Berita Kabupaten Kupang

Jembatan Termanu Miring Usai Diterjang Banjir, Warga Amfoang Kupang NTT Mulai Terancam Terisolir 

Penulis: Yohanes Alryanto Tapehen
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jembatan Termanu yang terus miring usai diterjang banjir beberapa hari belakangan.

Laporan Reporter POS KUPANG.COM- Ryan Tapehen 

POS KUPANG.COM, OELAMASI - Jembatan termanu di pesisir utara Kabupaten Kupang terpatnya di Desa Manubelon Kecamatan Amfoang Barat Daya terus miring akibat dihantam banjir sejak tiga hari lalu. 

Akibatnya jembatan yang sudah miring sejak Maret 2024 lalu itu terancam ambruk dan membuat masyarakat Amfoang terancam terisolir. 

Salah satu tiang jembatan di bagian ujung menunu Manubelon tempak bergeser dan membuat jembatan tidak lurus lagi malahan ada satu bagian yang menurun. 

Miringnya jembatan itu membuat masyarakat takut melintas apalagi jembatan itu merupakan salah satu nadi utama yang menghubungkan masyarakat di Kecamatan Amfoang Barat Daya, Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara, dan Amfoang Timur saat pusat Kabupaten Kupang juga kota Kupang. 

Baca juga: Nekad, Pencuri Eksekusi Empat Ekor Sapi di Pinggir Jalan di Kabupaten Kupang

Sejumlah warga mulai mengeluhkan kondisi tersebut, seperti diutarakan Yohanis Manoh asal Desa Honuk bagi dia jembatan Termanu sebagai salah satu urat nadi distribusi ekonomi dan jasa di wilayah Amfoang. 

"Kami khawatir tentu juga resah kalau jembatan itu benar-benar ambruk," ujar Yohanis. 

Memang kata dia masih ada opsi melalui laut namun harus pergi ke Naikliu yang melintas jembatan-jembatan kecil yang bila musim hujan juga tentu meluap. 

"Memang bisa lewat kapal, tapi itu setidaknya dua pekan sekali baru kapal masuk ke Dermaga Afoan, Kecamatan Amfoang Utara. Nah, kalau kami yang di Kecamatan Amfoang Barat Laut, jalan jauh lagi baru bisa naik kapal," jelas Gad. 

Hal yang sama juga dikemukakan Nifret Affi warga Desa Manubelon Amfoang Barat Daya, kata dia meskipun belum putus total tapi warga takut melintas. 

Kata dia, sejak banjir tiga hari lalu dua tiang tengah penyangga jembatan itu sudah miring akibat diterjang banjir sejak 29 Desember kemarin. 

Bila terjadinya hujan dengan intensitas tinggi, kemungkinan besar langsung putus total. 

"Pemerintah tolong perhatikan karena ini jembatan akses utama kami, kalau rusak pasti kami lebih susah lagi," ungkap Nifret. 

Terpisah, Kepala Desa Manubelon Antonius Tak mengaku di jalur pantura ada dua jembatan Termanu dan Jembatan Kapsali yang sering menjadi momok bagi warga saat musim hujan. 

Jembatan Kapsali yang putus total pada tahun 2023 lalu belum diperbaiki dan kini jembatan Termanu menyusul menambah derita warga Amfoang. 

Senada juga disampaikan Camat Amfoang Barat Daya, Yonatan Natun, yang terus gencar menyuarakan kondisi jembatan tersebut.  

Dirinya sejak jembatan Kapsali putus juga telah menyampaikan kepada pemerintah diatasnya tapi sampai sekarang belum ada respon.(ary)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini