POS KUPANG.COM -- Kabupaten Belu memiliki begitu banyak spot wisata. Bahkan, spot wisata di Kabupaten yang berbatasan dengan negara Timir Leste itu sangat beragam .
Destinas wisata Belu meliputi panai , gunung, kampung adat bahkan pos perbatasan antar negara .
Dikutup dari rrr.co.id berikut beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi saat liburan ke daerah yang memiliki arti Sahabat atau Teman:
1. Fulan Fehan
Fulan Fehan merupakan lembah berbukit dengan padang sabana yang sangat luas dan terletak di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen. Objek wisata ini berada di kaki Gunung Lakaan dan memiliki pemandangan menakjubkan dengan udara sejuk yang masih alami.
Untuk mengunjungi objek wisata ini dibutuhkan waktu sekitar 90 menit atau menempuh jarak 30 kilometer dari Kota Atambua. Sepanjang perjalanan wisatawan akan melihat pemandangan perbukitan yang indah, hutan kecil, dan jalan yang berkelok-kelok khas dataran tinggi.
Baca juga: Wisata NTT, 6 Destinasi Wiasata Air dan Pantai di TTS Wajib Dikunjung Saat Liburan ke SoE - Kupang
Waktu terbaik mengunjungi ekowisata ini adalah pada bulan April–Juni atau Agustus–Oktober untuk melihat sabana yang menghijau. Ketika berkunjung wisatawan juga bisa mengenal lebih dekat budaya lokal, tenun ikat khas Belu, dan mencicipi kuliner tradisional.
2. Air Terjun Mauhalek
Air Terjun Mauhalek merupakan salah satu objek wisata unggulan yang berada di Desa Rai Ulun, Kecamatan Laisolat. Jaraknya sekitar kurang lebih 32 kilometer dari Kota Atambua dengan akses yang relatif mudah dan fasilitas yang memadai.
Destinasi wisata ini, memiliki ketinggian hingga 10 meter dan merupakan pertemuan dua mata air yakni, Siata dan Mauhalek. Keunikannya terletak pada aliran air yang tidak jatuh langsung, melainkan mengalir melalui bebatuan berundak sehingga menciptakan tirai-tirai air.
Pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas di Air Terjun Mauhalek, seperti berenang di kolam alami di bawah air terjun. Bisa juga bermain air di undakan bebatuan atau sekadar bersantai menikmati keindahan alam sekitar yang tenang dengan udara yang segar.
3. Gereja Tua Nualain
Terletak di Desa Nualain, Kecamatan Lamaknen Selatan, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Gereja Tua Nualain merupakan salah satu simbol awal masuknya agama Katolik di wilayah perbatasan Indonesiadan Timor Leste. Gereja berbahan kayu ini, didirikan pada tahun 1937 oleh Bruder Thomas dan warga setempat atas permintaan Raja Gaspar Lesu.
Sebagai Gereja tertua di Kabupaten Belu, banyak wisatawan yang ingin mengenal sejarah dan perkembangan agama Katolik di wilayah ini. Keindahan arsitektur gereja, suasana yang tenang, serta nilai historisnya menjadikan tempat ini sebagai destinasi wisata religi yang patut dikunjungi.
4. Benteng Ranu Hitu
Benteng Ranu Hitu atau Benteng 7 Lapis merupakan situs bersejarah yang terletak di Desa Dirun, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu. Terletak di puncak Bukit Makes pada ketinggian sekitar 1.282 mdpl, benteng ini menawarkan panorama alam yang eksotis.
Benteng ini diperkirakan dibangun pada abad ke-15 dan berfungsi sebagai pusat pertahanan Kerajaan Dirun dalam menghadapi perang antarsuku. Pada masa perjuangan kemerdekaan, benteng ini menjadi markas para pejuang lokal yang dikenal sebagai Meo untuk mengatur strategi.
5. Pos Lintas Batas (PLBN) Motaain
Diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 28 Desember 2016, PLBN Motaain dibangun di atas lahan seluas 8,5 hektar. Bangunan utamanya mengadopsi desain rumah adat Matabesi, khas masyarakat Belu, dengan ornamen tenun lokal yang menghiasi berbagai sudutnya.
Fasilitas di PLBN ini mencakup zona inti untuk pelayanan imigrasi, bea cukai, karantina, dan zona penunjang lainnya. PLBN memiliki pasar perbatasan dengan 150 kios, Wisma Indonesia, mess pegawai, rest area, area parkir, gereja, dan lapangan olahraga. *
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS