POS-KUPANG.COM, BITUNG - Evakuasi pengungsi dari Pulau Tagulandang, Sulawesi Utara, akibat erupsi Gunung Ruang masih terus dilakukan. Penduduk mengungsi ke berbagai tempat, seperti Kota Bitung, Kota Manado, hingga Kabupaten Minahasa Utara.
Layanan seperti tempat tinggal layak hingga pemeriksaan kesehatan disediakan. Fasilitas pengantaran pun disiapkan bagi mereka yang ingin mengungsi ke rumah keluarga. Status Gunung Ruang masih berada di level IV Awas.
Di Bitung, pemerintah menyediakan posko pengungsian di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara. Per Senin (6/5/2024), sebanyak 95 orang masih berada di posko ini.
Pengungsi yang mayoritas berkeluarga diberikan masing-masing satu kamar berukuran 4 meter x 4 meter untuk beristirahat. Kebutuhan makan pengungsi juga tersedia sepanjang hari dari dapur umum yang berada di area BLK.
Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kota Bitung Sammy Lombogia menjelaskan, sejak erupsi kedua pada Selasa (30/4/2024), sudah ada 2.000 warga Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, yang berada di BLK ini.
Mayoritas dari mereka hanya menginap beberapa hari sebelum dijemput oleh keluarga. Mereka yang tidak memiliki jemputan dibantu oleh pemerintah untuk diantar ke pihak keluarga.
Namun, tidak sedikit mereka yang memutuskan kembali ke posko BLK Bitung karena dinilai mendapatkan layanan yang cukup baik. Beberapa dari pengungsi yang sudah tinggal di rumah keluarga juga kerap datang ke BLK untuk mengambil bantuan makanan. Pihaknya juga menyediakan fasilitas penyembuhan trauma (trauma healing) bagi pengungsi.
Senin malam ini diperkirakan akan ada 30 orang yang tiba di posko pengungsian. Selain di Bitung, posko pengungsian juga berada di gedung Kantor Sentra Tumoutou, Manado.
”BLK ini tipenya rumah susun sehingga layak untuk dijadikan tempat pengungsian. Fasilitas ada kamar mandi di setiap kamar. Di sini juga banyak sukarelawan yang membantu pengungsi,” ujarnya di Bitung, Sulawesi Utara, Senin.
Fasilitas kesehatan juga disiapkan oleh pemerintah. Petugas dari puskesmas dan rumah sakit umum daerah setempat juga tersedia. Pengungsi asal Desa Balehumara, Kecamatan Tagulandang, Sitaro, Safira Wulanta (19), menjelaskan, petugas rutin mengecek kesehatan pengungsi di BLK Bitung tersebut. Perempuan yang sedang mengandung 9 bulan ini sedang menunggu kelahiran anak pertamanya.
Ia menjelaskan, sang suami masih berada di Pulau Tagulandang. Safira yang tiba di BLK Bitung, Kamis (2/5/2024), memutuskan untuk mengungsi tanpa ditemani suami karena alasan ketersediaan fasilitas kesehatan.
Desa Balehumara di Pulau Tagulandang menjadi desa yang terdampak paling parah. Letak desa yang berada di seberang Pulau Gunung Ruang membuat erupsi beberapa waktu lalu cepat merusak rumah warga. Safira menyebut, hampir seluruh warga desa tersebut sudah mengungsi. Hanya tersisa beberapa orang yang memutuskan untuk tetap di Tagulandang, tetapi tinggal di desa yang berada di luar zona bahaya.
”Mungkin dalam minggu-minggu ini (melahirkan). Bidan rutin mengecek ke kamar untuk memastikan kesehatan kita,” ujarnya.
Baca juga: Erupsi Gunungapi Ruang di Sulawesi Utara, Kepala BNPB Tinjau Lokasi Pengungsian Warga di Pulau Siau
Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional Manado Monce Brury menjelaskan, hingga Senin pukul 07.00 Waktu Indonesia Tengah, sudah ada 5.687 penduduk Pulau Tagulandang yang diungsikan. Evakuasi dilakukan sejak Selasa (30/4/2024) hingga Senin (6/5/2024) dengan menggunakan transportasi laut.
Tidak hanya menggunakan kapal milik pemerintah dan TNI AL, kapal komersial juga ikut mengevakuasi warga. ”Kita posisi standby sembari menunggu perintah permintaan evakuasi. Aktivitas mulai membaik dengan dibukanya kembali Bandara Sam Ratulangi,” ujarnya.