Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Adian Napitupulu: Kenapa Lu Begitu Budiman Sudjatmiko?

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu dan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis 10 Agustus 2023.

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu belum mau berkomentar banyak soal manuver yang dilakukan rekan separtainya, Budiman Sudjatmiko yang menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu.

Pasalnya, hingga saat ini Adian Napitupulu mengaku belum bertemu dan berkomunikasi secara langsung dengan Budiman Sudjatmiko.

Namun, AdianNapitupulu  menegaskan bahwa dirinya tidak terpengaruh terhadap manuver yang dilakukan rekan sesama aktivis di era reformasi 1998 itu.

Menurut dia, ada atau tidaknya Budiman Sudjatmiko dalam langkah pemenangan bakal calon presiden (Bacapres) 2024 Ganjar Pranowo, dirinya bakal fokus bekerja bersama seluruh elemen parpol pendukung dan organ relawan.

Hal itu diungkapkan Adian Napitupulu saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Kamis 10 Agustus 2023.

"Kita tidak berpengaruh terhadap langkah apapun yang dia lakukan. Perjuangan kita itu akan tetap kita lanjutkan bersama Budiman ataupun tanpa Budiman," tegas Adian.

Wakil Ketua Tim Koordiator Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo ini pun mengulas soal perjalanan panjangan partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri tersebut.

Menurut Adian, PDIP pernah melawati masa-masa paling sulit saat peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau peristiwa Kudatuli di masa Orde Baru.

Sehingga, pihaknya lebih memilih fokus pada tujuan memenangkan Ganjar Pranowo.

Adian juga ingin menyampaikan pesan khusus yang bakal ditanyakan kepada Budiman Sudjatmiko ketika bertemu di dalam sebuah kesempatan.

Di mana, dia akan menanyai Budiman soal maksud pertemuannya dengan Prabowo.

Selain itu, Adian juga mengaku mendapat pertanyaan dan kritikan dari para aktivis reformasi 98 soal langkah Budiman Sudjatmiko tersebut. Sehingga, dikesempatan berikutnya saat bertemu Budiman, hal tersebut akan disampaikan langsung oleh Adian.

Berikut petikan Wawancara Eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Adian Napitupulu terkait manuver Budiman Sudjatmiko:

Bang Adian, selama ini banyak manuver politik yang semakin kencang dan kadang-kadang membuat kontroversi. Bisa ditanggapi apa yang dilakukan oleh Bang Budiman yang terkait pertemuannya dengan Pak Prabowo, itu buat abang biasa saja atau seperti apa?

Saya berharap mau mengomentari setelah saya bertemu dengan Budiman, sampai sekarang belum pernah bertemu.

Tetapi bahwa kita tidak berpengaruh terhadap langkah apapun yang dilakukan. Perjuangan kita itu akan tetap kita lanjutkan bersama Budiman ataupun tanpa Budiman.

Jadi jalan terus saja ya Bang Adian?

Jalan terus dong, PDIP pernah menghadapi situasi yang lebih parah, lebih sulit tahun 1996, kita buktikan kita bisa melewati situasi itu.

Situasi yang belum pernah dialami oleh sekian partai-partia lain. Di represi, ditangkapi, dikejar, disegala macem.

Ini pertanyaan pamungkas, ketika nanti ada kesempatan bertemu dengan Bang Budiman, yang ingin abang tanyakan apa kira-kira?

Sama Budiman, kenapa lu begitu Bud?

Saya tidak setuju pendapatmu, tapi hal menyampaikan pendapat akan saya bela sampai mati.

Tapi jangan salah, saya sampai pada posisi ini tidak sendirian. Ada banyak orang yang berkorban untuk ide-ide itu, untuk situasi yang kita dapatkan hari ini.

Apa benar juga, abang banyak menerima kekecewaan dari para aktivis 98 tekait sikapnya Budiman Sudjatmiko?

Kita bisa browsing di media, berapa banyak mereka konferensi pers, mereka di sosial media, bagaimana mereka mengungkapkan kekecewaan itu, itu kan banyak.

Belum yang ngomong langsung ke saya kan banyak.

Yang ngomong langsung ke Bang Adian, kekecewaannya karena apa?

Ya banyak, kenapa. Ada banyak peristiwa yang belum terungkap, yang kemudian harus dijelaskan oleh negara dan pengakuan bahwa itu adalah pelanggaran HAM berat itu sudah diakui oleh negara kan.

Satu dari 12 pelanggaran HAM berat itu. Kita selesaikan dulu pengungkapannya.

Ada peristiwa saat itu 189 perempuan diperkosa dalam satu hari, diperkosa, dan sampai 25 tahun tidak ada pelakukanya, ada ratusan orang meninggal terbakar, di klender, sampai hari ini tidak ada pelakukanya.

Kemudian sekian banyak gedung terbakar, ada kerusahan diberbagai kota serentak, bahwa relatif bersamaan, tidak ada pelakuknya, ada sekian banyak korban penculikan, tidak ada pelakunya, lalu kita mau jadi negata apa gitu loh.

Ada peristiwa kejahatan luar biasa yang kemudian negara tidak sanggup membongkarnya selama 25 tahun. Kalau saya bicara ini, dendam, bukan. Ini demi kebaikan negara kita ke depan.

Bagaimana mencegah agar peristiwa serupa tidak berulang dikemudian hari, sampaikan terus kepada rakyat. (tribun network/yuda)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

 

Berita Terkini