PON Aceh Sumut 2024

Atlet PON Aceh-Sumut 2024 Keluhkan Kurangnya Apresiasi dari Pemprov NTT

Editor: Edi Hayong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POSE BERSAMA- Para atlet PON NTT di Aceh Sumut 2024 pose bersama sebelum pelepasan kontingen NTT di Aula El Tari Kupang

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Sejumlah atlet asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah berjuang di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap kurangnya apresiasi dan perhatian dari Pemerintah Provinsi NTT. 

Para atlet merasa perjuangan dan pengorbanan mereka tidak dihargai sebagaimana mestinya, terutama jika dibandingkan dengan atlet PON sebelumnya yang mendapatkan bonus dan penghargaan yang layak.

Dewinda Pinis, atlet kempo yang meraih medali perunggu di nomor embu berpasangan putri kyukenshi, menyatakan kekecewaannya karena hingga saat ini belum ada bentuk apresiasi dari pemerintah daerah.

"Kami sudah berjuang mewakili NTT, tapi hingga saat ini belum ada apresiasi dari Pemprov," ujar Dewinda saat diwawancarai, Jumat (28/3/2025)

Menurutnya, meskipun tidak ada janji spesifik dari pemerintah terkait bonus atau penghargaan, para atlet sempat mempertanyakan hal ini kepada Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTT. 

Namun, hingga kini mereka hanya diminta untuk menunggu tanpa kepastian.

Ino Ramli dan Winda Pinis atlet kempo pada PON 2024 Aceh Sumut 2024

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Ino Ramli, atlet kempo peraih dua medali emas di nomor Embu pasangan putra Yudansa 2/3 DAN dan Embu berpasangan campuran Yudansa 2/3 DAN. 

Ia menekankan bahwa kurangnya perhatian dari pemerintah sangat berdampak pada motivasi atlet.

"Dampaknya besar, karena tidak sedikit atlet yang menjadikan PON ini sebagai mata pencaharian. Seharusnya, pemerintah memberikan apresiasi yang layak agar kami tetap termotivasi," kata Ino.

Tidak Ada Komunikasi dari Pemerintah

Para atlet juga mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada komunikasi atau kejelasan dari pemerintah atau Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTT mengenai rencana apresiasi.

"Sama sekali tidak ada komunikasi dari pemerintah. Kami sudah mencoba bertanya kepada Dispora dan pelatih, tapi jawabannya hanya diminta bersabar," tambah Dewinda.

Mereka juga menyoroti bahwa perhatian kepada atlet seharusnya tidak hanya diberikan dalam bentuk bonus setelah pertandingan, tetapi juga selama masa persiapan.

Baca juga: Pemerintah NTT Siapkan Bonus Bagi Atlet Peraih Medali di PON Aceh-Sumut 2024

"Beban kami sebagai atlet itu besar. Kami butuh dukungan dalam hal fasilitas, kesehatan, makan dan minum, uang saku bulanan, serta apresiasi dari pemerintah," ujar Ino.

Harapan Atlet: Pemerintah Lebih Peduli

Sebagai perbandingan, pada PON 2021 di Papua, atlet-atlet peraih medali mendapat bonus besar dari pemerintah daerah masing-masing. 

Peraih medali emas mendapat Rp200 juta dan rumah tipe 36, peraih perak Rp150 juta dan rumah, peraih perunggu Rp100 juta dan rumah, sementara atlet yang tidak meraih medali tetap mendapatkan apresiasi sebesar Rp50 juta.

Dewinda yang sebelumnya meraih dua medali perak di PON Papua 2021 berharap agar bonus bagi atlet PON 2024 tidak jauh berbeda dari edisi sebelumnya.

"Kami berharap pemerintah bisa memberikan apresiasi yang tidak jauh berbeda dari PON Papua 2021, termasuk bagi atlet yang tidak mendapatkan medali, karena semua sudah berjuang," kata Dewinda.

Baca juga: Bupati Sabu Raijua Apresiasi Enam Atlet Kriket NTT Cetak Prestasi di Ajang PON Aceh-Sumut 2024

Para atlet berharap pemerintah NTT bisa segera memberikan kejelasan terkait penghargaan bagi mereka. 

Selain sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan mereka, apresiasi ini juga akan menjadi motivasi bagi atlet-atlet muda NTT untuk terus berprestasi di kancah nasional.

"Kalau pemerintah mendukung kami, pasti akan lebih banyak atlet baru yang muncul dan bisa mengangkat martabat NTT lebih tinggi di PON selanjutnya," pungkas Ino. (uge)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini