Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Ombudsman RI menyoroti sebagian besar peserta BPJS Kesehatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) dirujuk ke salah satu Rumah Sakit (RS) swasta di Labuan Bajo.
Pimpinan Ombudsman RI Robert Na Endi Jaweng mengatakan, perlu ditelusuri mengapa sebagian besar pasien BPJS kesehatan hanya dirujuk ke salah satu RS swasta.
Padahal dokter di RS Swasta tersebut juga datang dari RSUD Komodo, RS milik Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
"Kenapa sebagian besar peserta BPJS larinya ke swasta. Ini perlu ditelusuri karena ini ada sistem rujukan. Ketika di Puskesmas kemudian merujuknya ke Rumah Sakit A, terus kan menjadi pertanyaan, ada apa? Kenapa enggak rujuk ke Rumah Sakit Daerah," kata Robert di Labuan Bajo, Selasa 21 Mei 2024.
Ia tak menyebut nama RS swasta yang selalu menjadi langganan rujukan pasien BPJS Kesehatan dari berbagai puskesmas di Manggarai Barat. Diketahui, ada dua RS swasta di Labuan Bajo, yakni RS Siloam dan RS Santo Yoseph.
Menurut dia, fenomena ini tidak hanya terjadi di Manggarai Barat Barat tapi juga di daerah lainnya. Temuan secara nasional, ungkap Robert, pasien dirujuk ke RS tertentu karena ada pesanan dari RS tersebut kepada faskes yang memberikan rujukan.
Ia menyebut ada kerja sama yang tidak sehat antara RS dengan faskes tingkat pertama yang memberikan rujukan.
"Secara nasional, tidak hanya Manggararai Barat, bisa saya katakan ada kerjasama yang tidak sehat antara Rumah Sakit dengan yang memberikan rujukan. Secara nasional, sudah ada pesanan kalau ada yang sakit tolong rujuk ke saya ya. Tidak tahu Manggarai Barat, tapi kenapa pasien BPJS itu selalu larinya ke RS swasta padahal doktermya juga kurang lebih dokter dari Rumah Sakit Daerah," ungkapnya.
Baca juga: Wisata NTT, Liburan ke Manggarai Barat Ini 7 Paket Wisata di Kota Labuan Bajo Siap Menuju TNK
Menurut dia ini persoalan serius ketika banyak pasien tidak dirujuk ke RSUD Komodo. Pasalnya Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk RSUD Komodo, namun memberikan kontribusi yang relatif kecil bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Tadi dari Kesehatan saja Rp 18 Miliar. Return ke Pemdanya ya beda. Dia keluarin uang tapi pendapatannya, justru kalau Rumah Sakit Daerah kan Rumah Sakit Daerah yang dapat, kemudian pasti ada kontribusi penghasilan ke PAD. Kalau ini uang keluar banyak, yang masuk hampir gak ada karena memang pasien BPJS larinya ke (RS swasta) itu terus," jelasnya.
Ia mengatakan kondisi ini perlu ditelusuri sebabnya. Apakah karena kualitas layanan di salah RS swasta itu lebih baik dari RSUD Komodo, atau faktor lain seperti adanya pesanan dari RS ke Faskes sebagaimana yang terjadi secara nasional.
"Itu perlu ditelusuri mereka yang ada di faskes pertama, Puskesmas, ketika dia merujuk benar engak. Ketika dirujuk ke situ terus, apa karena kualitas layanan dia memang baik. Boleh jadi seperti itu juga, artinya Rumah Sakit Daerah harus perbaiki kualitas, atau juga ada alasan-alasan lain di balik itu," pungkasnya. (uka)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS