Berita Ngada

Bianka Langa Pilot Paralayang Asal Ngada, Jhoni Bunyu Sebut Terbaik

Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SIAP TERBANG - Bianka Langa saat bersiap untuk terbang paralayang di Bukit Kezimara, Kabupaten Ende. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti

POS-KUPANG.COM, BAJAWA - Bibiana Langa atau biasa disapa Bianka Langa (24) asal Ekoheto Kabupaten Ngada menjadi perempuan pertama di Ngada yang mendapatkan lisensi Pilot Paralayang.

Bianka mendapat lisensi Pilot Paralayang saat masih berstatus mahasiswi di Universitas Flores (Uniflor) Ende pada tahun 2021 lalu.

Lulusan dari jurusan Sistem Informasi dan Teknik Informatika ini, sudah kurang lebih 60 kali terbang di wilayah Ende, tepatnya di Bukit Kezimara dan Manunggo.

Kepada POS - KUPANG.COM, Senin 2 Oktober 2023, Bianka menceritakan awal ketertarikannya pada Paralayang.

Baca juga: RD Maxi Beberkan Hasil Rekomendasi Munas Unindo XIV di Ngada Usai Terpilih Jadi Ketua Unindo

"Pada dasarnya saya orang yang suka tantangan. Waktu lihat aksi paralayang di Ende, saya tertarik sekali," ujar Bianka.

Bianka pertama kali melihat aksi paralayang pada tahun 2021 di Bukit Kezimara. "Kami para mahasiswa dari Uniflor waktu itu diundang ke sana. Saya merasa tertantang untuk belajar jadi penerbang paralayang," kata Bianka.

Ketika ada sosialisasi pendaftaran belajar paralayang di tahun yang sama oleh Kolonel Pnb Agus Setiawan ST Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) El Tari Kupang kala itu, Bianka langsung mendaftarkan diri.

Saat itu ada sekitar 30an yang mendaftar, 13 di antaranya perempuan, termasuk Bianka yang masih berstatus mahasiswi.

Mereka dilatih oleh Joni Bunyu, orang yang memperkenalkan paralayang di NTT sekaligus pencetus spot paralayang Bukit Kezimara, spot paralayang pertama di NTT.

Setelah tiga bulan lebih berlatih di Ende dan Nagekeo, Bianka mengikuti ujian teori maupun praktek untuk mendapatkan lisensi Pilot Paralayang, PL - 1.

Namun kembali ke Ngada, pasca menamatkan kuliah pada awal Juni 2023, Bianka belum pernah lagi bergelut dengan paralayang.

"Yah karena memang tidak ada fasilitas atau kelompok Paralayang di Ngada," kata Bianka.

Terpisah, Jhoni Bunyu mengatakan Bianka merupakan salah satu murid terbaiknya.

"Itu penerbang wanita yang menurutnya hebat di NTT," kata Jhoni ketika ditanya pendapatnya mengenai Bianka Langa.

Baca juga: Soeratin Cup NTT 2023, Kletus Gabhe Dikabarkan Tak Nahkodai PSN Ngada U-17

Jhoni menerangkan paralayang merupakan salah satu jenis olahraga dirgantara. Namun selain sebagai hobi, prestasi, paralayang juga mulai berkembang sebagai atraksi pariwisata dan sarana promosi destinasi wisata.

Jhoni berharap paralayang bisa terus berkembang di Nusa Tenggara Timur terutama sebagai sarana promosi pariwisata. Menurutnya, meski masuk kategori olahraga mahal, paralayang bisa menarik minat banyak wisatawan baik nasional maupun mancanegara. 

Masuk PON 

Pada skala nasional, Paralayang telah masuk dalam PON (Pekan Olahraga Nasional) sejak tahun 2000 di Batu, Malang, Jawa Timur.

Selanjutnya di tahun 2008, Paralayang Indonesia memperoleh 7 medali emas dari 8 yang diperebutkan di Asian Beach Games (ABG), Bali.

Pada tahun 2011 memperoleh 10 medali emas dari 12 medali yang diperebutkan di SEA GAMES Puncak, Bogor. Asian Games tahun 2018 memperoleh 2 medali emas dari 6 yang diperebutkan. (orc).

Ikuti berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkini