POS-KUPANG.COM - Ketua Sinode GKS, Pdt. Marlin Lomi mengatakan bahwa darah dan pengorbanan para martir dan para Misionaris telah menjadi minyak bagi nyala api Injil di Pulau Sumba.
“Kita berkumpul dan menyatu di Tanganang untuk merayaan 143 tahun injil masuk Sumba. Injil telah menjadi Cahaya bagi orang Sumba berkat kerja keras dari para misionaris dari Belanda, Ambon, Sabu dan Rote di Pulau Sumba”, demikian dikatakan oleh Ketua Sinode GKS, Pdt. Marlin Lomi pada Ibadah Syukur Perayaan 143 tahun Injil masuk Sumba, di Tanganang, Tana Mbanas, Sumba Tengah, pada 11 Juni 2024.
Menurut Pdt. Marlin Lomi perayaan ini bukanlah sekedar seremon ibelaka, tetapi sebagai suatu refleksi mendalam kita sebagai gereja untuk berperan secara lebih sungguh-sungguh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di dalam memecahkan masalah kemiskinan, masalah lingkungan hidup dan radikalisme serta masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi di dalam Masyarakat.
Injil di mulai di sebarkan di pulau Sumba awalnya di Kambaniru melalui kerja keras Misionaris Van Alpen pada tanggal 9 Juni 1881.
Baca juga: Bupati Sumba Timur Ikut Menari Dalam Pagelaran Seni Budaya GKS Lambanapu
Mestinya kita merayakan perayaan Inji lmasuk Sumba pada tanggal 9 Juni lalu, namun karena tanggal itu bertepatan dengan hari Minggu maka kita undurkan ke tangga lhari ini, 11 Juni 2024.
Mungkin ada yang bertanya-tanya mengapa kita rayakan injil masuk Sumba di Tanganang, suatu perayaan yang pertama kali dilakukan sejak GKS berdiri? Mengapa kita harus jauh-jauh datang kesini melewati medan yang berat?
“Pemilihan Lokasi Tanganang ini karena memiliki makna yang sangat dalam dan memiliki nilai historis dalam penginjilan di pulau Sumba. Karena di Tanganang ini seorang hamba Tuhan, telah meninggal secara tragis dan gugur dalam pengabdiannya dalam pewartaan Injil dan menyalakan api Injil bagi orang Sumba yang dulunya masih kafir. Kematian Guru Injil Katonga Retang yang dikubur hidup-hidup di Tanganang ini dan ini tentu saa meninggalkan luka amarah dan dendam bagi keluarganya”, kata Pdt. Marlin.
Kita patut bersyukur karena melalui perayaan ini atas kerjasama gereja, yang difasilitasi oleh Badan Pengurus Majelis Sinode GKS, maka pihak keluarga korban di Lambanapu dapat memaafkan dan melupakan peristiwa tersebut dan terjadi suatu perdamaian dengan keluarga Tanganang yang terkait peristiwa kematian Guru Injil Katongan Retang.
“Peristiwa pilu, duka dan dendam telah dilupakan diganti dengan perdamaian, pemulihan dan saling memaafkan satu dengan yang lain pada tanggal 6 Juni 2024 lalu. Momentum perdamaian di Tengah perayaan 143 tahun Injil masuk Sumba adalah suatu karya Tuhan yang luar biasa”, ujar Pdt. Marlin yang disambut tepuk tangan dari ribuan jemaat yang hadir dalam perayaan itu.
Pengorbanan para penginjil dan keluarganya dan juga para martir telah membawa kemajuan pekabaran injil di Pulau Sumba hingga saat ini. Kalau tidak ada benih injil yang ditabur di pulau Sumba, mungkin Gereja Kristen Sumba tidak akan besar seperti sekarang ini.
Berbagai kegiatan telah dilaksanakan untuk menandai perayaan Injil Masuk Sumba di empat Kabupaten di Pulau Sumba, yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Sumba Barat Daya.
Ketua sinode GKS memuji Ketua panitia dan seluruh panitia yang telah bekerja keras untuk melakukan berbagai kegiatan sebelum acara puncak perayaan Injil Masuk Sumba.
Tampak hadir dalam perayaan itu Pejabat Bupati Sumba Tengah, Dr. Lerry Rupidara, Para pejabat pemerintah dan tokoh Masyarakat dari keempat kabupaten dari Pulau Sumba, para pendetadan vikaris GKS dan juga para tamu dan undangan yang datang dari berbagai tempat.
Tampak hadir dalam acara itu, Wakil Rektor 4 UKAW, Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, M.Th, MA, Ketua Yayasan UKAW Pdt. Mesach D. Beeh, M.Si Bersama Sekretaris Yayasan UKAW, John Hawula, SH, dan para undangan lainnya dar iberbagai gereja dan denominasi.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS