POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang, Sti Nenot'ek, S.Si., M.Si, mengingatkan bahwa sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) berpotensi mengalami longsor akibat hujan dengan intensitas tinggi hingga ekstrem.
Dalam jumpa pers via zoom Kamis (6/2), Sti menjelaskan kondisi cuaca ini dipengaruhi sirkulasi siklonik di wilayah Pantai Kimberly, Australia.
Sirkulasi ini diperkirakan akan menguat menjadi bibit siklon tropis, menyebabkan daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan belokan angin (shear line) di wilayah NTT.
Akibatnya kanjut Sti, dari tanggal 6 hingga 11 Februari 2025, wilayah NTT diperkirakan mengalami hujan sedang hingga sangat lebat, disertai petir dan angin kencang.
Beberapa daerah yang paling berisiko mengalami longsor meliputi; Pulau Flores, terutama Manggarai Barat, Manggarai Timur, hingga Sikka. Pulau Alor dan seluruh wilayah Pulau Timor dan sebagian kecil wilayah Pulau Sumba.
"Kondisi pola sirkulasi siklonik yang berada di selatan NTT sangat berpotensi memicu cuaca ekstrem, terutama di wilayah selatan dan timur NTT," ungkap Sti.
Ia mengimbau, masyarakat di wilayah rawan longsor dan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan serta terus mengikuti perkembangan informasi dari BMKG dan pihak berwenang guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem ini.
Menjawab pertanyaan terkait beredarnya kemungkinan cuaca ekstrem dengan kecepatan angin mencapai 30 knot, Sti mengakui adanya perkiraan tersebut yang beredar di social media. Namun, hal tersebut bukan dari BMKG tetapi dari diunduh dari aplikasi lain.
Sti mengingatkan, bahwa dampak dari cuaca ekstrem tersebut sudah dirasakan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada Kamis (6/2) di mana curah hujan di wilayah tersebut sudah cukup tinggi.
Bahkan dalam zoom tersebut Sti mengungkapkan kalau di Sungai Noelmina sudah meluap dan menggenangi sejumlah rumah warga yang berada di wilayah Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang.
Namun ketika ditanya jumlah rumah yang terendam di Takari, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD NTT Ir. Cornelis Wadu, M.Si tidak merincikan. Tetapi membenarkan adanya luapan dari kali Noelmina.
Di tempat yang sama, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Kelas IV Tenau Kupang, Yandri A. Tungga, S.Tr, memperingatkan sejumlah perairan di NTT (NTT) akan mengalami gelombang dengan ketinggian sedang hingga tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Menurut Yandri, kondisi ini diperkirakan berlangsung mulai 7 - 11 Februari 2025 dengan rata-rata ketinggian gelombang antara 1,25 hingga 2,50 meter untuk kategori sedang, dan 2,50 hingga 4 meter untuk kategori tinggi.
Pada 8 Februari 2025, gelombang dengan tinggi 2,5 - 4 meter diperkirakan terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, dan beberapa perairan lainnya.
Selain gelombang tinggi, BMKG juga memperingatkan adanya potensi banjir rob yang diperkirakan terjadi pada 7-13 Februari 2025 di beberapa wilayah pesisir, seperti Pesisir Pulau Flores, Pesisir Alor, Pesisir Pulau Sumba, Pesisir Sabu Raijua, serta Pesisir Timor hingga Pulau Rote.
Fenomena ini bertepatan dengan fase bulan purnama pada 12 Februari 2025, yang dapat menyebabkan pasang maksimum dan meningkatkan risiko banjir rob.
BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang beraktivitas di sekitar perairan dan pesisir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi dan banjir rob.
"Nelayan dan operator transportasi laut diharapkan mempertimbangkan kondisi cuaca sebelum melaut dan selalu memantau informasi dari BMKG atau otoritas terkait lainnya," ujar Yandri.
Selain itu, masyarakat pesisir diminta untuk mengantisipasi dampak pasang maksimum, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah rendah dan rawan banjir.
Kapal Ferry tidak beroperasi
Manager Usaha PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Ferry Indonesia Cabang Kupang, Ramlan Iyang saat diwawancara Pos Kupang, Kamis (6/2) menjelaskan, dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah NTT, kapal Ferry di NTT tidak beroperasi.
Ramlan mengatakan, sesuai laporan perkiraan cuaca dari BMKG, tinggi gelombang saat ini mencapai 2,5 meter sampai 4 meter, dengan demikian kapal Ferry pun tidak beroperasi. “Untuk sementara kapal Ferry tidak beroperasi karena cuaca belum membaik,” kata Ramlan.
Ramlan menyebut, akibat cuaca ekstrem saat ini, hampir semua lintasan kapal Ferry tidak beroperasi sejak 4 Februari lalu.
“Kapal tidak berlayar sejak Selasa 4 Februari lalu hingga saat ini. Hampir semua lintasan kapal tidak beroperasi hanya lintasan Kupang-Hansisi yang beroperasi,” ungkap Ramlan.
Ramlan mengatakan, pada tanggal 4 Februari lalu, ada kapal yang tidak sampai ke pelabuhan tujuan akibat cuaca ekstrem yaitu KMP Lakaan tujuan Kupang-Rote.
“Pesan kami untuk calon penumpang, jika ingin bepergian menunggu kondisi cuaca membaik demi keselamatan bersama,” pungkasnya.
Banjir rob di Tablolong
Sementara itu, sebanyak 266 kepala keluarga (KK) Desa Tablolong di Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang harus mengungsi pasca banjir rob.
Ada tiga dusun yang berada di daerah pesisir terdampak bencana hidrometeorologi ini yang kondisinya rusak, ringan, sedang dan berat. Ada perahu yang harus diamankan pemiliknya hingga ke darat, maupun diseberangkan ke pulau Semau.
Sejak banjir rob pada Selasa (4/2), ada ribuan warga harus mengungsi. Saat ini daerah itu tampak sepi. Hanya ada petugas keamanan dari Polairud Polda NTT maupun BPBD Kabupaten Kupang yang berada di pesisir. Ada warga lainnya yang tampak memperhatikan perahu yang masih ada.
"Kita lihat perahu. Gelombang begini kita jaga-jaga saja. Takutnya talinya putus dan terbawa," kata seorang warga di pesisir Tablolong, Kamis (6/2) siang.
Pos Kupang yang berada di lokasi, menyaksikan angin kencang yang melanda kawasan itu. Gelombang tinggi juga masih terjadi. Terlihat sisa kayu hanyut hingga pekarangan rumah warga. Warga sesekali datang ke rumah melihat kondisi rumahnya sekaligus membersihkan dan mengamankan beberapa barang penting lainnya.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kupang Smith Fanggi mengatakan, eskalasi cuaca di daerah itu belum menunjukkan normal. Peringatan dari BMKG bahwa cuaca ekstrem masih terjadi.
"Sampai saat ini eskalasi belum menunjukkan trend untuk turun. Kemarin sempat turun ke level 2 khusus badai Talia. Tapi naik lagi," kata dia.
Sehingga lanjut Fanggi, BPBD Kabupaten Kupang memutuskan untuk melarang masyarakat beraktivitas ataupun kembali bermukim di wilayah pesisir.
Apalagi sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari BMKG. Terutama aktivitas Monsun Asia atau lazimnya angin barat. Larangan itu juga ditujukan untuk warga yang hendak melakukan pembersihan di pemukiman.
Selain Tablolong, ada beberapa daerah lainnnya yang juga terdampak bencana hidrometeorologi. Tablolong, kata dia, memiliki perhatian khusus karena dampak terhadap warga yang cukup banyak.
Smith Fanggi menyebut, logistik bagi 1.032 orang yang terdampak banjir rob itu cukup aman. Bantuan dari berbagai pihak juga terus berdatangan. Selain logistik, bantuan lainnya berupa pemerintah kesehatan gratis.
"Selain paket sembako, juga bantuan untuk warga muslim berupa perangkat sholat," katanya.
Smith Fanggi mengaku, pihaknya sempat mengalami kesulitan saat awal banjir rob itu terjadi pada Selasa (4/2). Kesulitan itu berupa anggaran awal tahun yang belum cair. Namun, BPBD Kabupaten Kupang memastikan penanganan bagi warga yang tersebar di beberapa posko terus dilakukan dengan optimal.
Dia menyampaikan, BPBD Kabupaten Kupang terus melakukan pemantauan di wilayah pesisir terhadap kondisi gelombang. Sambil menanti analisis cuaca dari BMKG.
"Kita belum bisa pastikan (kapan cuaca bisa mereda). Kita menunggu dari BMKG selaku otoritas yang membidangi cuaca," kata Fanggi.
Dia berharap kerja sama dari warga maupun pemerintah desa setempat terus dilakukan terhadap penanganan masyarakat yang terdampak akibat bencana banjir rob itu.
1.032 orang mengungsi
Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda NTT memberikan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat pesisir Pantai Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, yang terdampak banjir rob.
Banjir rob yang terjadi pada Selasa (4/2) tersebut akibat fenomena air pasang tinggi dan gelombang besar ini merendam sekitar 70 rumah di RT 1 hingga RT 6. Akibatnya, sebanyak 1.032 jiwa dari 266 kepala keluarga terdampak dan terpaksa mengungsi ke dataran lebih tinggi.
Menanggapi bencana ini, Ditpolairud Polda NTT mengerahkan 24 personel Tim SAR untuk membantu warga di Dusun 1, 2, dan 3 wilayah yang paling parah terdampak.
Dirpolairud Polda NTT, Kombes Pol. Irwan Deffi Nasution, menyatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk membantu warga pasca-banjir.
"Kami melakukan pembersihan rumah warga yang tertimbun pasir laut, mengangkat sampah laut yang terbawa ke permukiman, serta mendata jumlah warga terdampak dan tingkat kerusakan di lokasi. Kami juga menyambangi pengungsi yang sementara waktu harus meninggalkan rumah mereka hingga kondisi cuaca membaik," ujar Kombes Pol. Irwan, Kamis (6/2).
Selain Ditpolairud Polda NTT, berbagai pihak turut berperan dalam operasi kemanusiaan ini, termasuk personel Lantamal VI Kupang, Babinsa Kupang Barat, Bhabinkamtibmas Kupang Barat, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Puskesmas Pembantu Tablolong, dan Puskesmas Batakte.
Kementerian Sosial (Kemensos) juga telah mendirikan satu dapur umum di halaman Kantor Desa Tablolong, dengan 45 personel Tagana yang bertugas menyediakan makanan bagi korban.
"Kami akan terus berupaya membantu masyarakat yang terdampak dan mendorong peningkatan sosialisasi informasi cuaca bagi warga pesisir agar kejadian serupa dapat diantisipasi lebih baik," tegasnya.
Dia mengimbau untuk tetap waspada terhadap potensi banjir rob dan gelombang tinggi yang masih bisa terjadi.
Selain itu DPW Partai Amanat Nasional (PAN) NTT menyalurkan bantuan kepada korban bencana banjir rob di Desa Tablolong. Penyaluran bantuan dipimpin Sekretaris Wilayah PAN NTT Marthen A. Lenggu didampingi Ketua BM PAN NTT Kamarudin, serta jajaran pengurus PAN lainnya.
"Kami menyerahkan bantuan berupa bahan makanan yakni beras, gula pasir, dan minyak goreng. Bantuan sembako untuk membantu saudara-saudara kita disini," kata Marthen Lenggu.
Dia mengajak, semua pihak untuk turut serta membantu masyarakat Tablolong yang terdampak bencana. Marthen Lenggu menyebut kolaborasi sangat dibutuhkan dalam suasana bencana ini.
Lapalu Malongi, mewakili korban mengucapkan terima kasih atas kepedulian dan perhatian dari DPW PAN NTT. Dia berharap kondisi ini cepat pulih sehingga warga kembali beraktivitas dan berada di rumah masing-masing. Apalagi sebagian besar warga setempat berprofesi sebagai nelayan.
Desak Melky-Johni Perbaiki Jalan
Ruas jalan provinsi yang melintasi Bealaing – Mukun - Mbazang di Kabupaten Manggarai Timur saat ini kondisinya sangat memrihatinkan. Dari jarak sekitar 70 kilometer lebih masih ada sekitar 27 kilometer di wilayah Kecamatan Elar Selatan yang belum diaspal.
Sedangkan sebagiannya mulai dari Bealaing-Mukun-Mbata telah diaspal, meski kondisi sekarang aspal mulai pecah-pecah dan berlubang.
Anton Amin, salah satu warga pengguna jalan pada Kamis (6/2) mengatakan, jalan provinsi di wilayah Elar Selatan kini semakin rusak parah. Padahal jalan tersebut baru dikerjakan belum mencapai lima tahun. Pada saat musim hujan kendaraan sulit melintas kecuali mobil dobel gardan.
"Pokoknya jalan provinsi di wilayah Elar Selatan itu sudah rusak sekali. Jalan ini belum diaspal masih beralaskan tanah dan berbatuan, sehingga saat musim hujan begini mobil tidak bisa melintas kecuali mobil yang ada derek itu pun sulit sekali," ujarnya.
Warga lainya, Marto Djebarus, juga menyampaikan hal yang sama. Marto mengatakan, dengan kondisi jalan yang rusak parah itu, arus lalu lintas terhambat apalagi saat musim hujan.
"Ini tentu dampaknya peningkatan ekonomi warga terhambat karena kondisi jalan rusak parah begini. Padahal ini jalan sangat strategis untuk mengangkut komoditi masyarakat seperti kemiri, cengkeh, kopi, kakao, vanili, porang dan hasil pertanian lainya," ujar Marto.
Marto mendesak kepada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT terpilih Melki-Johni untuk memperhatikan kondisi jalan itu dengan segera memperbaiki jalan tersebut.
Camat Elar Selatan, Herman Agas secara terpisah menjelaskan, jalan Provinsi NTT ruas Bealaing – Mukun - Mbazang di wilayah Kabupaten Manggarai Timur saat ini diperkirakan 27 Km belum diaspal yakni di wilayah Kecamatan Elar Selatan.
Herman mengakui, kondisi jalan yang belum diaspal itu kini kondisi semakin buruk apalagi saat musim hujan. Kendaraan kesulitan saat melintas, karena jalanan berlumpur dan licin.
Herman mengatakan, kondisi badan jalan yang benar-benar rusak dari wilayah Desa Sipi- Mamba menuju Desa Lewurla, Kecamatan Elar Selatan, persisnya di dekat wilayah perbatasan Kabupaten Ngada.
Selain itu, titik kerusakan paling parah juga tepatnya di dekat SMPN 14 Elar, Desa Gising, di Kampung Pinggang, Desa Sangan Kalo. Lalu dari Kampung Renden, Desa Pa'an Waru menuju Kampung Deruk, Desa Sipi. (rey/fan/cr20/rob)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS