POS-KUPANG.COM, JAYAPURA - Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pengemanan menyebut kelompos separatis Papua yakni Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) terlibat kericuhan saat pengantaran jenazah mantan Gubernur Papua Lukas Enembe dari Bandara Sentani ke STAKIN dan rumah duka, Kamis (28/12/2023)
"Ada penyusup. Mereka dari KNPB dan dari ULMWP yang melakukan pembakaran bangunan, mobil, dan memicu situasi pemukulan bapak Pj Gubernur Papua, juga beberapa anggota TNI-Polri," kata Izak Pengemanan, Jumat (29/12/2023).
Menurut dia, para penyusup tersebut berada di bagian belakang masyarakat yang memang ingin mengantar kepergian Lukas Enembe.
Dalam proses mengarak jenazah Lukas Enembe dari Bandara Sentani ke STAKIN, sejumlah penyusup itu bersikap anarkis.
Baca juga: Lukas Enembe Meninggal, Truk Pengangkut Massa Terbakar Usai Pemakaman
Mereka melempar batu ke arah bangunan dan menyerang Pj Gubernur Papua Ridwan Rumasukun.
Sekelompok orang itu juga membakar bangunan serta kendaraan.
"Aparat keamanan akan mengusut tuntas baik kasus pemukulan hingga pembakaran," kata Pangdam.
Menurutnya, sesuai kesepakatan awal, pukul 12.00 WIT jenazah seharusnya sudah bergerak dari STAKIN dan pukul 14.30 WIT dimakamkan.
"Tetapi kemarin massa mengubah yang tadinya tidak diarak mereka arak yang harusnya jam 12 sudah berangkat dengan waktu tempuh yang jauh, mereka tidak mau, mereka paksa jalan kaki," katanya.
Pangdam mengaku aparat sudah memprediksi ancaman gangguan keamanan.
"Plan B sudah kita siapkan, ini akan terjadi aksi massa sehingga di sejumlah tempat sudah kita amankan," kata dia.
Akumulasi kekecewaan
Politisi senior Papua, Paskalis Kosay menilai kericuhan yang terjadi di Jayapura saat pengantaran jenazah mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, merupakan akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap pemeruintah pusat, termasuk perlakuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menangani kasus yang melilit Gubernur Papua dua periode itu.
Sebab, Lukas Enembe yang menderita sakit permanen tidak diperlakukan maksimal untuk mendapatkan hak atas layanan kesehatannya.
Dalam pandangan tertulis yang diterima Tribun-Papua.com di Jayapura, Sabtu (30/12/2023), Paskalis mengatakan, berdasarkan pemeriksaan oleh dokter, Lukas Enembe disebut mengalami sakit permanen, tetapi KPK memaksakan kehendaknya.
"Kalau sakit permanen, harusnya Lukas Enembe mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal," tandas Kosay.
Karena itu, ia menilai KPK dan pemerintah betindak tak adil terhadap Lukas Enembe.
Perlakuan ini pun dianggap masyarakat Papua tidak manusiawi hingga menambah deretan kekecewaan terhadap pemerintah.
"Peristiwa atau insiden penghadangan terhadap PJ Gubernur Papua dan Kapolda Papua sampai berlanjut perusakan fasilitas umum itu merupakan ekspresi dan pelampiasan kekecewaan rakyat," katanya.
Paskalis Kosay menyimpulkan, deretan peristiwa mulai pelemparan pejabat Papua, jurnalis, hingga pembakaran belasan ruko dan perusakan kendaraan di Jayapura oleh massa pengarak jenazah Lukas Enembe, adalah ekspresi spontan rakyat atas ketidakadilan pemerintah terhadap pemimpin Papua.
"Menurut saya tidak ada motif lain atau kepentingan lain yang memprovokasi peristiwa tersebut. Itu murni pelampiasan kekecewaan," jelasnya.
Meski begitu, mantan Anggota DPR RI itu mengakui aksi masyarakat itu justru mengurangi simpati dan penghormatan kepada almarhum Lukas Enembe.
"Sayangnya, (pelampiasan) dapat menghilangkan ketokohan bapak Lukas Enembe. Seandainya seluruh rakyat mengikuti dengan tertib seluruh prosesi sesuai agenda yang disusun pihak Gereja GIDI , keluarga dan Pemprov Papua, simpati semakin meluas dan tidak mungkin terjadi perlawanan yang memperkeruh Kamtibmas di Kota dan Kabupaten Jayapura," pungkasnya.
Kronologi Kericuhan
Sebagian dari massa yang tergabung dalam rombongan pengarak jenazah eks Gubernur Papua, Lukas Enembe, membuat kericuhan di Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, Kamis (28/12/2023) petang.
Sekelompok massa yang menunggu kedatangan iringan mobil jenazah Lukas Enembe dari Sentani, membakar belasan rumah pertokoan (ruko) di persimpangan Jalan Perumnas Waena, Distrik Heram.
Mereka beringas, lalu menyulut api ke ruko hingga menjalar ke deretan pertokoan di kawasan itu.
Pantauan Tribun-Papua.com di lapangan, massa yang membakar ruko tersebut sempat diadang oleh aparat keamanan.
Awalnya, massa melempari deretan pertokoan hingga dipukul mundur aparat TNI yang berada di lokasi.
Sekira pukul 18.10 WIT, aparat keaman berhasil mengamankan lokasi dan berupaya untuk memadamkan api.
Sebelumnya, rombongan pertama yaitu mobil ambulance dan pengendara motor yang melalui jalan Wamena berjalan dengan aman dan lancar.
Namun, insiden pemkabaran belasan ruko dilakukan oleh rombongan massa pejalan kaki.
Peristiwa ini pun membuat trauma warga Kota Jayapura.
Sebab, kericuhan akibat kasus rasisme pada 2019 belum hilang dari memori.
Kala itu, Kota Jayapura terbakar amarah massa hingga melakukan pembakaran rumah dan kios.
Fasilitas publik juga dirusak dan dibakar massa.
Akibatnya, aktivitas perekonomian lumpuh total.
Belum lagi kericuhan berujung jatuhnya korban jiwa.
Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, narasi provokatif mulai disebar oknum yang tidak bertanggung jawab lewat media sosial, baik facebnook dan WA.
Tujuannya, membuat benturan horizontal.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom juga menyerukan masyarakat untuk melakukan kericuhan.
Sebelumnya, Forkopimda, tokoh masyarakat dan tokoh agama mengimbau masyarakat di Papua untuk tenang dan tidak mengganggu ketertiban.
Masyarakat diminta memberi penghormatan terakhir bagi Lukas Enembe dengan tidak membuat gangguan ketertiban umum.
Presiden Gereja Injili Indonesia (GIDI), Pdt Dorman Wandikbo lewat pesan WA yang beredar, mengimbau masyarakat Papua tenang, serta tidak mengganggu keamanan di Jayapura dan wilayah lainnya. (*)
Untuk diketahui, mantan Gubernur Papua Lukas Enembe meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (26/12/2023).
Jenazah Lukas Enembe tiba di Papua pada Kamis (28/12/2023) dan diarak oleh ribuan orang yang berjalan kaki.
Jenazah Lukas Enembe akhirnya dimakamkan pada Jumat (29/12/2023) pagi. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul KNPB dan ULMPW Dituding sebagai Dalang Kericuhan di Jayapura, https://papua.tribunnews.com/2023/12/30/knpb-dan-ulmpw-dituding-sebagai-dalang-kericuhan-di-jayapura.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul KNPB dan ULMPW Dituding sebagai Dalang Kericuhan di Jayapura, https://papua.tribunnews.com/2023/12/30/knpb-dan-ulmpw-dituding-sebagai-dalang-kericuhan-di-jayapura.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul KNPB dan ULMPW Dituding sebagai Dalang Kericuhan di Jayapura, https://papua.tribunnews.com/2023/12/30/knpb-dan-ulmpw-dituding-sebagai-dalang-kericuhan-di-jayapura.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul KNPB dan ULMPW Dituding sebagai Dalang Kericuhan di Jayapura, https://papua.tribunnews.com/2023/12/30/knpb-dan-ulmpw-dituding-sebagai-dalang-kericuhan-di-jayapura.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul KNPB dan ULMPW Dituding sebagai Dalang Kericuhan di Jayapura, https://papua.tribunnews.com/2023/12/30/knpb-dan-ulmpw-dituding-sebagai-dalang-kericuhan-di-jayapura.