Sosok dan Profil
Sosok Arifin Sa’ban, Driver yang Mengabdikan Diri Secara Total dalam Senyap
Bagi Arifin, kepercayaan yang diberikan pimpinan untuk mengantarkan dengan selamat bukan sekadar tugas, melainkan bentuk kehormatan
Penulis: Edi Hayong | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Dari balik roda mobil dinas yang melaju mengantar seorang kepala dinas dari satu agenda ke agenda lainnya, ada sosok sederhana yang bekerja dalam diam, penuh tanggung jawab, dan kesetiaan.
Dia adalah Arifin Sa’ban, pria kelahiran Lamakera, Pulau Solor, Flores Timur, 25 Oktober 1986, yang kini mengabdikan diri sebagai driver Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang.
Setiap hari, Arifin menjalani rutinitas yang bagi sebagian orang tampak biasa, namun sesungguhnya menyimpan kisah suka dan duka yang tak sedikit.
Saat ditemui di Kantor Dinas Dikbud Kota Kupang, Jumat (12/9/2025), ia menuturkan bahwa menjadi sopir pimpinan instansi pemerintah memiliki sisi unik tersendiri.
Sebab bagi Arifin, kedekatan dengan pimpinan adalah sebuah pengalaman berharga.
Baca juga: Sosok Andreas Asanban, Difabel yang Mengais Rejeki Melalui Pijat Reflektif
“Saya bisa belajar langsung dari cara berpikir dan gaya kepemimpinan pimpinan Dikbud Kota Kupang,” ungkapnya.
Ia mengaku banyak mendapat kesempatan mengikuti kepala dinas ke berbagai tempat.
Mulai dari rapat resmi, kunjungan kerja ke beberapa tempat, hingga perjalanan dinas ke luar kota. Dari sanalah, jejaring dan pengalaman hidupnya semakin luas.
Bagi Arifin, kepercayaan yang diberikan pimpinan untuk mengantarkan dengan selamat bukan sekadar tugas, melainkan bentuk kehormatan.
Stabilitas pekerjaan yang dimilikinya sebagai tenaga resmi juga membuat ia merasa lebih tenang dibandingkan ketika masih bekerja mandiri.
Baca juga: Sosok Marlion Elim Resmi Pimpin IDI Cabang Kupang, Ajak Dokter Kolaborasi
Namun, di balik itu semua, ada sisi lain yang sering tak terlihat mata. Jam kerja Arifin tak pernah menentu.
Ia harus siap kapan saja, bahkan di luar jam kantor, malam hari, akhir pekan, atau hari libur, jika pimpinan memiliki agenda mendadak.
“Tanggung jawabnya besar, karena menyangkut keselamatan pimpinan. Kesalahan kecil bisa berakibat besar,” tuturnya dengan nada serius.
Tak jarang ia merasa kelelahan, baik fisik maupun mental, karena perjalanan jauh, menunggu lama di lokasi kegiatan, hingga tetap siaga meski hanya menunggu di parkiran.
Tekanan situasi, kondisi jalan yang kadang buruk, cuaca yang tak menentu, serta permintaan mendadak, menambah beban tersendiri.
Baca juga: Sosok Fanty Koeanan, Merajut Mimpi dari Lahan Tambak Garam ke Ruang Kuliah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.