POS KUPANG.COM -- Kabupaten Timor Tengah Selatan merupakan tempat berdirinya gunung tertinggi di Nusa Tenggara Timur yaitu Gunung Mutis.
Tak sekedar tinggi, gunung ini juga menyimpan spot ekstis seperti Hutan Bonsai.
berada di huta ini bak berada di negeri dongeng .
Dikutip dari ttskab.go.id, Bonsai disini berumur sekitar ratusan tahun. Pohon-pohon Bonsai ini tumbuh secara alami, pohonnya menjulang tinggi dengan lumut-lumut yang bergelantungan diantara batang dan ranting-ranting.
Tempat ini sering dijadikan area foto prewedding. Belakangan ini semacam sudah menjadi tradisi modern bagi pasangan yang ingin menikah.
Tema foto prewedding biasanya terbagi dlm kategori indoor dan outdoor. Untuk kategori outdoor, salah satu tempat yang saat ini sedang naik daun adalah Hutan Bonsai Fatumnasi.
Baca juga: Wisata NTT, 18 Objek Wisata yang Layak Dikunjungi Saat Liburan ke Kupang NTT
Eksotisme Hutan Bonsai Fatumnasi
Dikutip dari indonesia.go.id , obyek wisata tegakan alam berupa hutan hijau berisi ribuan pohon ampupu atau Eucalyptus urophylla berusia ratusan tahun. Barisan ampupu ini membentuk kanopi hijau setinggi tak lebih dari 2-5 meter dengan ciri khas akar dan batang berbonggol-bonggol besar dan berlekuk-lekuk seperti seorang penari.
Sepintas tanaman ampupu ini seolah telah mengalami proses pengkerdilan atau bonsai. Ranting pohonnya menjulur saling bersentuhan dengan pohon ampupu lainnya dan mempunyai daun berukuran kecil.
Pada kondisi ekstrem, pohon ampupu hanya sanggup tumbuh dalam bentuk semak belukar setinggi tak lebih dari 2 meter.
Hutan bonsai ampupu ini adanya di Timor, pulau di ujung timur NTT, dengan luas 30.777 kilometer persegi. Hutan bonsai berisi pohon ampupu ini tepatnya berada di Desa Fatumnasi, Kecamatan Fatumnasi, Kabapaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Bagi masyarakat Dawan, suku asli yang mendiami daerah Fatumnasi, hutan bonsai itu disebut dengan nama akuna. Desa Fatumnasi berada pada ketinggian 1.480 meter di atas permukaan laut serta memiliki pemandangan eksotis berupa perbukitan marmer diselingi padang rumput hijau tempat satwa kuda, sapi, dan rusa timor mencari makan.
Hutan bonsai Fatumnasi ini dapat dijangkau dari ibu kota NTT di Kupang melalui jalur darat menuju Kota Soe, ibu kota Kabupaten TTS, sejauh 110 km selama 2-3 jam perjalanan.
Selanjutnya dari Soe kita menuju ke kota kecil Kapan di Kecamatan Mollo Utara yang berjarak 20 km, sebelum berakhir di Fatumnasi sekitar 17 km kemudian.
Dalam perjalanan dari Soe menuju Fatumnasi kita dapat singgah sejenak di Kilometer 12, yaitu sebuah bukit kecil hijau berpemandangan indah yang berada di tepi jalur Soe dan Kapan. Dari Km 12 ini kita dapat memandang perbukitan dan lembah serta Gunung Mutis yang berada di Cagar Alam Mutis. Waktu tempuh Soe-Fatumnasi sekitar dua jam dengan kondisi jalan lumayan mulus pada ruas Soe-Kapan.
Namun, dari Kapan hingga memasuki Kecamatan Fatumnasi kondisi jalan menyisakan permukaan tanah berbatu seperti ketika kita melintasi Desa Ajaobaki, Tunua, dan Kuanoel. Jalan seperti ini akan sulit dilintasi kendaraan terutama pada musim hujan karena berlumpur. Jalan berlubang itu terus berlanjut hingga ke gerbang pintu masuk Cagar Alam Mutis.
Lokasi hutan bonsai hanya berjarak satu kilometer dari gerbang masuk dengan kondisi jalan berbatu. Kita juga harus melintasi sebuah kali kecil agar dapat mencapai hutan bonsai. Jangan lupa juga untuk membawa cukup perbekalan karena tak ada kedai penjualan makanan di hutan bonsai ini.
Destinasi Wisata Andalan
Cagar Alam Mutis dengan Gunung Mutis dan kawasan sekitarnya merupakan daerah terbasah di Pulau Timor karena memiliki curah hujan tahunan rata-rata 2.000-3.000 milimeter (mm).
Kondisi itu cukup tinggi jika dibandingkan di wilayah lainnya di Pulau Timor yang berkisar 800-1.000 mm per tahun.
Lamanya bulan basah hingga mencapai 7 bulan dengan frekuensi hujan terjadi pada bulan November sampai Juli, membuat suhu di cagar alam dan hutan bonsai rata-rata berkisar 14-29 derajat Celcius dengan suhu terekstrem bisa mencapai 9 derajat Celcius.
Kelembaban yang dihasilkan sebagai daerah terbasah di Pulau Timor telah menyebabkan spesies lumut jenggot (Usnea sp.) tumbuh subur pada bagian bonggol hingga batang tanaman ampupu di dalam hutan bonsai.
Selain itu, meski siang hari selimut kabut tipis senantiasa menyinggahi kawasan konservasi ini. Sinar mentari yang menghujam di antara kabut tipis serta batang pohon tua setinggi tak lebih dari 5 meter itu menghadirkan siluet cahaya yang indah. Kondisi ini telah memancing masyarakat di luar Desa Fatumnasi untuk berkunjung sekaligus berwisata menikmati kawasan paling sejuk di NTT ini.*
Baca berita lain di Pos Kupang.com KLIK >>> GOOGLE.NEWS