Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofri Fuka
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, berbuah sial bagi warga di Desa Mahekelan, Rabu 12 April 2023.
Pasalnya, guyuran hujan yang diketahui rutin turun selama seminggu terakhir mengakibatkan kompleks perumahan milik warga diterjang banjir.
"Banjir tersebut bergerak dari arah hulu (wilayah pegunungan)," demikian kata Yuliana Tokan, warga Desa Mahekelan saat dijumpai POS-KUPANG.COM di posko pengungsian Aula Kantor Camat Waigete.
Baca juga: Sepucuk Surat dari Ibu-Ibu di Waigete Sikka untuk Istri Sekjen DPP PDI-P Hasto Kristiyanto
Hingga kini informasi yang diperoleh POS-KUPANG.COM, sebanyak 3 dusun di Desa Mahekelan yang terdampak resiko banjir mengungsi ke kantor camat. Warga yang mengungsi terdiri dari orang dewasa hingga anak kecil.
Yuliana yang notabene tinggal di wilayah pinggiran kali di Desa Mahekelan menceritakan ternyata tak hanya banjir saja yang menjadi keluhan warga Mahekelan namun juga sakit penyakit yang timbul akibat aktivitas penambangan galian C di Desa Mahekelan.
Yuliana Tokan memperjelas bahwa penyakit yang diderita warga yakni ISPA. ISPA adalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh infeksi pernapasan atau bakteri di saluran pernapasan. Penyakit tersebut, menurut Yuliana, didapat warga dari tebaran debu yang terhirup dari kendaraan bermuatan material galian C.
"Tak hanya anak kecil yang menderita penyakit ISPA saja tapi kami orang dewasa juga dapat. Dan, itu dikarenakan tebaran debu dari muatan kendaran yang dihirup terus menerus oleh kami yang membuat sesak napas," ungkapnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Lakalantas di Sikka, Dua Tewas, Tiga Orang Luka Berat
Yuliana menlanjutkan, penyakit seperti itu baru muncul semenjak proyek penambangan Galian C dioperasikan. Bahkan, ia mengaku tak hanya manusia yang terdampak, perabotan milik warga pun terpapar debu dari aktivitas galian C tersebut.
"Itu kadang tuh perabotan seperti periuk, pokoknya barang-barang dapur itu penuh dengan debu. Kita pusing juga untuk bersihkan terus menerus," ucapnya.
Sehingga, ia mengharapkan kepada pemerintah agar menyikapi hal ini sehingga warga terbebas dari penyakit ISPA.
"Ini memang sudah sangat memprihatinkan. Kita harap pemerintah bisa segera tindak lanjuti. Karena akan berdampak sangat buruk untuk kesehatan. Apalagi bagi anak-anak," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Mahekelan, Wilem Woda kepada TribunFlores.com mengatakan bahwa, keluhan warga tersebut adalah benar adanya.
"Kita harus menerima apa yang dikeluhkan oleh warga tersebut karena hal itu menjadi sangat penting dan harus jadi perhatian bersama. Penyakit-penyakit itu disebabkan oleh kendaraan yang bawa material namun tidak tertutupi," ungkapnya.
Baca juga: Jelang Perayaan Paskah dan Idul Fitri, Pemerintah Kabupaten Sikka Gelar Pasar Murah
Perihal ancaman banjir yang masuk tahap siaga, Wilem menuturkan, persoalan utamanya adalah tidak adanya reklamasi terhadap galian yang telah dibuat.
"Inikan tidak ada reklamasi. Digali habis tanpa direklamasi lagi. sehingga air ini masuk ke kubangan. lalu jalur air di kali juga sudah tertutup maka semua kubangan hasil galian itu sudah tergenang dia tampias lalu sekitar satu atau dua dusun ini dia babat rata," jelasnya.
Yang berikut, kata Wilem, akibat tambang tersebut jalur air di kali sudah tak beraturan lagi.
Kondisi memperihatinkan seperti ini pernah disuarakan oleh masyarakat hingga lembaga pemerintah desa namun yang memberikan izin penambangan adalah wewenang dari dinas lingkungan hidup.
"Mereka yang member izin. Selain itu juga lokasi tersebut juga disewakan jadi kita mau salahkan pemerintah juga kenyataannya ada izinannya lalu ada juga sewa tanah. Namun kita akan tetap berusaha untuk mencari solusi terbaik menyelesaikan persoalan ini," tutupnya.
Hanya Pakaian di Badan
Hanya mengenakan pakaian di badan, ratusan warga Desa Nahekelen mengungsi di aula Kantor Camat Waigete, Kabupaten Sikka, Rabu malam 12 April 2023
Bendina Hortesia (61), warga RT 013, Desa Nahekelen yang ikut mengunsi di aula Kantor Camat Waigete menerangkan, hujan yang menguyur sejak sore mengakibatkan kali Waigete meluap.
Bendina yang mengalami stroke mengaku dievakuasi oleh BPBD Sikka dari rumahnya yang berada di tepi kali Waigete. Rumah yang ia tempati bersama suaminya.
"Suami saya masih di rumah, karena jaga babi dan ayama takut orang curi. Dia bisa lari dan suruh saya lebih dulu mengunsi. Saya hanya bawa pakaian di badan saha," ungkap Bendina
Pantuan POS-KUPANG.COM, di aula Kantor Camat Waigete, tampak warga yang mengungsi hanya mengenakan sarung dan pakaian di badan.
Warga yang mengungsi di aula dominasi ibu-ibu, balita, anak-anak dan lansia. Mereka tidur dilantai tanpa alas atau tikar. Sementara yang lain duduk di kursi plastik.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS