POS-KUPANG.COM, ENDE - Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD menyempatkan untuk membasuh tangan dari air Sumur Bung Karno saat mengunjungi rumah pengasingan Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno di Ende Flores NTT.
Saat kunjungan ke Rumah Pengasingan Bung Karno itu, Mahfud MD didampingi Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi, Bupati Ende Djafar Ahmad dan sejumlah pejabat.
Rombongan Menko Polhukam itu tiba di Rumah Pengasingan Bung Karno yang terletak di Jalan Perwira, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Tengah, Kamis (1/6/2023) sekira pukul 07.30 WITA.
Saat berada di dalam rumah pengasingan itu, Plt Menkominfo juga meninjau barang barang peninggalan Bung Karno yang masih tertata.
Baca juga: Kenakan Ragi Lambu Luka Lesu, Menko Polhukam Mahfud MD Pimpin Upacara Hari Pancasila di Ende Flores
Penjaga Rumah Pengasingan Bung Karno, Safrudin, mengatakan usai Mahfud MD melihat barang-barang peninggalan Bung Karno dan membasuh tangan di sumur peninggalan Bung Karno yang terletak di belakang rumah, ia juga berpesan agar tetap menjaga situs bersejarah itu.
Kunjungan Mahfud MD ke Rumah Pengasingan Bung Karno itu dilakukan sebelum memimpin upacara peringaran Hari Pancasila tahun 2023 di Lapangan Presiden Soekarno atau Lapangan Perse Ende.
Rumah Pengasingan Bung Karno itu diresmikan sebagai “Rumah Museum” pada tanggal 16 Mei 1954 saat kunjungan kedua Soekarno - nama resmi Bung Karno, setelah dirinya menjadi Presiden Indonesia.
Sebelumnya, pada tahun 1951 atau setelah enam tahun Indonesia merdeka, Soekarno juga mengunjungi Ende untuk pertama kalinya sebagai Presiden Indonesia.
Baca juga: Begini Kesaksian Saffrudin 20 Tahun Jaga Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende
Pada kesempatan itu, Soekarno bertemu Haji Abdullah Ambuwaru selaku pemilik rumah dan menyatakan keinginannya agar rumah tersebut dijadikan museum.
Rumah Pengasingan Bung Karno ditempati oleh proklamator sejak dibuang ke Ende Flores pada 28 Desember 1933 atas dasar tuduhan kegiatan politik yang membahayakan. Sebelumnya, ia dipenjarakan selama delapan bulan tanpa proses pengadilan setelah ditangkap Belanda.
Bung Karno yang saat itu berusia 32 tahun, tinggal berserta istrinya, Inggit Garnasih; mertuanya, Ibu Amsi; dan kedua anak angkatnya, Ratna Juami dan Kartika menghabiskan waktu mereka selama empat tahun.
Pada tanggal 18 Oktober 1938, Bung Karno dipindah dari Ende ke Bengkulu. (ian)
Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS