POS-KUPANG.COM - Pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), Benny Wenda, dengan tegas mengatakan bahwa pihaknya tidak meminta kemerdekaan, tapi ingin menjadi anggota penuh MSG ( Melanesian Spearhead Group).
Hal itu dikemukakan Benny Wenda di sela mengikuti pertemuan para pemimpin negara-negara Melanesia di Port Vila Vanuatu, Rabu 23 Agustus 2023.
"Kami telah dibunuh, kami telah disiksa, kami telah dipenjara (oleh pasukan keamanan Indonesia)" katanya.
"Jadi, hidup dengan Indonesia selama 60 tahun dan tidak ada harapan. Kami tidak aman. Itulah mengapa inilah [KTT Pemimpin Melanesia] untuk membuat keputusan yang tepat."
Pihak Indonesia selaku salah satu anggota MSG juga mengirimkan delegasinya pada pertemuan tersebut.
Wenda mengatakan "tidak biasa" bagi Indonesia untuk membawa "hingga 15 orang" sebagai bagian dari delegasinya.
Para pemimpin Melanesia, katanya, mampu menangani masalah regional mereka sendiri.
"Kenapa (Indonesia) ada di sini; (apa) yang mereka takutkan," tanyanya.
“Ketika kami menjadi anggota penuh, kami siap untuk terlibat (dengan Indonesia) dan mencari solusi; itulah tujuan kami. Ini adalah bagian dari solusi damai.”
Benny Wenda telah menyatakan keyakinannya bahwa pertemuan para pemimpin di Vanuatu akan memberikan ULMWP keanggotaan penuh di Melanesian Spearhead Group (MSG).
Wenda berada di Port Vila untuk menghadiri KTT Pemimpin MSG ke-22, yang merupakan KTT Pemimpin MSG tatap muka pertama yang pertama sejak tahun 2018.
"Saya sangat percaya diri," katanya, seraya menambahkan "seluruh dunia menyaksikan dan ini adalah ujian bagi para pemimpin untuk melihat apakah mereka akan menyelamatkan Papua Barat."
Ketua MSG dan Perdana Menteri Vanuatu Alatoi Ismail Kalsakau telah mengkonfirmasi aplikasi ULMWP untuk menjadi anggota penuh akan menjadi prioritas utama bagi para pemimpin.
Wenda mengatakan kepada RNZ Pacific bahwa gerakan pembebasan Papua Barat telah melobi untuk menjadi bagian dari agenda MSG selama lebih dari satu dekade, tanpa hasil. Gerakan tersebut saat ini memiliki status pengamat dalam MSG.
Namun, dia yakin tahun ini mereka akhirnya mendapatkan kesempatannya (untuk menjadi anggota penuh MSG)
Wenda mengatakan semua cabang ULMWP ada di Port Vila, termasuk Dewan Gereja Papua Barat dan kepala suku, dan "kami menantikan untuk menjadi anggota penuh".
“Itu impian kami, keinginan kami. Berdasarkan darah, dan ras, kami berhak menjadi anggota penuh,” ujarnya.
Indonesia, salah satu anggota asosiasi MSG, juga hadir, dengan delegasi terbesar dari seluruh negara yang hadir pada pertemuan tersebut.
RNZ Pacific telah menghubungi pejabat Indonesia untuk wawancara di Port Vila.
KTT ke-22 MSG di Port Vila diikuti para kepala pemerintahan dari Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon dan pemimpin FLNKS Kaledonia Baru.
Sub-kelompok regional ini bertemu di sela-sela pertemuan para pemimpin Forum Kepulauan Pasifik pada bulan Juli tahun lalu untuk serah terima peran ketua dari PNG ke Vanuatu.
Namun minggu ini telah menjadi pertemuan penuh pertama sejak pertemuan terakhir para pemimpin di Port Moresby sebelum pandemi Covid-19, pada Februari 2018.
Tema pertemuan tahun ini adalah 'MSG, Menjadi Relevan & Berpengaruh'. Sudah 15 tahun sejak Vanuatu terakhir kali menjadi tuan rumah KTT Pemimpin, yang merupakan badan pengambil keputusan terkemuka di MSG.
Ini adalah kelompok yang didirikan 35 tahun lalu untuk mewakili dan memajukan kepentingan Melanesia dan rakyatnya.
Selama satu dekade terakhir, Leaders' Summit telah membahas isu seruan penduduk asli Papua agar United Liberation Movement for West Papua (ULMUL) untuk menjadi anggota penuh MSG.
Namun momentum untuk mewujudkan hal tersebut tampaknya semakin kuat.
Pada tahun 2018, para pemimpin MSG menyetujui permohonan keanggotaan penuh ULMWP dan merujuknya ke Sekretariat MSG “untuk diproses” berdasarkan pedoman keanggotaan barunya.
Pekan ini, Perdana Menteri Vanuatu Alatoi Ishmael Kalsakau mengkonfirmasi kepada RNZ Pacific bahwa sebagai ketuanya, Vanuatu akan “memohon keterbukaan pikiran MSG” mengenai kekejaman di Papua Barat, dan menambahkan bahwa “mudah-mudahan semuanya akan berjalan baik”.
“Ini akan menjadi pertemuan dua hari di mana kita dapat membahas isu-isu yang menjadi perhatian di antara keluarga Melanesia dan menghasilkan resolusi yang dapat membantu kita dalam mempertahankan dan mempertahankan keanggotaan kita sebagai sebuah kelompok,” kata Kalsakau sebelumnya.
(rnz.co.nz)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS