Berita Nasional

Pengamat: Keputusan Kaesang Masuk PSI Mencerminkan Keretakan Antara Jokowi dan PDIP

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putra Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep saat pertama kali berpidato sebagai Ketua Umum PSI di hadapan para pembina dan pengurusan Partai Solidaritas Indonesia, Senin 25 September 2023.

POS-KUPANG.COM - Beberapa analis politik menilai keputusan Kaesang bergabung dengan PSI mencerminkan keretakan antara Jokowi dan partainya, PDIP, yang merupakan partai terbesar dalam koalisi berkuasa.

Kalau tidak, Jokowi tidak akan membiarkan putranya bergabung dengan PSI, kata Hendri Satrio, analis politik di Universitas Paramadina.

“Hanya sedikit yang mengira Jokowi akan bertindak seperti ini. PDIP mendukungnya dua kali sebagai Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta, dan dua kali sebagai Presiden. Ternyata Jokowi mengambil langkah politik yang tidak terduga,” ujarnya kepada BenarNews.

PDIP juga mendukung putra presiden lainnya, Gibran Rakabuming, yang merupakan Wali Kota Solo di Provinsi Jawa Tengah, dan menantunya, Bobby Nasution, yang merupakan Wali Kota Medan di Sumatera Utara.

Said Abdullah, salah satu pengurus PDIP, mengatakan partainya tidak terpengaruh dengan langkah politik Kaesang.

“Kami punya banyak orang yang bisa menggantikan anggota yang keluar. Jumlahnya puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan,” kata Said kepada BenarNews.

Baca juga: PDIP Apel Siaga Pemenangan Pemilu 2024 di Semarang: Ganjar Pamerkan Keberhasilan Jokowi

Para analis mengatakan hubungan Jokowi dengan PDIP telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir dan keretakan tersebut menjadi lebih jelas ketika para pendukungnya menekannya untuk mendukung penggantinya yang dapat melanjutkan kebijakan dan programnya.

Banyak pendukung Jokowi yang menyatakan kekecewaannya terhadap PDIP, menuduh partai tersebut terlalu mengontrol dan mencampuri agenda presiden.

PDIP telah berulang kali membantah adanya ketegangan antara Jokowi dan ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri, mantan presiden yang secara luas dianggap sebagai "raja" dalam politik Indonesia.

Sebagai partai yang secara tradisional menarik kaum nasionalis di Indonesia, PDIP menempatkan kekuasaan mutlak di tangan Megawati, putri bapak pendiri Indonesia dan presiden pertama Soekarno, kata Ujang dari Indonesia Political Review.

Pemilihan presiden pada 14 Februari 2024 diperkirakan akan menjadi pertarungan antara kandidat PDIP dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo; Menteri Pertahanan Prabowo Subianto; dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Jokowi ingin tetap punya pengaruh

Terkait langkah sebuah partai politik kecil di Indonesia (PSI) yang menunjuk putra bungsu Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebagai ketua umumnya menunjukkan bahwa pemimpin Indonesia tersebut berencana untuk mempengaruhi urusan nasional setelah meninggalkan jabatannya tahun depan, kata beberapa pengamat.

Pada hari Senin 25 September 2023, pendatang baru di bidang politik Kaesang Pangarep, 28, diangkat menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hanya dua hari setelah bergabung dengan partai tersebut.

Jokowi tidak punya peran penting di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sehingga tidak lagi merasa nyaman di sana, kata Ujang Komarudin, direktur eksekutif lembaga think tank Indonesia Political Review, kepada BenarNews.

“Rasa dan intervensi dari Jokowi kemungkinan besar ada di balik penunjukan Kaesang sebagai Ketum PSI,” katanya seraya menambahkan bahwa partai akan melakukan apa pun demi presiden populer saat ini.

Rencananya Kaesang bukan gabung PDIP, tapi dia yang jadi Ketum PSI, ujarnya.

PSI mengandalkan popularitas presiden – yang disebut “efek Jokowi” – ​​ketika PSI mengangkat Kaesang sebagai ketua umumnya, kata Denny Januar Aly, pendiri lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia.

“Dia tidak punya pengalaman menduduki jabatan publik atau peran penting apa pun di partai politik. Lantas apa alasan pimpinan PSI memilihnya sebagai ketua umum? Jawabannya sederhana – mereka mengharapkan ‘efek Jokowi’,” kata Denny.

Analis lain mencatat bahwa Jokowi telah menjauhkan diri dari PDIP dan kepentingannya ketika ia bersiap untuk meninggalkan jabatannya dan mencoba menciptakan kekuatan politiknya sendiri.

Presiden Jokowi pada Peringatan Hari Konstitusi dan HUT ke-78 MPR RI, Jumat 18 Agustus 2023. Jokowi merestui keputusan putranya Kaesang Pangarep masuk PSI. (Youtube/Sekretariat Presiden)

Jokowi ketika ditanya mengenai keputusan Kaesang masuk PSI, mengatakan, silakan tanya kepada PSI dan Kaesang sendiri.

Dia mengatakan Kaesang itu sudah dewasa, sudah punya keluarga dan sudah punya rumah, maka dia harus bertanggung jawab. Keputusannya untuk masuk PSI pun mestinya sudah dihitung betul.

"Dalam keluarga, saya sudah terbiasa seperti itu," kata Jokowi.

Namun, sebagai ayah Jokowi mengakui merestui keputusan Kaesang untuk masuk PSI.

Apakah ada pesan? "Tidak ada. Sudah besar, sudah kebanyakan pesan," tandas Jokowi.

Kaesang menyebut ayahnya adalah salah satu inspirasinya.

“Dia adalah seseorang yang sangat saya cintai dan hormati dan saya ingin mengikuti jejaknya di dunia politik demi kebaikan negara,” kata Kaesang dalam keterangannya, Senin.

“Saya berharap PSI bisa menjadi rumah politik bagi generasi muda yang ingin berpolitik dan membawa perubahan positif bagi Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Ganjar Pranowo - Prabowo Subianto Miliki Kesamaan Lanjutkan Prestasi Jokowi

PSI didirikan pada tahun 2014, tak lama setelah kemenangan presiden pertama Jokowi dan mengklaim mewakili kepentingan perempuan, pemuda, dan minoritas. Ia juga mendukung kebijakan Jokowi dan mendukungnya pada Pilpres 2019.

Jokowi akan berhenti menjabat pada tahun 2024 karena presiden tidak dapat menjabat lebih dari dua periode.

PSI belum mencapai kesuksesan pemilu yang signifikan di tingkat nasional. Partai ini gagal mendapatkan kursi di parlemen nasional pada pemilu tahun 2019, namun berhasil memenangkan beberapa kursi di legislatif provinsi dan kabupaten.

Kaesang akan menghadapi tantangan berat untuk menjadikan PSI sebagai partai parlementer, kata Wasisto Raharjo Jati, peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional.

“Perlu banyak usaha dan proses yang panjang,” ujarnya kepada BenarNews.

(eurasiareview.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini