Berita NTT

Layanan Hemodialisa di RSUP dr Ben Mboi Kupang Ditanggung BPJS Kesehatan

Penulis: Michaella Uzurasi
Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP dr Ben Mboi, dr. Sherly Manupadaka, Sp.PD bersama host jurnalis Pos Kupang, Ella Uzurasi dalam Podcast Pos Kupang, Jumat, 02/08/2024.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi Kupang saat ini telah menyediakan layanan hemodialisis untuk penderita gagal ginjal. 

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP dr. Ben Mboi Kupang, dr. Sherly Manupadaka, Sp.PD dalam Podcast Pos Kupang, Jumat, 02/08/2024 mengatakan, layanan hemodialisis di RSUP dr Ben Mboi sendiri sudah di-cover oleh BPJS Kesehatan.

Dijelaskan dr. Sherly, hemodialisis adalah salah satu terapi atau cara yang digunakan, salah satu teknik terapi untuk membuang racun atau toksin ataupun cairan dari dalam tubuh kita yang tidak berguna, yang tidak dapat dilakukan oleh ginjal. 

"Hemodialisis itu merupakan terapi pengganti ginjal yang hanya membantu sedikit saja dari fungsi ginjal yang normal.
Hemodialisis memang lebih banyak dibutuhkan oleh pasien-pasien yang masuk dalam fase penyakit ginjal tahap akhir," kata dr. Sherly.

Berdasarkan penelitian, lanjut dia, penyakit ginjal tahap akhir biasanya paling banyak penyebabnya adalah hipertensi sekitar 20 sampai 30 persen.

"Dari penderita hipertensi tersebut yang kurang mendapat penanganan dengan baik, komplikasinya menjadi penyakit ginjal tahap akhir. Kemudian yang kedua adalah merupakan salah satu komplikasi kronik dari Diabetes mellitus," jelasnya.

Untuk Indonesia, kata dr. Sherly, hipertensi dan diabetes masih menjadi juara sebagai penyebab gagal ginjal. 

Baca juga: Perdana di NTT, RSUP Ben Mboi Kupang Sukses Gelar Operasi Tumor Otak dengan Teknik Minimal Invasif

"Kalau untuk obstruksi atau batu ginjal atau di saluran kencing untuk menjadi penyakit ginjal tahap akhir itu kurang dari 10 persen," ujarnya. 

Penderita hipertensi dan diabetes sendiri membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk sampai pada tahap gagal ginjal jika penyakit hipertensi tidak ditangani dengan baik. 

"Butuh waktu 10 sampai 15 tahun kalau dari awal pasien sudah mengetahui dia menderita penyakit hipertensi atau diabetes kalau dari awal mendapatkan penanganan yang tepat dan melakukan pencegahan dan pencegahan yang tepat kemungkinan untuk menjadi penyakit ginjal tahap akhir itu jauh lebih kecil daripada tidak diobati," katanya. (uzu)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini