POS-KUPANG.COM - Kabar mengejutkan datang dari Badan Perdamaian Dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ).
Secara mengejutkan PBB dikabarkan akan memasukkan Israel ke dalam Daftar Hitam bersama ISIS, Al-Qaeda dan Boko Haram.
Berikut Reaksi Netanyahu. Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bereaksi keras dan marah setelah mendapat kabar rencana PBB tersebut.
Bahkan Benyamin Netanyahu menyebut tindakan PBB tersebut konyol.
Sebelumnya, para pejabat Israel disebut gagal melobi PBB untuk membatalkan rencana tersebut.
Baca juga: Cegah Pergerakan KKB Papua, Aparat Keamanan Sisir di Bandara Sentani
Jika rencana tersebut terealisasi ada dampak buruk yang akan dirasakan Tel Aviv.
Tel Aviv dikabarkan bisa kesulitan mendatangkan senjata jikan negara zionis itu jadi di-black-list PBB karena bakal banyak negara memberlakukan embargo senjata terhadap mereka.
Masuk dalam daftar hitam ini juga dapat menyebabkan kerusakan reputasi yang signifikan bagi Israel.
Pasalnya, laporan ini mendapatkan perhatian internasional yang substansial dan dikutip di seluruh badan PBB, termasuk Majelis Umum, Dewan Keamanan, Mahkamah Internasional, dan Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag.
Kantor Perwakilan Khusus akan menyusun laporan khusus tentang Israel yang kemudian akan disajikan kepada Dewan Keamanan.
Adalah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang disebut akan memasukkan tentara Israel ke dalam daftar hitam tahunan negara dan organisasi yang merugikan anak-anak di zona konflik,
Laporan media Israel, Channel 13 News, berbahasa Ibrani melaporkan pada akhir tanggal 6 Juni Guterres telah memberi tahu Atase Pertahanan tentara Israel di AS, Mayor Jenderal Hidai Zilberman, tentang “keputusan akhir”-nya.
Baca juga: Israel Marah Mendengar Kabar Spanyol, Irlandia dan Norwegia Akan Akui Negara Palestina
Israel dilaporkan akan masuk dalam daftar hitam yang akan diterbitkan minggu depan sebagai bagian dari laporan yang didistribusikan kepada anggota Dewan Keamanan PBB. Pembahasan laporan tersebut akan dilakukan pada 26 Juni.
Menurut harian Israel Yedioth Ahronoth, usaha Israel untuk membujuk Guterres agar menghindari tindakan ini telah gagal.
“Sekjen saat ini anti-Israel dan tidak dapat lagi dipengaruhi,” kata pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya kepada harian Israel bulan lalu, mengungkapkan kekhawatiran bahwa tindakan tersebut akan segera dilakukan.
“Memasukkan Israel ke dalam daftar hitam sangat bermasalah dan dapat menyebabkan negara-negara memberlakukan embargo senjata terhadap Israel,” tambah sumber tersebut.
Meskipun demikian, PBB diperkirakan tidak secara eksplisit menyebut Israel atau tentara Israel, melainkan pasukan keamanan Israel, alias IDF.
Laporan tahunan tersebut, yang ditulis oleh Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Anak-anak dan Konflik Bersenjata Virginia Gamba, akan mencakup seluruh tahun 2023, dengan peningkatan insiden yang signifikan akibat kampanye genosida Israel di Gaza.
Daftar hitam tahun lalu mencakup Afghanistan, Kolombia, Kongo, Irak, Mali, Myanmar, Somalia, Sudan, Yaman, dan Suriah, serta kelompok bersenjata ekstremis Al-Qaeda, ISIS, Al-Shabaab, dan Boko Haram.
Baca juga: Israel Panggil Kembali Duta Besarnya Usai Irlandia, Norwegia dan Spanyol Akui Negara Palestina
Tentara Rusia juga masuk dalam daftar hitam tahun lalu karena menyerang sekolah dan rumah sakit Ukraina dan memindahkan anak-anak dari Ukraina ke Rusia.
Guterres mengecualikan Israel dari daftar tersebut pada tahun 2023 meskipun mencatat pelanggaran berat terhadap 1.139 anak-anak Palestina, termasuk 54 pembunuhan.
Sebaliknya, ia menyambut baik “keterlibatan Israel” dengan Gamba dan “identifikasi tindakan praktisnya, termasuk yang diusulkan oleh PBB” untuk melindungi anak-anak.
Sejak 7 Oktober, lebih dari 36.000 warga Palestina, termasuk sekitar 15.500 anak-anak dan 10.300 wanita, telah dibunuh oleh tentara Israel di Gaza. Jumlah korban luka selama perang genosida melampaui 80.000 orang, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan.
Jumlah ini belum final, karena ribuan lainnya masih terjebak di bawah reruntuhan atau di jalanan, dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka karena serangan Israel yang terus-menerus.
“Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari,” kata Guterres pada November lalu.
“Lebih banyak jurnalis yang dilaporkan terbunuh dalam periode empat minggu dibandingkan konflik mana pun dalam setidaknya tiga dekade.”
Israel marah
PM Benjamin Netanyahu menanggapi keputusan Sekjen PBB itu mengatakan, "PBB hari ini menempatkan dirinya di daftar hitam sejarah, ketika bergabung dengan pendukung pembunuh Hamas. IDF adalah tentara paling bermoral di dunia, dan keputusan PBB yang konyol ini tidak dapat mengubah itu."
Duta Besar Israel untuk PBB hari Jumat waktu setempat (7/6/2024) mengaku muak dengan keputusan PBB yang memasukkan tentara Israel dalam daftar negara dan angkatan bersenjata yang merugikan dan melukai anak-anak selama perang.
"Saya sangat terkejut dan muak dengan keputusan memalukan ini," kata Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, dalam sebuah pernyataan. "Tentara Israel adalah tentara paling bermoral di dunia dan Anda tahu itu. Ini adalah keputusan tidak bermoral yang hanya membantu terorisme dan memberi imbalan kepada Hamas." (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS