Opini
Paradoksial MBG: Antara Peningkatan Status Gizi Masyarakat dan Fenomena Keracunan
Dalam konteks MBG, institusi pemerintah dirancang untuk menjalankan fungsi pemenuhan gizi masyarakat.
Setidaknya, penulis mencoba menyajikan beberapa langkah perbaikan yang dapat dipertimbangkan.
Pertama, harus dilakukan penguatan sistem keamanan pangan di setiap dapur dan penyedia MBG, termasuk sertifikasi dan audit higienitas.
Kedua, transparansi data kasus keracunan agar masyarakat mendapatkan informasi yang jujur dan dapat menilai objektivitas pemerintah.
Ketiga, reformasi sistem pengawasan lintas sektor, melibatkan dinas kesehatan, lembaga pendidikan, dan lembaga independen.
Keempat, pendidikan gizi dan keamanan pangan kepada masyarakat agar penerima juga menjadi pengawas sosial.
Program MBG adalah kebijakan besar yang mengandung nilai kemanusiaan tinggi.
Namun, tanpa evaluasi dan tanggung jawab yang berkelanjutan akan terus menjadi paradoks antara “makanan bergizi” dan “makanan berisiko”.
Seperti dikatakan Durkheim, “Masyarakat tidak akan sehat bila institusinya sakit.” Maka, memperbaiki paradoks MBG berarti memperbaiki cara kita mengelola kebijakan publik itu sendiri. (*)
Simak terus artikel POS-KUPANG.COM di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Adi-Rianghepat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.