Oleh: Maria Petronela dan Emiliani Hoi Muda
Prodi: Ilmu Komunikasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Fakultas Ilmu Sosial dan Politik atau Fisip Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang menggelar pembekalan kuliah kerja nyata (KKN) dan Gerakan Mahasiswa Desa (Gemades).
Kegiatan pembekalan KKN dan Gemades ini digelar di gedung rektorat lantai 4, aula St. Hendrikus Unwira Kupang pada Kamis 11 Juli 2024 lalu.
Pembekalan yang bertujuan memperluas wawasan agar bisa diterapkan di lokasi KKN dihadiri oleh mahasiswa semester 2, 4, 6 dan 8 dari 3 program studi Fisip Unwira Kupang.
Wakil Dekan Bagian Kemahasiswaan Fisip Unwira Kupang, Urbanus dalam sambutannya menyebut, pembekalan tersebut menjadi penting karena akan menghadirkan narasumber yang paham tentang kondisi desa yang akan menjadi lokasi KKN para mahasiswa nantinya.
"Kegiatan KKN ini adalah kegiatan terakhir yang dilakukan oleh mahasiswa kurikulum ini, karena tahun depan kurikulum kita sudah berganti", jelasnya.
Drs. Viktor Manek, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa NTT dalam materi bertema "Inklusivisme Tata Kelola Pembangunan Desa Berbasis Kearifan Lokal Menuju Desa Mandiri NTT" menjelaskan sejauh ini masih banyak desa di NTT yang masih tertinggal. Hal ini dikarenakan bencana yang sering terjadi.
"Namun jumlah desa tertinggal ini jumlahnya berkurang yakni dari tahun 2022 sebanyak 81 menjadi 78 desa di tahun 2023. Hal ini berarti semakin banyak Desa Mandiri yang ada di NTT," ungkapnya.
Berdasarkan data terbaru, kabupaten di NTT yang memiliki jumlah Desa Mandiri terbanyak adalah Kabupaten Flores Timur yakni sebanyak 17 desa. Sedangkan kabupaten yang menjadi lokasi KKN yakni Lembata, baru ada 1 Desa Mandiri.
Baca juga: Dosen Unwira Kupang Sosialisasi Cara Kembangkan Jenis Usaha di Desa Nitneo
"Oleh karena itu, untuk pengembangan desa dibutuhkan kerja sama atau kolaborasi dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, lembaga swasta hingga perguruan tinggi," tambahnya.
Ia berpesan kepada mahasiswa agar setelah sarjana memanfaatkan potensi yang ada di desa ketimbang hidup dan mencari pekerjaan di kota yang belum pasti. Ia juga menjelaskan tentang keuntungan yang bisa diperoleh dari berbagai komoditi yang ada di desa.
Diakhir materinya ia berharap mahasiswa dapat menjadi agen perubahan agar hilirisasi menuju Desa Mandiri dapat terlaksana.
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS