Berita Sumba Timur

Dampak El Nino, 45 Persen Lahan Pertanian di Sumba Timur Kekeringan  

Penulis: Mutiara Christin Melany
Editor: Edi Hayong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lahan Pertanian hortikultura yang sudah dibersihkan dan siap untuk ditanam di Kelurahan Lambanapu, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Christin Malehere

POS-KUPANG COM, WAINGAPU - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sumba Timur mencatat tegalan pangan atau lahan kering di Kabupaten Sumba Timur seluas 14.812 hektare, sekitar 45 persen atau 5.924,8 hektar mengalami kekeringan akibat dampak iklim El Nino.

Kepada POS-KUPANG.COM, Minggu 14 Januari 2024, Kadis Pertanian dan Pangan Sumba Timur, Nicolas Pandarangga mengatakan hasil prediksi aplikasi Aksi Ketahanan Pangan Masyarakat (SI-KEPANGMAS) menunjukkan curah hujan normal terjadi pada bulan Januari higga Maret 2024.

Sedangkan bulan April 2024 dan seterusnya, kekeringan ekstrim akan terasa nyata akibat perubahan iklim El Nino.

"Aplikasi SI-KEPANGMAS menyebutkan Bulan Januari 2024, curah hujan mencapai 131 mm, bulan Februari mencapai 154 mm, sementara Maret, curah hujannya menurun 30 mm, sedangkan April hanya 2 mm, yang menyebabkan ribuan hektare sawah mengalami kekeringan ekstrem," jelas Nico .

Terhadap masalah dampak El Nino, Pihak Dinas Pertanian dan Panham telah melakukan upaya antisipasi dengan melakukan seperti mapping atau pemetaan lokasi terdampak kekeringan untuk mengelompokan daerah bertanda merah, kuning, dan hijau.

Selain itu, langkah antisipasi juga memberikan bantuan alsintan, mesin pompa air, hand tractor serta bibit jagung, padi, dan sorgum serta bibit holtikultura juga bantuan beras rawan pangan pemerintah.

Okta Wila, Warga RT 01 Kelurahan Mau Hau, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur.

Baca juga: Sikapi Dampak El Nino, Masyarakat Kabupaten Kupang Diimbau Tanam Pangan Lokal

Dirinya yang setiap tahun menggarap sawah, namun tidak untuk tahun ini, terpaksa beralih pekerjaan lain untuk mengais rezeki.

"Kami setiap tahunnya menggarap sawah, namun beda dengan tahun ini, kami tidak tanam padi, karena curah hujan tidak mendukung, sehingga kami cari pekerjaan lain untuk mendapat penghasilan tambahan," pungkasnya. (zee)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini