Lewotobi Erupsi

Stres di Posko Pengungsian Lewotobi, ASI Ibu Menyusui Sering Kering

Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Matilda (34) sedang menggendong putranya yang baru 10 bulan. Maria adalah penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang saat ini tinggal di Posko Desa Konga, Kecamatan Titehena, Flores Timur, Selasa, 19 November 2024

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Menyusui bayi di tengah lingkungan yang tak bersahabat apa lagi dalam tekanan batin memang tidak mudah. Matilda Idang Onlet (34) sering kesulitan memberi makan bayinya, Marianus Raja Mare yang baru 10 bulan dengan ASI.

Matilda berasal dari Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur, NTT. Rumahnya terdampak cukup parah. Material pasir dan kerikil pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki memporak-porandakan seisi kampung sejak, Rabu, 5-11 November 2024.

Sudah sepekan Matilda bersama suaminya, Simon Dolu Mare mengungsi di Posko Konga, Kecamatan Titehena, salah satu dari enam titik pengungsian terpadu yang disediakan Pemerintah Daerah Flores Timur.

Suasana di posko pengungsian Desa Konga, Selasa, 19 November 2024, ramai. Ratusan siswa TKK dan SD belajar di tenda darurat didampingi sejumlah guru. Tenda Matilda tak jauh dengan kegiatan belajar mengajar (KBM), terpaut sekira 15 meter.

Selama berada di tempat pengungsian, Matilda sering gelisah. Ia merindukan suasana rumah dan aktivitasnya sehari-hari. Bertahan dalam tekanan psikis menghambat suplai ASI bagi bayinya.

Dalam tekanan itu, Matilda akhirnya kesulitan memberi makan bayinya yang sering rewel. ASI sebagai makanan terbaik bayi sering kering. Sementara putranya enggan menkonsumsi susu formula.

"Tetap stres, karena kita pikir keadaan di kampung. Mau bertahan begini entah sampai kapan. Itu yang mungkin bikin ASI terhambat," ungkapnya.

Untuk kebutuhan makanan bergizi di Posko Konga, Matilda mengaku cukup bagus. Hanya saja, menu makanan jarang berkuah. Padahal penyintas sepertinya membutuhkan sayuran berkuah atau bersantan yang bisa membantu melancarkan ASI.

"Kami senang, pelayanan di sini baik. Kalau bisa, ada lauk sayur kuah. Misalnya sayuran marungge atau lauk yang bisa menambah produksi ASI," harapnya.

Matahari semakin panas. Matilda menimang putranya dengan lembut lalu keluar dari tenda darurat. Suhu dalam tempat pengungsi terasa membakar kulit. Putranya tak bisa tidur lelap meski sedang menyesap ASI.

Di bawah rerindang Pohon Sengon, peluh yang membasahi bayinya berangsur kering. Matilda menghabiskan waktunya selama berjam-jam. Suaminya juga menggendong bayinya saat tangan Matilda semakin keram. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya diĀ GOOGLE NEWS

Berita Terkini