POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sosok Fransiscus Go yang malang melintang di dunia bisnis selama 20 tahun lebih membagikan pengalamannya dalam Pos Kupang Podcast, Rabu, 8 Mei 2024.
Baginya, selain rasa percaya diri, hal penting lain yang harus dipersiapkan oleh seorang entrepreneur adalah networking.
Baca juga: Wawancara Eksklusif Bacagub NTT Andre Garu: Gagasan NTT Sebagai Provinsi Kepulauan
Seperti apa perjalanan Fransiscus Go hingga menjadi pengusaha sukses saat ini, berikut cuplikan wawancara eksklusif bersama host Manager Online Pos Kupang, Alfons Nedabang.
Pak Frans, misi khusus apa nih sampai di Kupang pada hari ini?
Tujuan utama dan satu-satunya itu menghadiri pentahbisan Uskup Agung Kupang, Mgr Hiro Pakaenoni. Saya berangkat dari subuh tadi, tiba jam 6 pagi.
Saya ingin tahu, seperti apa anda mengawali karir sebagai pengusaha?
Sebenarnya tidak ada sesuatu yang istimewa. Menjadi pengusaha atau wirausaha itu hanya salah satu pilihan dalam hidup kita, ada yang memilih jadi profesional dan hebat juga, ada yang memilih kerja di laboratorium dan hebat juga dan sebagainya.
Pilihan tiap orang beda-beda. Nah kebetulan saya memilih menjadi wirausaha mandiri. Itu tentu perjalanan tidak selalu mulus kemudian ada waktu memulai, ada waktu pembelajaran, ada waktu berbisnis dan ada waktu untuk mereview kembali untuk melihat perjalanan kita kemarin apa yang harus kita perbaiki karena tantangan sepuluh tahun lalu dan tantangan saat ini berbeda.
Pertama kali menjadi wirausaha mandiri saat berusia berapa tahun?
Itu 20 tahun yang lalu. Itu di catatan pribadi saya, saya ingin menjadi pengusaha mandiri umur 35 tahun. Saya tekankan itu bukan satu cita-cita saja tapi itu perlu persiapan.
Jadi untuk mencapai menjadi wirausaha itu saya perlu magang. Saya magang di dua perusahaan besar, artinya bekerja dulu lima tahun (di masing-masing perusahaan) baru berani berusaha sendiri.
Jadi tidak serta merta langsung membangun usaha?
Iya. Seperti baru-baru ini kan adik-adik kita menang sepak bola, kan nggak mungkin sore latihan, malam mereka menang. Pasti mereka melalui training center. Sama, menjadi wirausaha harus masuk training center yaitu bekerja dengan perusahaan-perusahaan yang tepat untuk kita belajar.
Dua perusahaan besar waktu itu ya?
Iya. Kebetulan di bidang properti. Pertama, lima tahun di konstruksi, kemudian lima tahun kedua saya di bidang development, lalu memutuskan untuk berusaha sendiri tetap di bidang properti di tahun 2003.
Adanya keberanian untuk berusaha sendiri itu dimotivasi oleh apa?
Banyak pertimbangan tapi juga ada kalkulasi hitungan yang istilah keren sekarang ada semacam value proposition. Jadi apa demand saat itu terus kita harus suplai. Itu penting sekali.
Contoh simple saya selalu mengatakan tetangga sekitar membutuhkan pisang goreng, kita berjualan nasi goreng ya nggak ketemu. Jadi ada demand sekitar bisnis itu apa, kita harus mensuplai bisnis yang diinginkan.
Berarti harus survey kecil-kecilan kebutuhan pasar ini ya?
Iya harus. Tapi kita sendiri juga harus membekali diri dengan bermagang, berlatih dulu di perusahaan orang. Itu tipsnya.
Untuk yang baru mulai berusaha, menentukan arah saya mau jadi apa? Betul memilih mau jadi entrepreneur, punya usaha mandiri, lalu persiapannya apa saja. Kalau itu bisa dilakukan dengan tepat, pasti baik juga hasilnya, sambil tetap selalu melihat needs market.
Pada saat itu, contoh tahun 2003, bidang properti, lebih spesifik property management dibutuhkan saat itu jadi saya membuat usaha di bidang itu dan tepat. Contoh sepuluh tahun yang lalu juga begitu.
Sepuluh tahun yang lalu ada kebijakan APBN, pendidikan kurang lebih 20 persen dari porsi APBN, kesehatan malah 30 persen, ada BPJS dan sebagainya. Waktu itu saya buka klinik dan buktinya sampai hari ini berjalan baik. Jadi sebenarnya itu cuma melihat pasar dan apa yang harus kita suplai.
Disaat awal merintis usaha sendiri ada tantangan?
Ya seperti biasa, modal, tantangan market, kita juga harus terus melakukan berbagai metode marketing.
Spirit utama memulai usaha itu menurut anda apa?
Percaya diri dan yang harus mendukung supaya kita mencapai percaya diri, kita harus yakin bahwa network kita, jaringan kita itu sudah harus memadai untuk mendukung usaha kita. Jadi kalau kita memiliki pribadi yang tidak banyak teman, tidak suka berteman.
Saya sukanya tidak banyak berteman. Saya sukanya hanya main game di kamar terus tahu-tahu ingin jadi businessman, pasti sulit. Tapi kalau seseorang yang senang punya teman banyak, keluar ke mana, di mana saja punya teman, bahkan yakin bahwa teman-teman itu men-support dia dalam berusaha, biasanya bisnis atau usahanya berjalan karena kan banyak yang saling memberi tahu, saling memasarkan dan sebagainya.
Network penting. Teman kan macam-macam. Ada teman yang bisa memberikan referral bisnis tapi ada teman juga membooster bisnis kita ke teman-teman mereka juga. Itu penting sekali.
Berarti modal rasa percaya diri saja tidak cukup ya?
Iya. Ada beberapa rambu yang saya bilang tadi, mengukur capacity kita, berapa network kita, terus bisa mengukur apakah bisnis kita ini lagi dibutuhkan oleh market, itu bisa dikaji lewat studi-studi singkat.
Dengan basic ekonomi, pengalaman yang luar biasa kurang lebih 20 tahun anda mencermati, melihat kondisi NTT seperti apa?
Tetap kita harus dalam kacamata positif. Kalau kita membandingkan dengan Amerika pasti jauh tapi kalau kita membandingkan dengan sesama provinsi di Indonesia Timur ya kita juga nggak terlalu terbelakang. Buktinya kan kita bisa invest di sini sepuluh tahun yang lalu dan sampai hari ini bisa eksis. Itu kan bukti.
Berarti iklim NTT ini juga kondusif ya untuk investasi?
Untuk beberapa jenis bisnis. Contoh, jumlah penduduk Kota Kupang misalnya lima ratus ribu dalam satu kota. Itu sudah cukup mendukung untuk kita membuat satu usaha mall kecil atau kita membuat usaha hotel, itu sudah cukup.
Tapi kalau penduduk lima ratus ribu, tapi spreadingnya luas sekali, rumahnya berjauhan, itu nggak cocok kalau kita membangun shopping center atau hotel. Jadi density (kepadatan) penduduk juga menjadi ukuran. Daya beli penting, terus balik lagi kebutuhan mereka di wilayah itu apa. Itu penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis. (uzu)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS