POS-KUPANG.COM - Sebuah video yang diposting Instagram ntt.update dengan judul Lelogama memperlihatkan sampah berserakan di pinggir jalan dan di padang rumput Lelogama yang telah menjadi destinasi wisata warga Kota Kupang dan sekitarnya.
Dari sorotan video, sampah-sampah itu terdiri dari plastik makanan kemasan, botol plastik minuman kemasan, botol oli kendaraan, dan lain-lain.
Ada yang menyebut sampah tersebut dibuat oleh para peserta dan penonton acara blayer yang berlangsung di lokasi tersebut, Minggu 28 Januari 2024.
"Yang buat acara blayer sapa ee? Dia ju harus bertanggung jawab," komentar @febri_23wil.
"Su pi ba gas buat polusi ko buat udara tercemar le, su bgtu bikin dadolek. Ngali," komentar @nabilalaylado.
"Mc (manusia) kota turun kampung ma kas tunjuk dong pung nanak, padahal gaya dar rumah ada necis parah sa," komentar @viviwd_.
"Manusia memang punya kuasa, tapi di balik itu kuasa masih ada SDM (sumber daya manusia) yang kurang baik, karena kalau SDM yang berkualitas sudah pasti ada hubungan timbal balik dimana kita menjaga alam (tidak membuang sampah) dan alam juga menjaga kita dari kelaparan (air bersih, udara yang sejuk)," komentar @dokef.
"Sapa yang ganti oli di lelogama tu," komentar @billybnmtn.
"Aihh perlu edukasi ulang ttg buang sampah ley ko kawan dong?" komentar @nengfa.12.
"Padahal yg pi sana cantik2 & ganteng2," komentar @dcndolu12.
(Buka videonya di sini)
Pada postingan berikutnya ntt.update menskrinsut foto dari akun instagram @ardianarlan yang memperlihatkan tumpukan sampah yang berhasil dikumpulkan dari lokasi wisata Lelogama.
"Bagaimana pak ketua IMI @gavriel.novanto acara lancar??? Dari pagi jam 7 sampai jam 12 siang kami dan tim membersihkan area Lelogama, bukit Teletubbies, sungai, cek sampe dekat polsek...kami usahakan bersih...berselang 3 jam kami bersihkan area lelogama lalu dtglah Anda dengan mobil Fortuner hitam dan melewati tumpukan sampah di KM 66 Lelogama...bukankah acara geber⊃2; motor ini katanya mau bersihkan sampah??? Loh koq bisa stlah acara sampah bertebaran dimana⊃2; pak @gavriel.novanto ??? Cobalah anda konfirmasi," komentar @ardianarlan.
"Son ada iri hati tapi buat yang pake motor trail basong pung makan puji naek pi bukit teletubis ko aria trun dari atas pi bawa kira itu ada bagus na, justru b sedih & kasian itu rumput hijau yang bagus dong jadi rusak gara2 basong pung makan puji," komentar @liapujiasty09.
"Tmpt wisata mash gratis jd bikin tingkah ee nnti tmpt wisata su berbayar baru protes marah2 sn jelas di igs ee baru ba tag akun kiri kanan. Lucu lai wee," komentar @nhingsado.
Baca juga: Viral Lelogama Punya Cerita, Warganet: Memalukan, Sifat Kota Bawa Pi Kampung
Sebelum video sampah tersebut, ntt-update juga menayangkan sebuah video hasil syutingan drone di lokasi wisata Lelogama, Minggu (28/1/2024). Terlihat antrean kendaraan yang mengular mengikuti jalur jalan yang meliuk-liuk. Di sekitar jalan terlihat hamparan padang dengan rumput hijau.
Selain di badan dan pinggir jalan, manusia tampak bertebaran di padang rumput tersebut. Mereka adalah peserta dan penonton acara blayer yaitu acara balap motor King yang disebut-sebut diselenggarakan IMI NTT yang diketuai Gavriel Novanto.
"Pulang jam 4 sore dari bukit sampai di Polsek Lelogama yg jaraknya hampir 1km 3jam 20 menit," komentar @aaron_aaxon, untuk menyebut kemacetan luar biasa di lokasi tersebut.
"Gejala ibu kota pindah ke Lelogama soalnya lebih rame di sana dari pada Kupang na," komentar @irvanklau25.
"Bukan dapat ketenangan yg ada dapat kpla skt," komentar @jeban_fc.
(Nonton videonya di sini)
Tanggapan Sokan Teibang
Atas berbagai komentar tersebut, ntt.update lantas memposting skrinsut klarifikasi dari seseorang yang menyebut dirinya Sokan Teibang, Ketua Bidang Organisasi IMI NTT.
"Saya mau klarifikasi soal postingan yg menyeret nama Ketua IMI NTT Gavriel Novanto," tulis Sokan Teibang.
Berikut adalah empat dari sejumlah point klarifikasi yang disampaikan Sokan Teibang.
1. Kegiatan Blayer kemarin itu kegiatan anak2 motor yg bukan atas rekomendasi IMI NTT.
2. IMI NTT bukan penyelenggara iven kemarin sehingga salah kalau ketua IMI NTT dituduh seperti postingan di atas.
3. Kami sudah konfirmasi ke anak2 motor dan kegiatan itu jauh dari lokasi wisata yang setelah kegiatan semua anak2 lakukan pembersihan sampah di sekitar arena kegiatan.
4. Jika berkenan kk boleh lihat juga lokasi kegiatan saat anak2 gelar kegiatan.
Meski sudah diklarifikasi, warganet tetap yakin pihak IMI NTT dan Gavriel Novanto harus bertanggung jawab atas sampah yang berserakan tersebut.
"Na jelaskan itu botol oli bekas Dolo, itu sapa punya o? Atau pengunjung disana ada yang buka bengkel dadakan ko?, atau dong ada yang konsumsi oli pas berkunjung di sana?" komentar @irvn_shnda.
"Beta kek lebih percaya bahwa Kabut Di Lelogama sudah di gantikan oleh asap KING," komentar @akuborgol.
"Oh jdi bukan penyelenggara event kemrin ee.. klo su ada efek negatif bgni semua mulai batola bahela giliran ad efek positif semua mulai angka suara blg ini b yg buat dll, Apasalahnya minta maaf dn selesai tanpa harus bela diri yg jelas2 itu efek smping yg di tmbulkan dri itu event. Su bgtu le ksi salah pengunjung yg pi wisata Masa org pi wisata na bawa oli samping yg jls2 btl oli samping ad," komentar xdntx12.
"Butuh klarifikasi official bukan via dm," komentar
@yunidonaaa.
"Bilang na kegiatan pembersihan ma knpa ada lautan sampah oo," komentar @cntkakdja
"Yang tau hanya cinderella sa," komentar @stevedoek.
"Intinya siapa yang pi di sana nah yang melakukan to ko mau tuduh spa le," komentar @nmsrskyy17.
Tentang Destinasi Wisata Lelogama
Merujuk artikel kompas.com berjudul "Tak Hanya Labuan Bajo, Intip Wisata Tersembunyi di Lelogama NTT", kawasan Lelogama menjadi salah satu obyek wisata yang mulai dilirik oleh masyarakat lokal dan juga dari luar daerah. Terletak di Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Lelogama dapat ditempuh dalam waktu tiga jam berkendara.
Jalanan dari cabang Takari menuju Lelogama sudah diaspal, namun pada beberapa titik laju kendaraan harus dikurangi karena jalanan yang rusak.
Pengemudi yang berkendara harus waspada saat melintas. Selain karena banyak tikungan tajam dan mendaki, pada beberapa tempat, konstruksi jalan yang tidak cukup kuat menyebabkan sebagian badan jalan runtuh.
Masyarakat setempat menandai beberapa titik yang rawan dengan menancapkan batang kayu atau dengan batu. Namun, tentu saja bisa membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Perjalanan menuju Lelogama tidak akan membosankan, karena mata Anda akan dimanjakan dengan tanaman liar yang tumbuh di sepanjang perjalanan dan suara burung yang menenangkan hati.
Pada bulan Juni hingga Juli, akan didominasi dengan warna putih. Bila Anda beruntung, pemandangan bunga liar berwarna kuning cerah akan menemani perjalanan Anda.
Hal yang menarik yang bisa disaksikan di Lelogama adalah hamparan bukit indah di area Kawasan Gunung Timau, Batu Basusun dan juga bisa menyaksikan bintang-bintang nan indah di gelapnya malam.
Bukit Teletubbies yang Menggemaskan
Lelogama pernah dinominasikan dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia tahun 2021 lalu. Tidaklah mengherankan. Wajah Pulau Timor bisa terlihat jelas di sini.
Topografi tanah yang tidak rata dan padang rumput yang terbentang luas di kaki Gunung Timau menawarkan sensasi tersendiri.
Bila Anda berada di kawasan ini, rasanya seperti sedang berada di bukit Teletubbies dalam serial TV anak-anak.
Cuaca di sini sulit untuk diprediksi. Jangan lupa untuk membawa syal atau baju hangat. Pada musim kemarau, cenderung berangin.
Pada saat berikutnya, kabut bisa turun tiba-tiba dan menghalangi jarak pandang Anda. Beberapa spot foto di sini mirip seperti suasana di luar negeri.
Jalanan yang dibangun di tempat ini sering dijadikan spot untuk membuat konten-konten khusus. Selain karena sepi dan jarang dilintasi oleh kendaraan, bentangan bukit indah disertai semak dan pepohonan besar menjadikan tempat ini diminati oleh para penggiat konten.
Batu Basusun nan Eksotis
Batu basusun, artinya batu yang bersusun atau berderet rapi. Lokasi ini memang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan.
Letaknya kurang lebih satu kilometer dari Bukit Teletubbies. Akses masuk ke lokasi ini melalui rumah penduduk setempat.
Dengan membayar lima ribu rupiah per orang, Anda sudah bisa menyaksikan keindahan deretan batu di sana. Jalan setapak menuju lokasi Batu Basusun hanya diberi semen kasar, dan pada bagian yang terjal di lokasi diberi pagar pembatas yang sederhana. Harus ekstra hati-hati jika melangkah di sana, karena bebatuan sangat licin, kecuali pada bagian yang dialiri air.
Pemandangan luar biasa batu-batu alam yang tersusun rapi, terpahat indah, terpampang dengan jelas di depan mata. Warnanya yang coklat kelabu menyambut pengunjung bak gadis remaja polos dalam keramahan yang bersahaja.
Setiap lekukan bebatuan pada dinding setinggi dua puluhan meter seperti menemukan pasangannya, saling bertaut membentuk konstruksi yang cantik. Gemericik aliran air di dasar bebatuan meninggalkan irama musik nan menenangkan jiwa.
Teropong Bintang yang Besar
Pembangunan observatorium sedang dilakukan di Kawasan Hutan Lindung Gunung Timau. Melansir parekrafntt.id, observatorium yang didirikan di atas lahan seluas 40 hektar ini, nantinya akan menjadi rumah bagi teleskop terbesar di Asia Tenggara dengan diameter 3,8 meter. Sungguh menjadi kebanggaan bagi masyarakat NTT.
Langit di atas Pulau Timor yang bebas polusi cahaya dan polusi udara, menjadikannya sebagai salah satu tempat untuk mengamati tata surya pada belahan langit utara maupun selatan. Karenanya, lokasi ini dipilih oleh LAPAN sebagai lokasi untuk membangun observatorium nasional yang baru, menggantikan observatorium Bosscha di Lembang, Bandung.
Suasana yang berkabut dan hujan sepanjang kawasan hutan dengan pepohonan yang rapat membuat udara terasa semakin dingin.*
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS