POS-KUPANG.COM, OELAMASI - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena secara resmi membuka diseminasi hasil riset Program Berdikari NTT, Jumat (15/8/2025) di Desa Merbaun, Kabupaten Kupang.
Diseminasi hasil riset tersebut bertajuk Implementasi Konsentrat Sapi Kaya Pati Berbasis Putak dan Pendekatan Pola Pertanaman Sen Organik dengan Input Produksi Teroptimasi untuk Peningkatan Produktivitas, Kualitas, dan Ketahanan Jagung sebagai Sumber Pangan, Pakan dan Benih di NTT.
Kegiatan yang digagas oleh Politeknik Pertanian Negeri Kupang dan Asosiasi Pengusaha dan Peternak Sapi Indonesia (PEPPSI), dihadiri oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dinas Pertanian Provinsi NTT, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indinesia, Kepala Desa Merbaun, SMK Pembangunan Pertanian Lily, SMKN I Amarasi Selatan serta kelompok mitra peternak dan petani.
Direktur Politani Kupang, Johanis A. Jermias S.Pt.M.Sc, dalam sambutannya mengungkapkan, tahun ini Politani Kupang dipercaya Dit. Minatsaintek, Kemendiktisaintek untuk melaksanakan dua penelitian besar yang didanai LPDP.
Pertama, penelitian implementasi konsentrat kaya pati berbasis putak pada program penggemukan sapi Bali yang menggunakan pakan dengan lamtoro sebagai pakan basal. Kedua, penelitian sistem tanam “Sen Tabua Bolamese” yaitu satu lubang tiga tanaman: jagung, labu, dan kacang nasi sebagai sumber pangan, pakan dan benih NTT.
“Penelitian di Desa Merbaun memberikan hasil mengejutkan, terutama bagi peternak yang merasakan langsung kenaikan bobot sapi di luar teori sebelumnya. Jika teori menyebutkan peningkatan bobot sapi bali secara intensif hanya 0,4 kg per hari, maka penelitian ini membuktikan bisa mencapai 0,6–2 kg per ekor per hari,” ujar Direktur Politani.
Ia melanjutkan, jika teknologi pakan tersebut dapat diimplementasikan, maka dapat berkontribusi pada kesejahteraan para pelaku usaha termasuk peternak.
“Kalau saja teknologi pakan ini dapat diimplementasi lebih luas, katakanlah bagi 50.000 ekor ternak yang setiap tahun diantar-pulaukan, maka dengan harga berat hidup Rp. 37.000 diperkirakan akan ada penambahan extra money dari luar NTT sebesar Rp 33 – 283 miliar di luar besaran uang yang bergulir dalam rantai usaha ini. Suatu nilai tambah yang tentunya dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan para pelaku usaha termasuk peternak,” lanjut Direktur.
Direktur Politani juga menyampaikan kekuatirannya akan dampak jangka panjang dan komitmennya.
“Hanya saja, setelah kita berhasil meningkatkan PBB dan mempercepat waktu penggemukan sapi Bali, ada kekuatiran kecepatan ini tidak diikuti oleh kecepatan produksi bakalan di tingkat breeding. Oleh karena itu, pemerintah perlu turut secara aktif dengan program-program breeding yang tepat bersama peternak breeding untuk menjamin adanya supply bakalan yang cukup dan tentu Politani Kupang juga akan ada di dalamnya”, tambahnya.
Sementara penelitian Sen Tabua Bolamese juga membuahkan hasil signifikan. Produktivitas jagung meningkat dari 2,3 ton per hektar menjadi 5,3 ton per hektar, sekaligus memberikan sumber protein tambahan bagi masyarakat.
Politani Kupang berharap program ini dapat terus dilanjutkan dengan dukungan PEPPSI dan pemerintah untuk kemudian bisa memproduksi pakan secara massal.
“Kami akan terus mendukung penyediaan pakan penggemukan sapi agar manfaatnya dapat dirasakan luas oleh peternak di NTT,” tuturnya.
Ketua Umum PEPPSI, Meidelzed Amtiran dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan rasa terimakasih kepada Tim Peneliti Politani Kupang yang telah memilih PEPPSI sebagai mitra dalam melakukan penelitiannya.
“Beberapa ternak yang digunakan dalam penelitian ini, sebelumnya dinyatakan kerdil atau stunting oleh peternak. Dimana, mereka telah mencoba menggemukan selama 2 bulan dengan kebiasaan pakan yang ada tapi sapi tidak gemuk-gemuk. Tapi sapi-sapi ini mengalami perubahan signifikan hanya dalam bulan pertama uji coba pakan konsentrat ini. Sungguh luar biasa!”, pungkas Meidel.
Nantinya, PEPPSI akan bekerja sama dengan Politani Kupang untuk menyediakan konsentrat bagi kelompok peternak binaan PEPPSI.
Gubernur NTT, Melki Laka Lena menyampaikan hasil diskusi sebelumnya yang telah dilakukan dengan Politani Kupang dan PEPPSI yang menunjukkan adanya capaian pertumbuhan bobot sapi penggemukan yang signifikan, yakni dengan rentang kenaikan 0,6–2,1 kg.
“Kita sudah melihat sendiri bahwa dengan pakan konsentrat berbasis putak dan dukungan teknologi, sapi bisa mencapai berat ideal lebih cepat. Model kemitraan seperti ini harus menjadi role model di NTT agar semua pihak terkait dapat bekerja sama meningkatkan produktivitas sapi,” ujarnya.
Gubernur menyerukan optimisme dalam pengembangan sektor peternakan di Nusa Tenggara Timur.
“Kegiatan ini bisa menjadi inspirasi bagi peternakan-peternakan yang lain untuk bisa menggunakan pola yang sama, sehingga kita bisa memiliki produktivitas peternakan yang baik di NTT. Kita kembalikan bahwa NTT adalah provinsi ternak, provinsi sapi dan gudang ternak,” seru Gubernur.
Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah penandatanganan kerja sama antara PEPPSI dan Politani Kupang yang turut disaksikan oleh Gubernur NTT. Kerja sama ini diharapkan menjadi model kemitraan strategis antara perguruan tinggi, pengusaha, peternak dan pemerintah dalam meningkatkan produktivitas ternak di NTT.
Selain itu, dilakukan penyerahan bantuan hibah sapi betina produktif dari Persatuan Pengusaha dan Peternak Sapi Indonesia (PEPPSI) kepada 10 kelompok mitra.
Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Gubernur NTT, disaksikan oleh Politani Kupang, para pejabat dan tamu undangan. Hibah ini merupakan bagian dari Program Bank Sapi PEPPSI, di mana setiap kelompok mitra menerima sapi betina untuk dikembangkan bersama pendampingan teknis dari Politani Kupang.
Kegiatan diseminasi dilanjutkan dengan pemaparan hasil riset oleh Cardial L.O. Leo Penu, PhD selaku Ketua Tim Riset Implementasi Konsentrat Kaya Pati, dan Noldin Abola, MSc selaku Ketua Tim Riset Penanaman sen.
Pemaparan didahului oleh penjelasan metodologi penelitian dan hasil riset. Kemudian diikuti oleh testimoni petani-peternak yang diwakili oleh Oktofianus Amnifu, Ketua Kelompok Tani Nekmates dan Jeremias B. Kosat, Ketua Kelompok Tani Boti.
Baca juga: Inovasi Pakan Sapi Politani Negeri Kupang Gemukkan Sapi dalam Tiga Bulan
Kegiatan diseminasi ditutup dengan site visit ke kandang penelitian untuk melihat secara langsung sapi-sapi penelitian yang mendapat perlakuan pakan konsentrat kaya pati berbasis putak.
Sebagai informasi, penelitian Implementasi Pakan Konsentrat Kaya Pati Berbasis Bahan Pakan Lokal bagi Ternak Ruminansia di Wilayah Lahan Kering NTT diketuai oleh Cardial L. O. Leo Penu, S.Pt., M.Sc, PhD dan beranggotakan Johanis A, Jermias, S.Pt., M.Sc, Max A. J. Supit, S.Pt., GDipSc,MFoodTech, Dr. Arnold C. Tabun, S.Pt., M.Sc, Ferdinan S. Suek, S.Pt., M.Si, Monica Canadianti, S.Pt., M.Sc, Jenike G. Noke, S.Kom., M.Kom
Sementara penelitian Pendekatan Pola Pertanaman Sen Organik dengan Input Produksi Teroptimasi untuk Peningkatan Produktivitas, Kualitas dan Ketahanan Jagung sebagai Sumber Pangan, Pakan dan Benih di NTT diketuai oleh Noldin M. Abolla, SP., M.Sc dan beranggotakan Marchy Pallo, S.Si., M.Si, Herlyn Djunina, S.Sos., MA, Dr. Vinni Tome, SP., M.Sc, Dr. Yohanis H. Dimu Heo, SP., M.Sc, Ramses Victor Elim, S.Si., M.Si, Chynthia C. Panduwal, SST dan Julius Bili, S.Pt. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS