Catatan yang terlambat
Oleh: Wilfrid Babun, SVD
Pegiat Literasi dan Pendiri TBMu St. Josef Freinademetz Sumba Barat Daya - Nusa Tenggara Timur
POS-KUPANG.COM -Hari Jumat 22 Agustus, Mgr. Paulus Budi Kleden merayakan hari ulang pertama tahbisan sebagai uskup Agung Ende. Pas gereja universal merayakan Pesta St.Perawan Maria Ratu.
Grup angkatan 1985 Ledalero lumayan ramai memberikan salam ke beliau. Ada dari ujung pulau Bunga. "Selamat ultah tahbisan Uskup buat teman kita Mgr. Budi Kleden." Ini WA dari pastor ganteng Eman Wero SVD di Waekomo Lembata.
Satu teman yang suka usil, Pater Martini Bhisu SVD, dia biasa berisik kalau bicara: "No jaga diri bae-bae." Pernah teman-teman koreksi ke tuang Bhisu Martin ini."E Tinu, kau omong pelan-pelan sedikit ka."
Ada satu lagi. "Bapa uskup, selamat, merayakan satu tahun tahbisan Uskup. Saya dengar dari para pastor di Ende, Bapa uskup kerja banyak sekali. Selalu jaga kesehatan, jangan lupa istirahat dan santai dengan menikmati makan kesukaan."
"Peringatan ulang tahun menjadi momentum untuk memanjakan tubuh dan meremajakan pengabdian. Selamat merayakan tahun tahbisan Uskup. Terus membangun persaudaraan untuk kehidupan bersama yang asli." Ini dari Pulau Timor, Kupang, Yakobus Beda Kleden.
Yang satu Budi Kleden, yang satu lain Beda Kleden. Keduanya satu angkatan, satu seminari San Dominggo Hokeng, Flores Timur.
Keduanya menjawabi panggilan berbeda. Satu pastor yang uskup Ende. Dan Pak Yakobus Beda Kleden, awam cerdas, kritis dari dulu, sastrawan dan dosen. Saya tidak lupa ke beliau, untuk tujuan yang sama.
"Mgr. Budi selamat merayakan HUT tahbisan uskup. Sehat selalu. Minta bensa." Biasanya beliau merespons cepat juga di grup. Mungkin sibuk, seperti ungkap Pa Jack Kleden dari Kupang.
Dalam ingatan saya, selama satu tahun masa episkopatnya ini beliau sudah mengunjungi semua umatnya di banyak paroki di Keuskupan Agung Ende, dari Bajawa Ngada sampai seluruh Ende Lio.
Ada satu hal yang ingin saya ceritakan. Bahwa sejak tadi pagi, saya agak bergairah membaca buku ini. "Treasure of the Past and Experiences of the Present." Sebuah buku tebal. Dibikin khusus untuk merayakan Jubileum 150 tahun SVD sejagat.
In Commemorationnof the 150 th Anniversary of the Foundation of the Society of the Divine Word (1985-2025). Diterbitkan belum lama, Rome:15 January 2025. Buku ditutup pada halaman 408.
Ada tiga halaman setelah itu tidak dicantumkan nomor halamannya. Ada gambar yang sangat indah. Dan sebuah tulisan: May the darkness of sin and the night of unbelief vanish before the light of the word and the spirit of Grace (Arnold Janssen). Doa ini sudah menjadi menu harian para SVD, SSps dan SspSAp.
Ini memang buku monumental. Diterbitkan pas betul dan betul pas. Saya teringat saat membawa buku ini. Sekretariat Provinsial SVD Ruteng, Bro. Dede Kleden menyerahkan ke saya untuk bawa ke Sumba.
Oh, beratnya. Sedikit berat hati saya menerimanya juga. Saya pikir, "pasti saya kena bagasi dari pesawat Susi Air."
Dan memang benar. Uniknya lagi, bawa buku itu saya gendong di ransel. Tidak masukan ke koper di bagasi. Padahal berat. Pikir saya dalam hati, "buku berat, pasti isinya berkualitas."
Itu sangat saya yakin. Awalnya rasa berat, tetapi nuansa hati yang ringan bikin jadi enjoy. Apa yang ingin sedikit saya kisah di sini. Tentu berkaitan dengan Mgr. Budi Kleden dan buku memorial ini.
Ada dua hal. Pertama. Itu ada di acknowledment. "The idea of the Jubilee Publication, a significant milestone in the150 -year history of the Society of the Divine Word, was concieved by the former General Councel under the leadership of Fr. Paulus Budi Kleden as Superior General."
Uskup Budi justru disebut dengan jelas dan terang di sini. Pada era kepemimpinannya, gagasan hebat penerbitan ini sudah menjadi pemikiran bersama.
Dirancang pada era kepemimpinannya. Bagaimana menentukan tonggak-tonggak penting selama ziarah sejarah 150 tahun SVD.Dan ide itu telah menjadi buku.
Buku itu telah ada. Ada di antara kita. Budi, Sabda, Terang SVD bisa dibaca dalam buku. Dalam sejengkal ingatan saya, Mgr.Budi salah satu penulis buku terkenal. Malah bisa, bisa kita "seorang teolog terlibat."
Dalam bukunya "Berpijak di Bumi, Berpijak pada manusia", Budi mengingatkan, teolog dan teologi itu bukan di langit. Tetapi ada di bumi dan bersama manusia. Ada bersama, dalam duka dan kecemasan manusia" (Gs.1).
Mgr.Budi juga terlibat di awal gagasan brilian membidani kelahiran buku keren ini!
Kedua, ada foto barisan para superior general SVD. Mulai dari fundator SVD St.Arnoldus Janssen. Menyusul Nicolaus Blum, Wilhem Gier, Joseph Gerendel, Alois Grosse Kappenberg, Johnn Schutte, Joh Musinsky, Heindrich Heekeren (beliau pernah jadi staf dosen di Ledalero Maumere), Heinrich Barlage, Antonio Pernia, Heinz Kaluke, Paulus Budi Kleden dan Anselmo Richardo Ribeiro.
Mari kita hitung pake jari telunjuk. Mgr.Budi ada di nomor 12. Budi Kleden dipilih sebagai superior general ke-12. Dan jelang selesai, belum selesai sebagai Superior General SVD sejagat (2018-2024) yang kedua belas, ditunjuk oleh Tahta Suci sebagai Uskup Keuskupan Agung Ende (KAE).
Apakah arti semua ini? Apakah arti sebuah nama? Adakah makna satu angka?Satu kebetulan. Tapi yang pasti, hari Jumat 22 Agustus 2025 ini Uskup Budi merayakan HUT pertama sebagai Uskup Agung Ende. Selamat merayakan HUT Mgr. Budi Kleden SVD. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News