Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 12 November 2025, "Bersyukur dan Berterimakasih"

Sebaliknya, jika kita selalu terobsesi pada apa yang tidak kita miliki, kita tidak akan pernah merasa cukup dan tidak pernah mampu menikmati hidup

|
Editor: Eflin Rote
YOUTUBE SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RP. John Lewar SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar, SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Rabu, 12 November 2025
Peringatan Wajib St. Yosafat
Keb. 6:1-11; Mzm. 82:3-4,6-7; Luk. 17:11-19
Warna Liturgi: Merah

Bersyukur dan berterimakasih

Dalam satu hari, berapa kalikah kita bersyukur? Berapa kali kita berterima kasih? Syukur dan terima kasih adalah dua hal yang tak terpisahkan.

Di mana ada terima kasih, di situ ada syukur yang menjadi alasannya. Di mana ada syukur, di situ ada terima kasih yang diucapkan.

Kebiasaan luhur ini merupakan cara untuk menikmati hidup. Peristiwa orang Samaria yang kembali lagi kepada Yesus setelah disembuhkan dari penyakit kusta menjadi pengajaran bagi kita untuk membiasakan diri bersyukur dan berterima kasih.

Orang Samaria itu dipenuhi berkatnya oleh Yesus, sehingga mampu menikmati hidupnya. Sebuah kutipan menyatakan, “Cara untuk menikmati kebahagiaan hidup adalah dengan bersyukur.” Jika kita mudah mensyukuri segala yang kita terima, kita akan memiliki lebih banyak hal yang membahagiakan. 

Sebaliknya, jika kita selalu terobsesi pada apa yang tidak kita miliki, kita tidak akan pernah merasa cukup dan tidak pernah mampu menikmati hidup.

Bersyukur merupakan tanda bahwa kita tidak pernah menuntut banyak kepada Tuhan. Apa yang diberikan Tuhan bukan sembarangan, melainkan pasti memiliki tujuan.

Persoalannya, mungkin kita tidak bisa bersyukur dan berterima kasih karena mengalami kegagalan, kesedihan, atau kekecewaan.

Jika itu yang terjadi, mari kita belajar lebih dewasa dengan meyakini kasih Tuhan. Kasih Tuhan adalah kasih yang sempurna, tanpa batas, dan tidak pilihpilih. Tuhan akan membantu setiap orang agar mengalami kematangan hidup.

Karena itu, ketika kita mengalami situasi yang tidak mengenakkan, itu bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita. Tuhan sesungguhnya sedang berusaha mematangkan kita agar memiliki iman yang tangguh.

Melalui bacaan Injil hari ini mari kita merenung: Apakah kita termasuk golongan sembilan orang kusta yang disembuhkan Yesus tetapi tidak bersyukur dan tidak berterima kasih kepada-Nya?

Ataukah kita seperti orang Samaria yang kembali untuk menjumpai Yesus? Orang beriman seharusnya memiliki tanggung jawab untuk bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan atas penyertaan-Nya dalam perjalanan hidup.

Tuhan diingat jangan hanya dalam situasi sulit, tetapi juga dalam situasi yang membahagiakan, menguntungkan, dan penuh kenyamanan.

Dengan senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan, kita semakin mampu untuk memuliakan nama-Nya. Itulah cara kita mengungkapkan iman.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved