: Ryan Nong
POS-KUPANG.COM/HO-PAPUA EXPLORER
Bentangan kawasan Raja Ampat di Papua Barat Daya Indonesia. 

Pada pertengahan 2025, Raja Ampat viral setelah kampanye masyarakat sipil mengecam dan menolak praktek eksplorasi tambang nikel di kawasan itu. 

Pemerintah kemudian menyampaikan bahwa negara mencabut empat dari lima izin usaha pertambangan (IUP) yang aktif di Raja Ampat yakni PT Kawei Sejahtera Mining (Pulau Kawe), PT Anugerah Surya Pratama (Pulau Manuran), PT Mulia Raymond Perkasa (Pulau Manyaifun dan Batang Pele), dan PT Nurham (Pulau Waigeo):

Masyarakat sipil melalui lembaga seperti Greenpeace tetap menuntut perlindungan penuh dan permanen untuk seluruh ekosistem Raja Ampat, dengan pencabutan semua izin pertambangan yang aktif maupun yang tidak aktif.

Terlebih ada preseden bahwa izin-izin yang sudah pernah dicabut lantas diterbitkan kembali, termasuk di Raja Ampat, karena adanya gugatan dari perusahaan. 

Greenpeace Indonesia mengajak publik untuk terus mengawasi langkah pemerintah dalam merestorasi wilayah-wilayah yang sudah dirusak oleh pertambangan agar dikembalikan ke fungsi ekologisnya.

Conservation International Timor Leste

Adapun Conservation International Timor Leste merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat atau NGO (non-goverment organization) internasional yang konsen pada isu konservasi dan lingkungan dan berkantor di Timor Leste

Pekerjaan Conservation International di Timor Leste dimulai pada tahun 2009. Pada 2012, lembaga tersebut mendirikan kantor di Timor Leste atas undangan Presiden saat itu, Jose Ramos Horta.

Pekerjaan lembaga tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal, memerangi perubahan iklim, dan meningkatkan mata pencaharian, terutama melalui pembentukan jaringan kawasan lindung nasional yang berfungsi.

Conservation International bekerja langsung dengan pemerintah dan masyarakat setempat untuk meneliti, menerapkan, dan meningkatkan pengelolaan kawasan lindung di darat dan laut, melalui taman nasional dan zona larang tangkap.

Melalui perpaduan ilmu pengetahuan, kebijakan, dan kerja lapangan, kami selanjutnya menyediakan solusi inovatif untuk isu-isu lingkungan utama seperti praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, deforestasi, dan perubahan iklim.

Lembaga Konservasi Internasional Timor Leste juga bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Indonesia Proyek Samarcore, sebuah proyek konservasi sumber daya alam laut yang antar kedua negara. (*)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved